Jangan lupa vote dan komen!
Ruang kumpul GHS...
Disinilah mereka berada sekarang, di ruangan yang memang di khususkan untuk berkumpul dengan satu meja besar yang berada di tengahnya. Berhasil keluar dari hutan memang yang mereka inginkan, tapi bukan harus kembali lagi ke GHS.
Sia-sia mereka berjalan dan sampai tersesat di hutan lebat tersebut tetapi ujung-ujungnya mereka kembali lagi kesini. Usaha ini memang sangat tidak berguna. Untuk apa mereka mereka menjelajahi hutan jika akhirnya seperti ini.
Mereka memang benar-benar tidak bisa keluar dari sini. Seolah-olah semua yang terjadi itu telah direncanakan, seperti halnya mereka yang kabur hari ini.
Seorang laki-laki berumur lanjut dengan seorang wanita yang terlihat berjalan mengikutinya memasuki ruangan tersebut. Setelah 12 murid itu pulang tadi, pak Fedrix sengaja menyuruh mereka berkumpul digunakan itu. Bukan merasa takut, 12 murid tersebut malah terlihat tenang-tenang saja.
Mandy dan Tirta tersenyum sinis ketika melihat Pak Fedrix dan Bu Yanti datang, sedangkan Ayara dan Nazi sama-sama memutar bola mata malas.
"Bukannya disuruh istirahat, malah disuruh ngumpul" cetus Ayara membuatnya mendapatkan tatapan teguran dari Dylan yang duduk berhadapan dengannya. Hal itu membuat Ayara menghela nafas kesal sambil berdecak sebal. Dulu Ayara memang biasa-biasa saja diam disini, tapi semenjak ia merasakan keanehan membuatnya mulai merasa tidak betah dan ingin secepatnya pulang dari tempat ini.
"Selamat kembali lagi ke GHS," ucap Pak Fedrix kepada semua murid yang ada diruangan. Begitu juga dengan Bu Yanti yang ada disampingnya. Wanita berpenampilan anggun nampak menatap murid-murid dengan tatapan elangnya, tapi masih ada kerutan sedikit dibibirnya. Bukannya mendapatkan sambutan degan baik, mereka bedua malah mendapatkan tatapan sinis dan judes dari anak-anak, hanya Qiano dan Hasta yang setia dengan wajah datarnya, begitu juga dengan Dylan.
"Bagaimana dengan perjalanan kalian tadi?" tanya Pak Fedrix menatap kearah 12 murid bergantian..
Qiano dan yang lainnya tidak nampak terkejut, karena memang mereka tau para guru sudah tau tentang hal ini. Apalagi Pak Fedrix yang termasuk pimpinan GHS, begitu juga dengan Bu Yanti yang merupakan kepala sekolah GHS.
"Bagaimana apanya, lo pasti udah tau kalau kita capek, kenapa malah disuruh ngumpul?" sahut Nazi merasa sangat kesal.
"Jaga ucapan kamu Nazi!" Mendapatkan teguran dari Bu Yanti membuat gadis itu memutar bola mata malas.
"Emang benar kan, kita itu butuh istirahat bukan ceramah!" Anfra mendukung ucapan Nazi. Begitu juga dengan yang lainnya.
Pak Fedrix hanya tersenyum untuk menanggapi.
"Ya sudah kalau begitu, jika kalian lelah. Kalian boleh istirahat dikamar masing-masing" ucapnya. Ia mengangkat satu tangannya ketika Bu Yanti hendak memprotes ucapannya. Mengetahui itu perintah Bu Yanti hanya bisa kembali diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHS || Strange Shcool
Mystery / ThrillerCerita Horor dan misteri! Singkat saja, ini cerita tentang mereka. Mereka yang tidak diperdulikan, mereka yang menyimpan rasa sakit, mereka yang mempunyai trauma, mereka yang dipaksa, mereka yang dituduh, mereka yang tidak mendapatkan kasih sayang...