19) Gerbang belakang dan rencana

109 17 0
                                    

Hai Hai guys... Ak kembali lagi dengan membawa cerita GHS, akhirnya... Selesai juga tesnya 🥱 sungguh sangat-sangat melelahkan! Ya... Namanya juga berusaha ya kan? Kalau doa aja tanpa berusaha namanya bohong kan? Huaa... Ak udah kangen banget dengan 12 anakku ini! Selama membaca cerita mereka lagi 😉











 Ak udah kangen banget dengan 12 anakku ini! Selama membaca cerita mereka lagi 😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Typo bertebaran!





Terlihat Nazi dan Mandy yang sedang berlari mengelilingi lingkungan GHS. Kedua gadis itu berhenti ketika merasa sangat lelah. Mandy yang terlihat ngos-ngosan dengan tangan yang bertumpu pada lutut, sedangkan Nazi terlihat duduk diatas rerumputan sambil menyeka keringat yang mengalir di dahinya.

"Gila, bisa mati dalam keadaan lari ni gue!" ucap Mandy.

"Iya, larinya sampai 10 keliling lagi, lo tau kan, GHS itu sebesar apa? ini aja baru lima putaran!"keluh Nazi dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

" Tu orang nggak merasa capek apa? Gue aja serasa mau mati!" ucap Mandy, dan perkataannya itu ditunjukkan kepada pak Rangga. Memang benar, pria dengan umur sekitar tiga puluhan itu tidak terlihat lelah sama sekali walaupun ini sudah putaran kelima, sedangkan lingkungan GHS sangat besar sekali. Tapi, Nazi dan Mandy tidak melihat kelelahan dalam dirinya.

"Entah, robot kali!" sahut Nazi.

Piitt! Piitt! Piitt!

Suara yang berasal dari peluit yang pak Rangga tiup itu membuat Nazi dan Mandy memutar bola mata malas, ternyata, pria itu berbalik untuk menyusul mereka yang tinggal, padahal tadi ia sudah berlari duluan dari keduanya.

"Kenapa kalian berhenti, ayo lanjut lari!" ucanya memerintah.

"Aduh... Capek tau pak, istirahat bentar ngapa?" Nazi mencoba menegosiasi.

"Iya ni pak, bapak mau kami mati! Udah putaran nya masih banyak lagi!" sambung Mandy.

*
"Nggak ada capek-capek, bapak hitung sampai tiga. Jika kalian tidak juga lari, saya akan tambah menjadi dua kali lipat" ucapan dari pak Rangga  membuat Mandy dan Nazi melihat kearah satu sama lain dengan mata membulat!

"Satu, dua, ti-"

"Iya, iya, pak kami lari!" potong Nazi cepat cepat kembali berlari, sedangkan Mandy mengikuti belakangnya dengan langkah balas dan wajah cemberut.

"Sekolah brengsek!" umpat nya. Untung saja tidak terdengar oleh pak Rangga. Laki-laki itu juga berlari menyusul langkah mereka.





*           *       *



Sore telah tiba, terlihat Ayara dan yang lainnya sedang berteduh dibawah sebuah pohon yang berada di sekitar lingkungan GHS. Hanya Qiano, Hasta, dan Dylan saja yang terlihat tidak ada diantara mereka. Apa yang mereka lakukan hari ini sungguh sangat tidak berguna sama sekali bagi mereka.

GHS || Strange ShcoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang