"DARI MANA SAJA KAMU?!! DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI!!!!" Teriak ibuku kepadaku yang baru saja memasuki rumah.
Ibu yang sudah berdiri di hadapanku tepat setelah aku membuka pintu rumah, seolah-olah menunggu kedatangan ku sejak dari tadi. Kedua mata ibu memandangi ku dengan tajam dari bawah hingga ke atas.
"Apa yang anda lakukan di sini." Ucapku memalingkan muka. Membuat respon kesal pada ibuku.
Ibu yang hanya terus berdiam diri dikamar dengan obat-obatan miliknya. Apa peduli nya dengan aku? Kenapa mulai sekarang dia terus-menerus ikut-ikutan dengan segala urusanku.
"Bagus ya kamu, sudah berpura-pura menjadi anakku. Sekarang kamu malah bertindak seenaknya sendiri!! Kamu memang tidak tahu diri!" Ucap ibuku kepadaku dengan penuh rasa kebencian.
"Saya tidak melakukan apa-apa." Sahutku percaya diri. Ibuku terlihat juga tidak peduli. Mau apa pun penjelasannya tetap aku yang salah.
Ibuku membuang napas kesalnya. Menghampiriku lalu mencengkram lenganku dengan sangat kuat. "Kamu tidak melakukan apa-apa? Hahaha.. apa kamu pikir aku tidak tau apa-apa? Jangan bodoh, Artea! Kamu pikir selama aku terus berada di kamar, aku tidak akan tau tentang apa yang terjadi diluar?!! Sungguh pemikiran yang naif!"
Inilah wujud asli ibu, bila aku membuat kesalahan sedikit saja, aku akan langsung dihukum. Inilah sifat aslinya yang akan muncul ketika kondisi mentalnya tidak stabil. Dia akan terus mencari-cari dimana letak kesalahanku, sampai dia menemukannya. Tentunya, aku juga akan menjadi bahan pelampiasan amarahnya.
"Apa yang sudah saya lakukan? Saya merasa tidak pernah melakukan apa-apa." Ucapku terus membela diri. Mata ibu terus menatap tajam ke arahku.
"KAMU MEMBUAT MASALAH KAN DI SEKOLAH!!! SAMPAI-SAMPAI KAMU DISKORS!!! MAU SAMPAI KAPAN KAMU MEMPERMALUKAN WAJAH ANAK SAYA, HAH??!!" Teriaknya, sambil mencengkram lenganku kali ini dengan lebih kuat lagi.
Ughh...
Sakit..
Apa pada akhirnya dia jadi gila?
"UGH.., LEPASKAN SAYA!" Teriakku, meminta agar ibu melepaskan cengkeramannya. Namun, mata ibuku malah terbelalak. Menatapku dengan tatapan yang sangat menyeramkan.
"APA YANG KAMU TAU!!! APA YANG KAMU ALAMI SAAT INI, TIDAK LEBIH SAKIT DARI PADA YANG ANAK SAYA ALAMI!!! Kamu... kamu, KAMU YANG TELAH MEMBUNUH ANAK SAYA!!! HARUSNYA KAMU YANG MATI PADA SAAT ITU!!!" Teriak ibu ku dengan histeris. Aku menelan ludah. Aku tak bisa berkata-kata lagi. Kata-kata ku seolah lenyap.
Kenapa jadi aku yang salah?
Aku yang salah.. karena aku masih hidup?
Memangnya dia tau apa tentang perasaan sakit yang selama ini aku alami?
Aku yang selama ini melakukan percobaan bunuh diri agar bisa terbebas dari keluarga ini, pada akhirnya selalu bertahan untuk mendapatkan sebuah perasaan yang diberi nama 'kasih sayang.' Lalu dia berpikir apa sekarang?
Menjijikkan.
Aku menatap balas tegas ibuku. "Benar apa yang anda katakan, andai saja saya adalah anak kandung anda dan anda adalah ibu saya. Setelah itu, di hari itu juga, saya akan mati karena kecelakaan dengan suami anda yang juga ayah saya. Dan Vlora, dia akan merasakan segalanya tentang apa yang saya rasakan baik dimasa lalu, dan saat ini!! Harusnya seperti itu kan, ibu? Ini.., sama sekali tidak adil."
"K-kenapa.., kenapa harus saya? Kenapa saya yang harus merasakan ini? Kenapa, saya... kenapa harus saya ibu..?"
Plak!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alana Telah Tiada!
Teen FictionAlana dan Artea telah bersahabat sejak mereka masih kecil. Namun, tiba-tiba saja datang sebuah berita yang sangat mengemparkan. Berita yang langsung berhasil membuat Artea terkejut setengah mati. Dalam berita itu, dinyatakan bahwa Alana telah melaku...