25) siapa Hasta sebenarnya?

89 6 15
                                    

Jangan lupa vote dan komen!






Jangan lupa vote dan komen!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Typo bertebaran!

Diruang makan GHS, disinilah mereka berkumpul setiap pagi. Satu persatu dari 12 murid mulai datang untuk mengisi bangku yang kosong. Walaupun ada sebagian mereka yang terlihat malas, mereka akan tetap mematuhi perintah. Kejadian dihutan waktu itu membuat mereka sangat tidak mood. Apalagi rencana kabur itu tidak berhasil dan malah tetap berakhir dan kembali lagi ke GHS.

Makanan dimeja yang memang khusus untuk menu hari ini sudah terasa rapi didepan mereka. Malah sudah disiapkan di piring masing-masing dengan porsi yang sama. Tidak ada yang kurang dan tidak ada yang lebih.

Pak Darto dan guru² GHS datang menemui mereka dengan pak Fedrix yang berada paling depan. Laki-laki tersebut sepertinya memang sangat dihormati disini.

"Selamat pagi untuk kalian semua" sapa Pak Fedrix kepada 12 murid GC yang sudah duduk di bangku mereka masing-masing. Wajahnya yang sedikit keriput terlihat tersenyum kearah mereka. Hal itu dikarenakan 12 murid tersebut tidak ada niat sama sekali menjawab sapaannya.

"Saya akan memberitahukan kepada kalian tentang apa saja yang akan dilakukan di semester ini" ucap Pak Fedrix lagi. "Karena mengingat ini kembali kepada semester pertama setelah ulangan kemarin"

"Ck, tinggal to the poin aja ribet!" decak Tirta mulai merasa risih. Ia tidak perduli dengan Bu Yanti yang mulai menatapnya tajam. Guru itu memang jarang tersenyum.

"Iya, kita mau makan ni!" keluh Anfra diangguki oleh yang lainnya.

Pak Fedrix tersenyum untuk menanggapi. "Baiklah, di semester ini tidak ada program belajar. Kalian akan diminta menghabiskan semester ini dengan bermain" ucapnya.

Ayara terkekeh sinis. "Main? kita disini untuk belajar bukan bermain" sahutnya.

"Jika kami menghabiskan semester ini dengan bermain, bagaimana kami bisa pintar dan mendapatkan nilai?" tanya Yasa diangguki oleh yang lain.

"Kayak anak TK aja" cetus Nazi tersenyum sinis.

"Kirain kita anak kecil kali, eh tapi ngomong-ngomong disini ada prosotan nya nggak?" pertanyaan menyindir Mandy membuat sebagian dari mereka tertawa kecil.

"Kenapa kami harus bermain, apa ada alasan yang jelas?" Hasta membuka suara.

"Tidak ada alasan yang harus dijelaskan, tapi seharusnya kalian pasti tau bahwa di setiap rencana pasti akan ada tujuan di dalamnya. Kami hanya ingin kalian belajar dari permainan yang diberikan" sahut Pak Fedrix.

"Terserah Pak Fedrix aja deh, karena kalian yang berkuasa ditempat ini" Ayara menaiki kedua bahunya acuh.

"Terima kasih, karena kalian setuju dan mau menjalankan apa yang sudah kami terapkan. Kami sangat senang mendengarnya" balas Pak Fedrix, kedua tangannya tetap selalu ia simpan dibelakang seperti posisi istirahat ditempat. Posisi tangan itu memang menjadi ciri khas dari laki-laki itu.

GHS || Strange ShcoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang