21) Manusia itu punya akal

106 7 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen!








Jangan lupa vote dan komen!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Banyak typo bertebaran!

Hasta dan yang lainnya kini sudah masuk kedalam hutan melewati gerbang belakang yang ditunjuk oleh Fino. Mereka berjalan menyusuri hutan yang lebat itu dengan dua senter yang Qiano dan Dylan pegang.

Hutan dengan pohon-pohon besar dan langit yang sudah gelap tidak membuat keempat remaja itu takut. Mereka sudah berjanji pada diri mereka sendiri akan membawa teman-teman mereka pulang ke GHS lagi.

Hasta berjalan menyusuri jalan hutan sambil melihat kearah sekitar. "AYARA!" panggilnya sedikit mengeraskan suaranya.

"AYARA, LO DIMANA!" panggilnya lagi.

"TIRTA, ANFRA, INFRA!" kini giliran Dylan yang memanggil, sedangkan Fino dan Qiano masih setia melihat kearah ke sekeliling mereka.

Hasta dan Dylan terus memanggil nama teman-temannya satu persatu, berharap mereka akan menjawab.

"Kayaknya nggak akan ketemu kalau begini caranya" ucap Dylan menghentikan langkahnya, membuat Hasta, Qiano, dan Fino juga menghentikan langkah mereka.

"Terus gimana?" tanya Hasta.

"Kita mencar!" suara yang  berasal dari Qiano itu membuat semua mata mengarah kepadanya.

"Iya, itu usulan yang tepat! Kita mencar" Dylan setuju dengan usulan Qiano.

"Qiano sama Hasta, dan gue sama Fino" atur Dylan.

Qiano, Hasta, dan Fino nampak setuju dengan pengaturan Dylan. Keempatnya mulai mencar kearah yang berbeda. Seperti yang Dylan  bilang tadi, Qiano bersama Hasta, dan Dylan bersama Fino.

*           *         *            *

"Duhh... Masih lama nggak sih nyampainya!" keluh Mandy. "Dari tadi gue diikutin nyamuk nih!" gadis itu terlihat berusaha mengusir nyamuk yang bisa ditebak sedang sangat kehausan darah.

"Hari udah semakin gelap, bagaimana caranya kita lihat jalan" omelnya lagi.

Hal itu membuat Nazi menatapnya jijik.
"Alay" ucapnya pelan, untung saja tidak didengar oleh Mandy.

"Iya, hari udah semakin gelap, jalan udah mulai nggak nampak, apa benar kita harus balik aia!" ucapan yang berasal dari Infra itu membuat Tirta yang berjalan paling depan menghentikan langkahnya. Ia berbalik menatap Infra.

"Maksud lo apa, kita harus balik gitu?" tanyanya dengan satu alis terangkat. Tidak lupa dengan gaya angkuhnya.

"Ya terus, emang lo mau mati di hutan ini?" tanya Infra balik, ia melihat Tirta curiga.

GHS || Strange ShcoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang