23) Kembali

78 10 0
                                    

Jangan lupa vote dan komennya!






Jangan lupa vote dan komennya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Banyak typo bertebaran!

Malam semakin larut, tapi tidak satupun teman-teman yang mereka cari mereka temukan. Dylan dan Fino sudah merasa mengelilingi hutan itu sangat lama. Tetapi jejak teman-teman nya pun belum juga mereka temui. Jika begini caranya, Dylan yakin mereka akan ikut mati juga dihutan ini.

"Emang kampret, gue udah keliling hutan ini dari tadi. Tetap aja mereka nggak ketemu" kesal Dylan frustasi. Ia mengacak rambutnya dengan satu tangannya.

"Lagian Ayara kenapa harus ikut mereka sih? udah tau si Tirta itu orangnya kayak setan! tukang menggoda, masih aja di dengerin" lanjut Dylan masih mengomel.

Ia merasa sangat kesal dan geram pada Ayara, karena dengan gampang nya gadis itu mau mengikuti ajakan Tirta dan yang lainnya. Ayara memang keras kepala.

Fino yang mengikuti belakang Dylan dari tadi hanya diam mendengar omelan dari cowok tersebut. Keduanya terus berjalan mengikuti firasat. Dengan senter yang Dylan pegang, cowok itu melihat-lihat kearah ke Seliling mereka. Suara burung hantu dan jangkrik membuat Dylan sedikit merinding. Berada di tengah hutan seperti ini membuat Dylan mengingat kejadian di perpustakaan saat itu. Hal tersebut membuat Dylan merasa was-was sendiri. Walaupun ada Fino, cowok itu masih bisa merasakan bulu kuduk nya merinding sekarang.

"Kenapa gue merasa ada yang lagi ngawasin ya?" tanya Dylan pada dirinya sendiri dengan suara pelan. Ia melihat kearah Fino yang nampak biasa-biasa saja.

Dylan mengangkat bahunya acuh. "Mungkin cuman perasaan gue aja" ucapnya lagi. Ia melanjutkan jalannya, tapi setelah sekitar satu menit tiba-tiba...

"HIYAAAA.. !"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"Pergi lo, lo pasti orang mesum kan? rasakan ini!"

Bugh!

Bugh!

Dylan terkejut ketika seorang tiba-tiba muncul dari semak-semak dan lebih parahnya lagi, seorang itu langsung memberinya pukulan dengan balok kayu. Walaupun tenaganya tidak kuat, tapi tetap terasa sakit.

"Argghh... Apa-apaan sih lo! Woi! Lo mau bunuh gue?" ucap Dylan sambil menangkis setiap pukulan yang diberikan padanya. Tidak perduli dengan Dylan yang mengadu, seorang itu terus memukul cowok tersebut.

"Lo orang mesum! Gue nggak mau lepasin!" balas seorang itu.

Fino dan dua orang yang juga ada ditempat itu hanya melongok menatap tak percaya kearah keduanya.

"Kampret! Woi lo siapa? Main pukul-pukul aja!" teriak Dylan dengan masih menghindari pukulan yang belum berhenti diberikan.

"Ayara, udah! Dia Dylan!" teriakan dari seorang gadis polos dengan rambut melewati baju itu membuat seoarang itu menghentikan pukulannya. Ya, teriakan itu berasal dari Safi dan kalian pasti tau yang memukul Dylan.

GHS || Strange ShcoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang