Jangan lupa vote dan komen!
Banyak typo bertebaran!
Setelah Ayahnya memutuskan untuk memindahkannya kesekolah baru tadi, Dylan merasa kepikiran. Cowok itu tidak bisa tidur sedari tadi. Bangun baring lagi, bangun baring lagi, itulah yang ia lakukan sekarang.
Dylan berharap Ayahnya tidak benar dengan ucapannya. Ia benar-benar tidak ingin dipindahkan ke sekolah asrama. Jangankan di asrama yang banyak aturan, dirumah saja ia tidak betah.
"Brengsek! Kenapa sih Ayah nggak ngertiin gue!?" Dylan mengacak rambutnya frustasi.
"Gue harus cegah Ayah supaya nggak jadi mindahin gue, pokoknya gue nggak mau diam di asrama" ucapnya berbicara sendiri.
Dylan lalu bangkit dari kasurnya. Cowok itu berjalan kearah ruangan kerja sang Ayah. Dylan terseyum sinis ketika melihat Ayahnya masih berada diruangan tersebut. Bahkan ditebgah malam seperti ini laki-laki tersebut masih sibuk bekerja.
Dylan merasa Ayahnya lebih mementingkan pekerjaan dari anaknya sendiri, sehingga tidak ingin meninggalkan walau hanya sesaat. Jika sang Bunda masih ada, mungkin wanita itu akan marah pada laki-laki tersebut.
"Ada apa? Ayah masih sibuk" Wiliam bertanya tanpa menoleh kearah Dylan. Laki-laki itu tau bahwa yang menghampirinya adalah sang anak.
"Dylan nggak mau pindah sekolah" tekan Dylan melihat kearah Ayahnya yang tidak sama sekali mengalihkan pandangannya dari laptop yang ada didepannyadidepannya itu.
"Tidak bisa, keputusan Ayah sudah bulat" sahut Wiliam membuat Dylan mengepalkan kedua tangannya kuat.
"Disini kamu membuat Ayah pusing, jadi lebih baik diam di asrama saja" lanjut Wiliam tanpa menoleh kearah anaknya.
"Ayah memang nggak perduli sama Dylan" lirih Dylan.
Wiliam menghela nafas berat. "Sudahlah, kamu tidak perlu merayu Ayah dengan perkataan seperti itu" ucapnya santai. Ia tau Dylan sedang mencari simpati darinya.
Dylan kembali tersenyum sinis. Keperdulian Ayahnya memang sudah benar-benar hilang. " Ayah tau, Dylan pengen Ayah seperti Ayah yang dulu. Selalu perduli dan nggak selalu sibuk seperti sekarang!" Dylan menghentikan ucapannya. Cowok itu terkekeh miris, sangat miris dengan nasib dirinya sendiri.
"Apa Ayah begini karena kehadiran wanita jalang itu? Ayah udah lupa dengan Bunda!"
"Tutup mulut kamu!" Wiliam terbawa emosi karena Dylan membahas masalah pribadinya.
Dylan semakin yakin Ayahnya itu memang berubah karena wanita yang akhir-akhir ini dekat dengan laki-laki itu. "Ayah tau, Dylan selalu membuat onar disekolah itu karena ingin perhatian dari Ayah! Tapi apa? Ayah malah merespon seperti ini!" ucapnya lagi.
"Keputusan Ayah tetap tidak berubah!" balas Wiliam tetap pada pendiriannya.
Dylan mengangguk. "Ok, Ayah ingin Dylan pindah kan? Dylan akan mengikuti permainan ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
GHS || Strange Shcool
Mystery / ThrillerCerita Horor dan misteri! Singkat saja, ini cerita tentang mereka. Mereka yang tidak diperdulikan, mereka yang menyimpan rasa sakit, mereka yang mempunyai trauma, mereka yang dipaksa, mereka yang dituduh, mereka yang tidak mendapatkan kasih sayang...