Part 19

867 64 5
                                        

Happy Reading 💕

Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit Jihoon melamun, sangat bahaya sekali karena dia menyetir mobil sendiri. Beberapa kali ia ngerem mendadak hampir menabrak kendaraan yang ada di depan nya. Im Seon Woo, ah anak itu membuat konsentrasi Jihoon buyar. Bagaimana mungkin ia percaya bahwa anak itu adalah putra dari Nayeon, firasat nya mengatakan Seon Woo putra nya, firasat seorang bubu terhadap anak nya. Ia harus segera cari tahu,  jika benar Seon Woo putra nya maka Nayeon harus dihukum karena telah berani memanipulasi kematian sang putra dan juga menculik Sunoo selama 14 tahun, dasar wanita ular itu.

Begitu tiba di rumah sakit ia langsung ajak sang bibi untuk bicara empat mata, soal Seon Woo dan Nayeon adalah perkara serius. Suami dan putri nya untuk saat ini tak perlu tahu dahulu.
Di kursi kayu yang di cat warna putih mereka duduk berdampingan.

" Ada apa Jihoon ? Apa ada hal serius ?"

"Bibi aku pikir Sunoo masih hidup Bi "

"Jihoon, apa kau habis terbentur sesuatu ? "Jieun pikir ucapan Jihoon tidak masuk akal sama sekali.

"Bibi aku serius, Sunoo masih hidup, Nayeon menculik nya "

"Jihoon jangan mengada-ngada "

"Bibi ,aku mohon percaya pada ku, ayo bantu aku untuk membuktikan bahwa dia putra ku, Bi "wajah Jihoon nampak begitu memohon pada Jieun.













Jihoon masuk ke ruang rawat sang putri, Soonyoung ada di sana tampak begitu murung. Apakah sang putri mendiamkan ayah nya ?

"Sunny sayang sudah baikan ?"

"Bubu,  aku ingin pindah sekolah "

"Kenapa harus pindah sekolah ? Putri bubu tidak salah, bubu sedang cari keadilan pada pihak sekolah meski yang bubu dapat malah skorsing untuk mu "

"Bubu,  Sunny sungguh tak mau sekolah di sana lagi Bubu, lebih baik kita kembali ke desa saja Bubu, disini orang orang jahat semua bubu hiks hiks "Jihoon peluk tubuh sang putri yang saat ini nampak begitu rapuh.

"Putri bubu ini kuat,  jangan menjadi lemah karena di rundung, bukan dosa jika Sunny terlahir dari pasangan sesama jenis. Bukan salah Sunny lahir dari pria berahim seperti bubu, dan jangan pernah malu memiliki ayah yang kena gangguan mental seperti Ayahmu "

"Tapi ejekan mereka sangat menyakitkan bubu, hati Sunny sakit ! Sunny tidak sanggup mendengar nya hiks hiks, bahkan Yena juga sama seperti mereka bubu hiks hiks "Jihoon elus punggung sang putri penuh sayang, Soonyoung yang merasa tak berguna hendak pergi dari sana tapi tangan nya di tahan oleh Jihoon. Tatapan Jihoon seolah berkata bahwa Soonyoung tak boleh pergi dari ruangan itu, Jihoon juga butuh Soonyoung untuk menguatkan hati nya.  Orang tua mana yang tidak meradang dengan keadaan yang di alami putri nya, Jihoon tahu betul ini berat untuk sang putri tapi dia juga tak boleh terlihat lemah di depan sang putri, sehancur apapun perasaan nya saat ini, yang harus putri nya lihat adalah bahwa Jihoon sosok yang kuat, ya itu saja.

****

Sejak kecurigaan nya terhadap Seon Woo, Jihoon diam-diam memantau kegiatan remaja itu setiap hari nya. Hati Jihoon teriris saat tahu bahwa sang putra begitu kesulitan menjalani hidup selama ini. Sekolah mengandalakan beasiswa, tempat tinggal nya di komplek yang kumuh. Jauh dari kata layak, usai pulang sekolah membantu Nayeon berjualan di pinggir jalan. Melihat Nayeon tampak kesulitan sekarang, Jihoon mulai merasa bersalah, mungkin dia dulu sudah keterlaluan telah menghancurkan karir Nayeon .

Ponsel Jihoon berbunyi itu dari sang bibi.

"Hallo Jihoon "

"Iya bi...apa hasil nya ? "

"Aku sudah menyelidiki nya, suster yang dulu membuat kesaksian bahwa Sunoo telah meninggal berkata bahwa dia diancam seseorang agar memberi kesaksian palsu, putra mu memang di bawa pergi oleh seseorang berhoodie itu "

"Apa suster itu tak mengenali wajah nya, Bi ?"

"Sayang nya tidak, Jihoon mungkin benar dugaan mu, anak itu putra mu, segera saja lakukan tes DNA biar semua jelas Jihoon "

Telepon dimatikan, air mata mengalir di pipi,  Jihoon masih mengawasi kegiatan Seon Woo dari dalam mobil.

"Putra ku ... Maafkan bubu nak "

Hampir 3 jam, Jihoon hanya terus memandangi Seon Woo dari dalam mobil . Seon Woo nampak begitu menyayangi Nayeon, dan wanita ular itu memerankan peran seorang ibu dengan sangat baik. Pasti akan sulit mengambil kepercayaan Seon Woo, efek dari kebohongan yang Nayeon ciptakan sangatlah besar.

"Maaf tuan kami sudah mau tutup "sahut Seon Woo yang sibuk merapihkan peralatan dagang nya  tanpa melihat siapa yang datang .

"Sunoo "sahut Jihoon lirih, remaja itu kini menatap Jihoon, mata nya langsung di penuhi kilatan benci.

"Untuk apa anda datang kesini ? Untuk mengolok-olok pekerjaan ibu ku ? Untuk menghina kami karena kami miskin ? "

"Sunoo, nak bukan begitu "Jihoon ingin sekali menyentuh rambut Sunoo tapi langsung di tepis oleh Nayeon.

Wanita itu mendorong tubuh Sunoo ke belakang tubuh nya.

"Mau apa kau kemari hah ! Mau pamer kebahagian setelah merebut ayah nya Seon Woo iya !"

"Nayeon berhentilah bersandiwara ! Aku tidak pernah merebut Soonyoung dari mu !"

"Kau sungguh laki-laki yang tidak tahu diri Jihoon ! Pergi ! Jangan usik kehidupan ku dengan putra semata wayang ku !"

"Putra semata wayang mu ! Dia putra ku yang aku culik Nayeon !!! Jangan bicara omong kosong ! Sudahi kebohongan mu itu ! Jika Sunoo lakukan tes DNA maka akan terbukti bahwa dia adalah putra ku !"

"Tuan Jihoon yang terhormat apa anda sedang berhalusinasi ? Namaku Im Seon Woo bukan Sunoo! Belum cukup jadi perebut ayahku dan sekarang anda berkata bahwa aku putra anda ?! Aku tidak sudi lahir dari rahim seorang pria gay menjijikan seperti anda ! Camkan itu !"Seon Woo menarik tangan Nayeon untuk pergi dari tempat itu sambil membawa peralatan dagang mereka.

Tak ada yang lebih sakit dari tak di akui sebagai seorang bubu, dulu saat Jihoon kecil dan di nyatakan memiliki rahim, kedua orang tua nya membuang nya karena di anggap sebagai manusia cacat. Itu sangat menyakitkan dan sekarang ia juga di buang putra nya sendiri ? Kenapa garis yang Tuhan tulis begitu menyakitkan? Jihoon hanya ingin hidup sederhana dan bahagia bersama suami dan kedua anak nya itu saja, tapi kenapa Tuhan berikan cobaan tiada henti pada dirinya, ia lelah pura-pura kuat.  Ia juga butuh bahu untuk bersandar, ia lelah dengan segala tekanan dalam hidup nya.

Jihoon  menangis sambil berjongkok di pinggir jalan, tangisan yang begitu pilu dan hanya di saksikan oleh orang-orang yang berlalu lalang.

"Jihoon ...haruskah aku turun tangan sekarang ? Selama ini kau pasti sangat menderita. Ini semua salahku, ini semua gara-gara aku seharusnya kau lah yang hidup bahagia dengan limpahan materi dan bukan nya aku "

tbc

Sorry for typo

Thanks for reading

Voment and follow me 💗

Idiot Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang