7 | Mengusir Yang Diberi Perintah

1.2K 97 10
                                    

- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

Alwan langsung mengarahkan taksi online yang ditumpangi oleh seluruh anggota timnya, menuju ke arah rumah orangtuanya. Cici segera membantu mengeluarkan barang-barang yang dibawa oleh semua orang bersama Alwan, lalu meletakkan semuanya di teras rumah. Yasmita menyambut mereka semua dengan ramah dan begitu bahagia. Meski sakitnya belum benar-benar sembuh, nyatanya Yasmita terlihat sudah jauh lebih bersemangat daripada dua malam lalu saat Alwan baru tiba di rumah.

Setelah menyapa semua anggota tim yang Alwan miliki, Yasmita memutuskan memboyong Batagor dan Ketoprak ke dalam rumah. Tampaknya kedua kucing mahal itu akan menjadi tawanan Yasmita selama mereka berada di Desa Gayamsari, sehingga Tari maupun Ziva bisa bekerja dengan tenang tanpa perlu memusingkan hal lain. Setelah barang-barang di masukkan ke dalam beberapa kamar tamu di rumah orangtua Alwan, Raja pun segera meminta Alwan agar mengantar dirinya bersama Ziva dan Hani ke rumah orangtua Karin. Seperti yang Raja sudah janjikan pada Ziva, akhirnya hal itu benar-benar terlaksana hingga perasaan Ziva menjadi lebih lega.

Didi dan Fitri terlihat akan menyambut kedatangan Alwan bersama yang lainnya. Namun benar saja yang Alwan katakan mengenai hal ganjil yang begitu kuat di halaman rumah kedua orangtua Karin. Kedatangan mereka tidak hanya akan disambut oleh pemilik rumah, tapi juga beberapa makhluk halus yang sepertinya sengaja diperintah untuk mendiami halaman rumah tersebut sejak lama.

"Jangan keluar dari teras, Pak ... Bu ...! Tetap di sana saja!" Raja memberi peringatan dengan cepat.

Hal itu jelas membuat Didi dan Fitri merasa kaget, namun tetap mematuhi peringatan tersebut. Karin mencoba mengintip dari balik jendela kamarnya. Wanita itu merasa sedikit takut, karena sebenarnya ia sudah sangat sering melihat wujud makhluk-makhluk yang menjaga di halaman rumah kedua orangtuanya. Makhluk-makhluk itu selalu menampakkan wujudnya kepada Karin dengan sengaja, sehingga Karin selalu bisa melihatnya dengan jelas seorang diri. Hanya saja, ia tidak berani bicara mengenai hal itu. Ia takut, karena sudah sering diancam oleh makhluk-makhluk itu melalui mimpi. Namun saat melihat bahwa Alwan membawa teman-temannya dan mungkin akan menghadapi makhluk-makhluk halus itu, Karin merasa tidak bisa membiarkan mereka begitu saja. Ia takut akan terjadi sesuatu yang buruk pada mereka. Terutama pada Alwan yang kemarin sudah berusaha keras bertahan, ketika makhluk-makhluk itu mencoba mengusirnya dari halaman rumah tersebut.

Karin segera keluar dari kamarnya dan berlari sampai ke teras. Munculnya Karin terjadi tepat pada saat Ziva akan mengusir makhluk-makhluk itu dari halaman rumah milik Didi.

"Jangan! Jangan lakukan apa pun! Makhluk-makhluk halus itu akan menyakiti kamu!" teriak Karin, dengan tubuh gemetar hebat.

Raja--yang sedang melindungi Alwan dan Hani di balik punggungnya--langsung mengarahkan tatap kepada Karin. Alwan dan Hani sedang berusaha berkonsentrasi untuk menghadapi adanya energi negatif dari makhluk-makhluk halus yang Ziva hadapi. Sayangnya, konsentrasi mereka juga terpecah ketika mendengar teriakan Karin dari arah teras. Ziva balas menatap ke arah Karin dengan tenang seraya tersenyum.

"Tenang saja. Mereka tidak akan bisa berbuat apa-apa padaku. Dan aku jamin, Insya Allah mereka tidak akan lagi menakuti dirimu. Baik itu secara langsung ataupun melalui mimpi," janji Ziva.

Fitri dan Didi segera mencoba menenangkan Karin yang masih saja gemetaran. Ziva membuka tutup botol air mineral berukuran besar yang dipegangnya, lalu mulai membaca doa.

"A'udzubillah himinasy syaitonnirojim. Bismillahirrahmanirrahim. A'udzu bi wajhillahil kariim wa bi kalimatillahit tammati lati la yujawizuhunna barrun wala faajirun min syarri maa yanzilu minas sama'i, wa min syarri ma ya'ruju fiha, wa min syarri ma dzara'a fil ardhi, wa min syarri ma yakhruju minha, wa min fitanil laili wan nahari, wa min thoriqil laili wannahari, illa thariqan yanthiqu bi khairin, ya rahman. Robbi a'uudzubika min hamazaatisy syayaathiin wa a'udzubika robbi ayyahdhuruun," lirihnya, kemudian meniup air dalam botol sebanyak tiga kali.

Sesaat kemudian, Ziva segera menyiram seluruh area halaman rumah itu dengan air tersebut. Didi, Fitri, dan Karin menatapnya tanpa henti, sampai akhirnya hal yang Ziva lakukan selesai tanpa adanya hambatan. Makhluk-makhluk halus yang diperintah untuk berdiam di halaman rumah itu bahkan belum sempat menyerang Ziva, ketika akhirnya terusir dari sana. Karin bisa melihat semuanya dengan jelas. Wanita itu tampak jauh lebih lega setelah tidak ada lagi makhluk-makhluk halus yang terlihat di halaman rumah kedua orangtuanya. Hal itu membuat tubuh Karin melemas dan hampir jatuh ke lantai. Hani segera berlari ke arah teras dan ikut meraih tubuh Karin ke dalam dekapannya.

"Bawa Karin masuk, Han. Aku, Ziva, dan Al akan ikut masuk sebentar lagi," titah Raja.

"Oke, Ja," sahut Hani.

Raja dan Alwan mendekat pada Ziva yang baru selesai membentengi bagian halaman depan rumah itu. Botol yang sudah kosong ia serahkan pada Raja, agar bisa kembali dimasukkan ke dalam ransel.

"Jadi, apa yang kurasakan soal hal ganjil di halaman rumah ini benar adanya?" tanya Alwan.

"Iya, Al. Apa yang kamu rasakan itu benar adanya. Ada tiga makhluk halus yang sengaja diperintah untuk mendiami halaman rumah ini. Tampaknya hal itu sudah berlangsung cukup lama," jawab Ziva.

"Kamu hebat, Al, karena bisa menahan serangan makhluk-makhluk halus itu ketika mencoba mengusirmu. Pertahanan dirimu benar-benar kuat sehingga mereka sulit menembus pertahanan itu," tambah Raja, seraya menepuk-nepuk pundak Alwan.

"Lalu bagaimana dengan Karin? Kenapa dia berteriak seperti tadi, seakan dia sedang memperingatkan Ziva soal makhluk-makhluk halus itu? Apakah menurut kalian dia juga bisa melihat makhluk halus seperti kalian berdua?" Alwan terdengar penasaran.

"Kalau menurutku, Karin sama sekali tidak bisa melihat makhluk halus seperti kami, Al. Hanya saja, makhluk-makhluk halus yang mendiami halaman rumah ini sengaja menampakkan dirinya di hadapan Karin, agar Karin bisa ditundukkan pada akhirnya nanti," jelas Ziva.

"Ditundukkan? Siapa orang yang ingin menundukkan Karin? Apakah menurutmu ada salah satu orang di Desa ini yang ingin sekali memiliki Karin tapi merasa keinginannya tidak bisa kesampaian?" duga Alwan.

"Wah, sepertinya Mika memang benar kalau kamu itu sangat peka dalam hal apa pun. Ya, jawabannya sudah jelas bukan? Sudah pasti ada orang yang ingin sekali memiliki Karin, tapi merasa sadar diri kalau harapannya tidak akan kesampaian," ujar Raja.

"Oh, tolong jangan pakai kata 'sadar diri', Kakanda Rajaku," mohon Ziva. "Karena jika seseorang sadar diri bahwa harapannya tidak akan kesampaian, maka orang itu tidak akan mencoba menundukkan Karin dengan cara yang salah."

Tari, Rasyid, dan Mika akhirnya mendekat pada mereka tak lama kemudian. Ketiga orang itu sudah melihat semuanya dari halaman rumah orangtua Alwan, sehingga tidak perlu lagi mendapat penjelasan apa pun.

"Sebaiknya aku, Mika, dan Tari segera membentengi seluruh rumah ini seperti biasanya, sebagai tahap awal perkerjaan kita. Nanti baru setelah itu kami bertiga akan pergi bersama Alwan ke rumah Almarhum Kiayi Ahmadi," ujar Rasyid.

"Ya, aku setuju. Kalau begitu aku, Raja, dan Al akan masuk untuk menemui Karin yang butuh pertolongan awal," tanggap Ziva.

* * *

SAMPAI JUMPA BESOK 🥰

TELUH GANTUNG JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang