31. Pelayan Alana

24 6 0
                                    

Papan kayu gantung yang bertuliskan 'Lavonate Bakery' membuatku semakin yakin bahwa memang benar di sinilah alamat yang dari tadi aku cari-cari. Melihat ke arah jendela kaca bening yang begitu besar, yang terletak di samping pintu, terlihat kue-kue dari berbagai macam rasa yang tertata dengan sangat rapi.

Xel bergegas membuka pintu toko kuenya. Membuat bel kecil berbunyi nyaring, bersamaan dengan masuknya kami berdua ke dalam toko kue tersebut. Tokonya sangat bersih dan nyaman. Bau kue yang baru selesai dipanggang begitu harum memenuhi seisi ruangan. Walaupun hanya ada dua orang pelanggan, karyawan yang bekerja di sini sangatlah ramah dalam menyambut pelanggannya.

"Selamat datang!~ Anda berdua adalah pelanggan pertama kami hari ini.., jadi, anda berdua ingin memesan apa?"

Perempuan itu menyambut kami dengan hangat. Menyuguhkan kami buku daftar menu, segera ku lihat daftar menunya.

"Kalau begitu, aku pesan seperti biasanya.. strawberry shortcake dua. Dan untuk minumnya, americano satu." Ujar Xel, penuh semangat.

Karyawan perempuan itu mengangguk paham, setelah itu melihat ke arahku. Menandakan dia sedang menagih apa pesanan ku.

"Aku.. cheesecake satu, dan satu cappuccino."

Karyawan itu segera menulis pesanan kami. "Baik, pesanan anda berdua akan segera kami siapkan. Akan kami siapkan dengan sebaik-baiknya, mohon di tunggu beberapa saat lagi.. selagi menunggu, kami harap anda menikmati waktu yang nyaman."

"Emm, sebentar.. sebelum kamu pergi, bisa tolong nanti panggilkan Emely?" Pintaku.

"Baiklah, saya akan memanggilnya.. mungkin, nanti Emely juga yang akan mengantarkan pesanan anda berdua."

Xel kemudian juga angkat bicara. "Ah, aku baru ingat! Dan bawa juga sekalian karyawan yang sering mengobrol denganku."

Karyawan itu mengangguk paham.

"Baik, kalau begitu.. saya permisi dulu.." Pamitnya meninggalkan kami berdua.

Aku sedikit penasaran tentang siapa sebenarnya kenalan yang dimaksud oleh Xel. Dia juga bilang bahwa aku juga mengenal orang itu, makanya hal itu semakin menambah rasa penasaranku.

"Jadi, apa yang terjadi selama gue gak ada di sekolah? Lo udah ketemu mereka berdua kan?.. Gimana pendapat lo, soal mereka berdua?" Tanya Xel memulai pembicaraan.

"Kacau."

Xel tertawa mendengar pernyataanku. Setelah itu, aku mulai menceritakan semua hal yang terjadi di sekolah, selama dia tidak ada. Dari mulai kembalinya Arsen dan Lusia setelah pertukaran pelajar. Lusia yang menyambut ku secara khusus, sampai pada aku yang terjebak oleh jebakan yang dibuat oleh Lusia.

"Yah, untung saja ada Cassandra! Karena bukti yang dia berikan padaku cukup berharga." Pujiku pada Cassandra.

Ditengah pembicaraan kami, ternyata pesanan kami telah jadi. Emely membawa nampan yang di atasnya berisi kue dan juga minuman yang telah kami pesan. Emely menatanya dengan rapi.

"Terima kasih, Emely.." Ucapku yang dibalas senyuman oleh Emely.

Aku tidak sadar, ternyata dibelakang Emely ada seseorang yang sedang menghampiri meja kami. Apa dia adalah orang yang dimaksud oleh Xel?

"Anda datang lagi ya, tuan muda Alexio." Ujarnya entah mengapa suaranya sangat familiar di telingaku.

"Ya. Sudah lama tidak bertemu, Anne."

Deg!

Mataku seketika terbelalak menatap wajahnya. Kini aku bisa melihat wajahnya dengan begitu jelas. Benar kata Xel, dia adalah seseorang yang juga telah aku kenal. Bagaimana aku tidak kenal dengan Anne, sedangkan dia adalah pelayan dari Alana.

Alana Telah Tiada! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang