7: Semua Indah Pada Saatnya, Tapi Bukan Sekarang

839 80 20
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

### Pagi Harinya

Matahari mulai menyinari kamar dengan lembut, menandakan pagi telah tiba. Shani sudah bangun dan siap untuk menjalani hari, tapi Gito masih terlelap di sofa. Shani mendekati Gito yang masih tidur dengan tenang. Ia mencoba membangunkan Gito dengan lembut.

"Git, bangun, udah pagi nih," bisik Shani sambil menggoyang-goyangkan bahu Gito.

Namun, Gito hanya menggeliat sebentar dan kemudian kembali tidur. Shani menghela napas panjang. Ia mencoba lagi, kali ini dengan sedikit lebih keras.

"Git, bangun! Udah pagi, ayo kita makan." kata Shani dengan suara yang lebih keras.

Gito masih tidak merespon. Shani mulai merasa frustrasi. Ia menggoyang-goyangkan tubuh Gito lebih keras, tetapi hasilnya tetap sama. Akhirnya, kesabaran Shani habis. Ia berteriak frustrasi sambil menjambak rambutnya sendiri.

"Ya ampun, Gito! Bangun dong!" teriak Shani dengan kesal, sambil menarik-narik rambutnya sendiri.

Gito terbangun dengan kaget melihat Shani yang terlihat sangat frustrasi. " shan! Kamu kenapa?" kata Gito sambil bangun dari sofa dan mengucek matanya.

Shani menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. "Kamu susah banget di banguninnya. Dah pagi ayo kita makan bareng, udah di tunggu tuh sama mama, papa." ujarnya sebelum meninggalkan kamar.

Gito berdiri dan meregangkan tubuhnya. " hmmm. Gue lupa pasang alarm." Ia kemudian berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap, sementara Shani menunggu di ruang makan dengan sabar, berharap hari ini akan berjalan dengan lebih lancar.

###Selesai Aktivitas Pagi

Selesai dengan aktivitas pagi mereka, Gito bersiap-siap untuk berangkat ke kafe karena ia ada shift pagi. Shani menyiapkan sarapan sederhana untuk Gito, yang segera dihabiskannya dengan cepat.

"Shan, gue berangkat dulu ya. Ada shift pagi nih," kata Gito sambil mengambil tasnya.

Shani mengangguk. "Hati-hati ya di jalan." balas Shani sambil tersenyum.

Gito mengangguk dan berjalan keluar dari rumah, sementara Shani kembali masuk ke dalam rumah. Ia melihat kedua orang tuanya sedang duduk di ruang keluarga menonton TV.

### Shani di Puncak Rasa Bosannya

Pagi yang cerah di rumah keluarga Shani. Setelah menghabiskan waktu bersama orang tuanya sepanjang hari, Shani mulai merasa bosan. Kebiasaan rutinnya yang biasa dipenuhi dengan kegiatan dan kesibukan, kini digantikan dengan waktu luang yang terlalu banyak. Shani merasa ada yang kurang dalam hari-harinya.

Saat Gito sedang bekerja di kafe, Shani mencoba untuk tetap sibuk di rumah. Ia menonton TV, membantu Mama Ve di dapur, dan berbincang dengan Papa Kynal. Namun, rasa bosannya semakin memuncak.

"Sebenarnya Gito ngapain ya? Kayaknya kangen suasana kafe deh," gumam Shani pada dirinya sendiri sambil melirik jam di dinding.

Akhirnya, Shani memutuskan untuk keluar rumah dan mengunjungi kafe tempat Gito bekerja. Ia berharap bisa menghilangkan rasa bosannya sekaligus melihat Gito dan sahabatnya, Gracia. Dengan cepat, Shani berpamitan kepada orang tuanya dan bergegas menuju kafe.

### Perjalanan ke Kafe

Shani melangkah keluar dari rumah dengan semangat yang baru. Ia menyalakan mobil dan melaju ke kafe tempat Gito bekerja. Di perjalanan, Shani memikirkan bagaimana ia akan mengejutkan Gito dan berbicara dengan Gracia tentang berbagai hal yang sudah lama tidak mereka bicarakan.

CERITA DIBALIK KONTRAK (GITSHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang