Happy Reading 😘
Raut kecewa terlihat jelas di wajah Jihoon saat mendengar suara dari alat yang tersambung dengan alat penyadap di ponsel Yunjin . Rupanya Yena di kirim ke mansion Sunghoon untuk jadi mata-mata, Jihoon menyayangkan hal itu . Bukankah rasa dendam Yunjin adalah pada dirinya kenapa harus melibat kan anak-anak ? Jihoon tahu bahwa dendam Yunjin dan Nayeon tak bisa di sepelekan, bibi nya bahkan meninggal karena ulah mereka. Jadi mungkin mereka akan puas jika Jihoon mati, baiklah jika itu yang mereka ingin kan tapi sebelum dia mati dia ingin suami dan si kembar selamat.
Sunghoon tak setuju dengan ide gila Jihoon, dia datang untuk menolong Jihoon lantas kenapa justru Jihoon mendorong nya untuk pergi.
"Aku tidak bisa Jihoon, kau sudah hilang akal ? Kita bisa pergi sama-sama, lupakan soal dendam ini, pergi yang jauh "
"Sunghoon kau lah satu-satu nya harapan ku, bawa mereka pergi yang jauh, bisa kan ? "Tatapan Jihoon begitu memohon, Yena yang menguping sejak tadi langsung memberi tahu pada sang Mommy rencana Jihoon barusan. Dia juga peringatkan sang mommy agar mengecek ponsel nya karena di sana ada alat pelacak yang memudahkan Jihoon dan Sunghoon untuk mengetahui gerak-gerik mereka.
Sunghoon langsung memesan tiket pesawat untuk 4 orang besok, sekarang Jihoon sedang menghabiskan waktu terakhir nya dengan suami dan si kembar . Setelah malam ini entah mereka akan bertemu lagi atau tidak, Jihoon yakin dia semakin dekat dengan kematian nya. Sementara Yena di kurung di gudang, ponsel nya di tahan oleh Sunghoon. Gadis kecil itu rupanya seekor rubah yang cukup berbahaya.
Sunny dan Sunoo sibuk berkaraoke ria, mereka amat begitu bahagia, bahkan Sunny terlihat begitu energik. Soonyoung tiduran di paha Jihoon, Jihoon tersenyum sambil memainkan rambut sang suami.
"Jihoonie ...jika saja dedek bayik masih hidup kamar ini akan ramai sekali kan Jihoonie ?"
"Dedek bayik sudah bahagia di surga sayang, bersama dengan mama dan Bibi Jieun"
"Soonie ingin ketemu dedek bayik, rasanya rindu sekali !"
"Soonie apa sih yang kau bicarakan ! Jangan ngawur ah, kau ingin meninggalkan aku dan anak-anak hah !"Jihoon mencubit hidung sang suami
"Jihoonie tidak sendirian, kan ada anak-anak, ada Jungchan dan Sunghoon juga sama Jihoonie "
Soonyoung aku tak ingin menangisi malam terkahir kita, apa kau bisa merasakan bahwa aku akan segera pergi dari dunia ini ?
Setetes air mata jatuh ke pipi Soonyoung itu air mata Jihoon, Soonyoung langsung bangun dan menangkup pipi Jihoon.
"Jihoonie kenapa menangis ? Apa Soonie salah bicara ? "
"Tidak sayang, aku hanya terlalu mencintai mu hingga aku tak ingin pisah dengan mu, aku ingin selama nya dengan mu dengan anak-anak kita "
"Jihoonie tentu saja kita akan selalu bersama, gak ada yang bisa memisahkan kita kecuali kematian "
"Jangan sebut kata itu, aku benci Soonyoung !"Jihoon menangis lantas Soonyoung mendekap nya, Sunoo dan Sunny langsung berlari ke kasur ikut memeluk kedua orang tua mereka.
"Bubu jangan menangis, apa ayah nakal ?" Tanya Sunny
"Bubu mu takut sendiri jika yayah pergi nyusul dedek bayik "
"Bubu tidak sendiri kan ada Sunoo "
"Dan juga Sunny "imbuh Sunoo
"Tidak, karena Sunny akan mengikuti kemana pun ayah pergi jadi Sunoo yang harus jaga bubu "
"Kalian bicara apa sih ! Tidak akan ada yang pergi, kita akan selalu bersama -sama "sahut Jihoon
Mereka berpelukan erat dan entah kenapa semua nya menangis bersama-sama.
****
Jihoon meminta Soonyoung dan si kembar serta Sunghoon berangkat duluan ke bandara karena dia berkilah ada urusan yang perlu dia selesai kan dahulu. Soonyoung dan Sunny sudah masuk ke mobil duluan tinggal menunggu Sunghoon dan Sunoo yang masih bicara dengan Jihoon. Sunghoon benar-benar berat meninggalkan Jihoon sendiri, dia tak bisa.
"Biarkan aku bersama dengan mu, mereka biar sopir yang antar "
"Sunghoon tolong, aku percayakan segala nya pada mu, jangan buat mereka khawatir "
"Paman ayo, kenapa paman lama sekali ?"keluh Sunoo, Sunghoon berpelukan dengan Jihoon lalu menghampiri Sunoo menuju ke mobil.
Mobil sudah berlalu, Jihoon ucapkan selamat tinggal pada suami dan anak-anak nya.Kini dia menunggu kedatangan Yunjin dan Nayeon, malaikat maut nya yang akan segera datang. Jihoon masuk ke dalam mansion yang memang sudah di kosongkan, tempat ini dia yakini akan jadi tempat terakhir nya untuk bernafas. Dia duduk dengan gusar di sofa, meminum teh hijau di cangkir.
Suara pintu di buka terdengar jelas, langkah sepatu high heel semakin mendekat. Yunjin dan Nayeon sudah ada di depan mata nya kini.
"Kau sendirian Jihoon ?"
"Tidak, putri mu ada di gudang "Jihoon melempar senyum
"Dimana kunci nya brengsek !"Yunjin mencengkram dagu Jihoon
"Ada menggantung di dekat pintu "Nayeon langsung bergegas ke gudang untuk membebaskan Yena.
"Aku kira kalian akan datang bersama dengan pembunuh bayaran "
"Kenapa ? Apa kau ingin sekali mati Jihoon?" Yunjin tersenyum remeh
"Bukan kah kau ingin sekali membunuh ku ? "
"Tidak, membunuh mu itu terlalu mudah, lebih seru membuat mu menderita dan kau akan memilih mengakhiri hidup mu sendiri dari pada melanjut kan hidup mu "
Jihoon mencerna perkataan Yunjin, seperti nya firasat nya buruk sekali. Nayeon dan Yena datang dan menghampiri Yunjin.
"Mommy "
"Putri mommy baik-baik saja bukan ?"
"Iya mommy, ayo kita pulang ,aku ingin tidur "rengek Yena
"Lee Jihoon yang bodoh, saat ini yang harus kau khawatirkan adalah suami dan juga anak-anak mu !"sahut Nayeon lantas pergi begitu saja menyusul Yunjin dan Yena yang sudah pergi ke mobil duluan. Jihoon langsung mencoba menghubungi Sunghoon tapi ponsel nya tidak aktif . Lantas dia menghubungi ponsel Sunny.
"Hallo Sunny sayang ? Semua baik-baik saja kan ? "
"Bubu, kenapa tidak segera menyusul kami ? Bubu baik -baik saja kan ? "
"Bubu baik-baik saja sayang, tolong berikan ponsel nya pada ayahmu, bubu ingin bicara sebentar "
"Hallo Jihoonie sayang ..."
"Soonyoung jangan pergi ke bandara ayo putar balik saja ! Katakan itu pada Sunghoon !"
"Jihoonie...."
"Ayah ini bunyi apa ? Ayah ada bom di mobil ini ayah ayo keluar !"
"Apa yang terjadi Soonyoung ! Sunny !!! Keluar dari mobil itu !!! "
Duarrrrr
Suara ledakan begitu nyaring, Jihoon sampai menjatuhkan ponsel nya . Dia harap ini semua mimpi, tidak mungkin, suami dan anak-anak nya pasti baik -baik saja bukan ? Jihoon berlari keluar dari mansion, dia terus berucap tidak mungkin .
"Tidak mungkin !! Itu bukan suara ledakan ! Suami dan anak-anak ku baik-baik saja tidak mungkin !!!!" teriak Jihoon sambil terus berlari dan dia tersandung batu kerikil, dia jatuh terduduk di aspal. Dia menjerit penuh kepedihan, mengapa hidup nya se menderita ini ? Apakah Tuhan begitu membenci nya ?
"SOONYOUNG HIKS HIKS "
Sementara itu di mobil Yunjin dan Nayeon tertawa puas, mobil yang sudah di pasang bom itu pasti sudah meledak sekarang. Pagi tadi Yunjin sudah menyuruh orang untuk memasang bom di mobil Sunghoon. Ini lah cara Yunjin dan Nayeon menghancurkan Jihoon, mereka puas sekali karena dendam mereka sudah terbalas.
Tbc
Sorry for typo
Kabur ahhh pasti aku mau dimaki-maki 😂

KAMU SEDANG MEMBACA
Idiot Husband [ END ]
Fiksi PenggemarLee Jihoon lelaki yang di anugerahi rahim oleh sebab itu ketika dia hendak melamar wanita maka penolakan yang dia terima. Merasa kasian dengan nasib sang keponakan, sang bibi berinisiatif menjodohkan Jihoon dengan pemuda kaya raya namun memiliki gan...