Part 16

881 62 6
                                        

Happy Reading 💕

  Sepulang dari cafe Jihoon langsung bicara empat mata dengan sang putri, Jihoon tak tahu apa yang terjadi tapi ketika ia pulang ia melihat sang suami tengah menangis di depan pintu kamar sang putri . Jihoon  lantas menenangkan Soonyoung terlebih dahulu lalu setelah Soonyoung lebih tenang kini dia menemui sang putri . Sunny mau membuka kan pintu untuk sang bubu .

"Sunny... ada masalah apa di sekolah ? Kenapa kau limpahkan kekesalan mu pada ayah mu ?"Jihoonn membelai rambut sang putri .

"Sunny hanya sedang kesal dan tingkah ayah membuat Sunny semakin kesal "Sunny tak setega itu mengutarakan kekesalan hati nya karena di kucilkan di sekolah.
Jika bubu nya tahu bahwa sepupu nya yang telah membeberkan fakta bahwa Sunny terlahir dari pasangan sesama jenis pasti sang bubu akan buat perhitungan, sunny tahu betul watak sang bubu .

"Sunny sayang,kau tahu kan ayah mu itu spesial ? Hati nya sangat rapuh, jangan bentak dia, dia akan terluka sayang "

"Ayah itu terkena gangguan mental bukan dari lahir kan bubu ? Lantas kenapa tak buat ayah melakukan therapy agar bisa sembuh ?"

"Ayah mu sudah lakukan namun akhirnya dia tak ingin lanjut ke dokter lagi "

"Kenapa ? Sunny ingin ayah sembuh bubu !"

Sunny malu punya ayah idiot !

"Sunny sudah makan malam ? Ayo kita makan malam dulu dan minta maaf pada ayahmu atas tindakan mu tadi "bujuk Jihoon dan Sunny mau tak mau harus mengikuti sang bubu.













Seorang wanita dengan kacamata hitam memasuki tempat spa, satu bulan sekali wanita itu memang sering memanjakan tubuh nya di sana, ia tak ingin usia membuat kecantikan nya hilang . Ia berbaring di ranjang yang tersedia, dalam satu ruangan ada dua ranjang yang satu lagi sudah di pakai orang lain.

"Apa melelahkan ? Kau nampak nya begitu mendalami peran mu sebagai seorang ahjuma "

"Diam kau, gara- gara ide gila mu aku harus berjualan di pinggir jalan dan tinggal di kost an kumuh !"

"Hahahhaha tapi kan semua biaya hidup mu aku yang tanggung selama ini "

"Tentu saja itu kewajiban mu, aku sudah cukup sabar mengurusi putra dari ipar mu itu !"

"Im Nayeon sudah saat nya kita keluarkan bom yang selama ini kita simpan !"

"Huh Yunjin kau sungguh licik seperti penyihir "

Dah dua wanita itu tertawa bersama -sama, penculikan Sunoo dan membuat Sunoo di nyatakan meninggal itu adalah ide Yunjin . Rasa benci nya terhadap Jihoon dan Soonyoung tak pernah hilang. Im Nayeon yang tadi nya tak tertarik pada uang gara-gara karir hancur membuat dia mau bekerja sama dengan Yunjin,  tentu saja karena kehancuran karir nya itu karena Jihoon jadi mereka di pihak yang sama. 14 tahun waktu yang sangat lama, bom yang mereka persiapkan sudah waktu nya di lemparkan pada target.

****

Cafe begitu ramai akan pengunjung, Jihoon tersenyum melihat para pelayan begitu ramah dan gesit melayani pelanggan, dia berada di ruangan nya mengawasi para pekerja nya dari layar tv yang tersambung cctv ruangan.

"Jihoonie" sahut Soonyoung yang sedang mengecupi tangan sang suami.

"Hmmn apa Soonie ...."

"Jihoonie ....kookie pengen celup sosor "Jihoon terkekeh sudah sangat lama mereka tak menghabiskan waktu berdua, apalagi berhubungan badan sudah sangat lama sekali mereka tak melakukan nya

Jihoon mengecup bibir semi tebal Soonyoung, bibir mereka saling balas melumat. Jemari Jihoon menelusup ke rambut hitam Soonyoung, sementara jemari Soonyoung meremas bongkahan pantat Jihoon.

Tapi percumbuan mereka harus dihentikan ketika ada yang mengetuk ruangan mereka. Jihoon berbisik untuk melanjut kan kegiatan mereka nanti. Dia rapihkan pakaian nya sebelum akhirnya dia membuka kan pintu.

"Ada apa naeun ?"

"Pak maaf menganggu, tapi ada yang memaksa untuk melamar pekerjaan, padahal saya sudah bilang tak membuka lowongan pekerjaan lagi "

"Siapa?  Apa dia se usia mu ?"

"Dia nampak nya masih sekolah pak "

"Begitu, biar aku lihat dulu "

Jihoon mengikuti Naeun menuju ke depan cafe, remaja laki-laki  itu sedang duduk di pojok ruangan.

"Hallo "sapa Jihoon seraya duduk di kursi

"Pak bisa kah saya bekerja part time disini, saya sangat membutuhkan nya "

"Berapa usia mu ?"

"14 tahun "

"Kau masih muda, seharusnya kau sekarang sedang belajar di sekolah, aku tidak bisa memperkerjakan anak di bawah umur "

"Saya sangat butuh pekerjaan ini, saya ingin membantu ibu saya , ibu saya sakit dia tak bisa berjualan seperti biasa "raut wajah remaja di depan nya begitu menyedihkan, hati Jihoon tersentuh tapi dia tetap tak bisa memperkerjakan remaja di bawah umur. Usia 14 tahun mengingat kan Jihoon pada Sunny, tak semua remaja di luar sana seberuntung putri nya. Jihoon meminta remaja itu menunggu sebentar, dia lantas  masuk ke ruangan nya untuk mengambil sejumlah uang beserta kartu nama lantas ia berikan pada remaja di depan nya.

"Ini tak seberapa tapi mungkin akan sedikit membantu mu, jika kau sedang kesulitan bisa hubungi aku "sahut Jihoon

"Pak saya bukan pengemis, saya ingin bekerja agar hasilkan uang, maaf saya tak bisa terima uang bapak ! Permisi "remaja itu keluar cafe milik Jihoon.

Jihoon tertegun, harga diri remaja laki -laki itu sangat tinggi rupa nya. Jieun datang berkunjung dan tadi sempat ber papasan dengan remaja laki-laki yang barusan masuk ke cafe.

"Siapa tadi ?"

"Dia melamar pekerjaan disini tapi karena dia se usia Sunny aku menolak nya, aku berikan uang dan kartu nama tapi dia menolak nya "

"Cih harga diri nya tinggi sekali "

"Bibi kau sudah berumur kenapa bicaramu masih pedas saja "

"Jihoon kau ini jangan terlalu baik pada orang asing, modus penipuan zaman sekarang macam-macam model nya. Siapa yang tahu remaja tadi itu ada maksud tertentu pada mu "

"Bibi hentikan pemikiran negative mu pada orang lain itu tidak baik "

"Jihoon kau hampir memberikan uang secara cuma- cuma pada orang asing, jika kemudian hari ada lagi yang melakukan modus penipuan yang sama apa kau juga akan berikan uang secara cuma -cuma lagi ? Kau akan bangkrut jika begitu ! "

"Bibi astagah kau terlalu pelit "

"Kalau kau ingin beramal langsung saja ke panti asuhan jelas ada pengurus nya kenapa justru memberi uang pada orang asing hah !"

"Bibi kau terlalu tamak kau harus cari pasangan agar tidak melulu menomor satu kan uang "

"Jihoon apa kau sedang mengatai ku hah ! Single itu pilihan asal kau tahu !"

Dan perdebatan mereka masih berlanjut di iringi tawa renyah mereka tak pernah sungguh-sungguh berdebat.

Sementara remaja laki-laki yang tadi keluar dari cafe Jihoon masih berdiri mengawasi di sebrang cafe . Alasan dia datang ke cafe itu karena sang ibu baru saja menunjukan wajah ayah kandung dan si pria yang merebut ayah nya dari sang ibu. Tadi nya ia berharap bisa bertemu sang ayah namun malah pria perebut ayah nya yang menemui nya.

"Kau sudah merebut ayah ku dari ibu ku, kau menghancurkan keluarga yang seharusnya bahagia, dasar gay menjijikan !"sahut Seon Woo mengepalkan tangan nya.

Tbc

Sorry for typo

Thanks for reading

Voment and follow me 💗

Idiot Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang