Aku berjalan melewati siswa-siswi di setiap lorong. Tanpa menghiraukan mereka, aku melewati mereka begitu saja.
Namun anehnya, tatapan mata mereka padaku begitu tajam dan dingin. Aku tidak mengerti sama sekali mengapa mereka menatapku seperti itu. Pasti ada sesuatu. Sesuatu yang belum ku ketahui. Sehingga, dengan cepat aku segera berjalan ke dalam kelas. Setelah meletakkan tasku di bangku, aku segera mulai mencari tahu penyebab mengapa mereka seperti itu.
Tidak hanya pandangan siswa-siswi di lorong tadi yang menatapku secara tajam, ternyata di kelas ini juga sama.
Sebenarnya apa yang telah terjadi?
Jalan satu-satunya untuk mengetahui hal ini adalah dengan melihat papan mading sekolah! Karena di situlah sumber berita banyak berasal, berita yang dapat membuat semua siswa-siswi SMA Jaya Bangsa heboh hanya dengan melihat atau bahkan membacanya.
Aku segera menuju ke tempat di mana papan mading itu berada. Tanpa kusadari ternyata sudah ada banyak para siswa-siswi yang berkumpul untuk melihat artikel di papan mading itu. Dengan cepat aku menerobos masuk kerumunan para siswa-siswi yang bergerombol.
Aku terkejut untuk sesaat.
"Huh? Apa-apaan ini? Mereka sedang bercanda?" Gumamku heran.
Terlihat sebuah fotoku yang terpampang dengan sangat jelas, tidak hanya itu fotonya bahkan dicetak dengan ukuran yang sangat besar agar semuanya dapat melihatnya. Bukan foto aku memperoleh sebuah penghargaan dengan membawa piala. Atau sebuah foto sebagai siswi terbaik. Tetapi, yang ada malah sebuah fotoku saat membuat Zevanya terjatuh di halte bus waktu itu. Dan apa yang tertulis di sana sangat membuatku muak.
Apa ini, deja vu?'Siswi baru, Artea membully teman sekelasnya, Zevanya?'
Bukankah masalah ini sudah selesai. Kenapa masih di bahas saja? Dasar, siapa sih sebenarnya orang yang sudah menulis ini? Apa dia ingin membuatku tertawa? Benar-benar deh, sama sekali tidak lucu..
Tanpa aku sadari, seorang di sebelah ku berteriak ketika tidak sengaja melihatku. Sudah seperti melihat hantu saja.
"HEI, BUKANKAH DIA ORANG YANG ADA DI GAMBAR INI?" Teriaknya membuat semua orang yang ada di sana segera mengalihkan pandangan mereka ke arahku.
"Ah, iya benar! Bukankah dia pembully itu! Dasar tidak tahu malu!!" Tambah seorang lagi membuat suasana semakin memanas.
Siswa-siswi segera berbisik-bisik, ada juga yang menatap tajam ke arahku, bahkan ada yang secara terang-terangan menunjukkan sikap tidak sukanya denganku dengan cara menyindirku secara terang-terangan serta menyenggolku hingga membuat aku terjatuh ke bawah.
Bruk..
"Dasar tidak tahu malu!!"
"Dia hanya murid baru tapi sok-sokan!!"
"Pembully!!"
"Padahal aku mengira dia baik, ternyata.. tidak!"
"Mulai sekarang kita tidak usah dekat-dekat dengannya!"
"Dasar kejam."
Puluhan mata menatapku. Cara mata mereka menatapku sangat menakutkan.
Padahal kan mereka hanya melihatnya dari satu sisi. Mereka bahkan tidak tahu tentang kebenarannya. Tapi malah langsung menyimpulkannya seperti ini?
Aku tidak habis pikir lagi.Tap.. Tap..
Tiba-tiba semua orang yang bergerombol di depanku, membelah membagi dua. Memberi jalan kepada seseorang. Dua orang tersebut kini berjalan ke arahku.Wow..~ lihat ini.. Aku tidak menyangka, hal pertama yang ku lihat saat aku terpuruk adalah, mereka..!
Bu Rossa dan Lusia. Mereka berdua menatap ke bawah, ke arahku. Lusia mengangkat bibirnya. Sementara bu Rossa terlihat tersenyum, namun dia sembunyikan. Sebegitu senangnya ya mereka melihatku menderita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana Telah Tiada!
Fiksi RemajaAlana dan Artea telah bersahabat sejak mereka masih kecil. Namun, tiba-tiba saja datang sebuah berita yang sangat mengemparkan. Berita yang langsung berhasil membuat Artea terkejut setengah mati. Dalam berita itu, dinyatakan bahwa Alana telah melaku...