Narasi | 6

19 2 0
                                    

Ini merupakan narasi keenam yang ada di au After Marriage

***

Namira mengerjapkan matanya perlahan, memejamkannya kembali ketika melihat sekitarnya yang tampak asing. Semua dindingnya berwarna putih bersih yang terasa luas, dia mengernyit belum bisa menyadari di mana dia sekarang. Netranya mengawasi cepat, memprosesnya cepat pula agar masuk ke dalam otaknya dan bisa menelaah keberadaan dirinya sekarang. Dan, detik selanjutnya dia tahu sedang berada di mana dia. Kejadiaan ke belakang bak seperti air yang mengalir deras, langsung bergerak dengan cepat dan memberitahunya segalanya.

Namira menggigit bibirnya dan isak pelan tanpa sadar lolos dari bibirnya. Tangannya dengan pelan meremas bagian perutnya, rasa sakit itu sudah menghilang bergantian dengan rasa sedikit kebas yang tidak nyaman baginya. Dia pendarahan hebat. Dia ingat bagaimana darah segar mengalir dari paha bagian dalamnya hingga mengotori pakaiannya. Dan, dia ingat pula bagaimana rasa sakit yang tak tertahan itu mencengkeram perutnya.

Apa dia kehilangannya bayinya?

Dia tidak tahu kalau dia hamil sebelumnya. Tapi, merasakan nyeri yang mencengkeram kuat perutnya dan ditambah pendarahan yang dialaminya membuatnya yakin jika dia sedang mengandung, bahwa ada makhluk hidup yang bertumbuh di dalam perutnya.

Apa dia sungguh harus kehilangan lagi?

Sebab, dia mengenali rasa sakit itu. Rasa sakit yang sama waktu ketika dia pendarahan kala itu dan kehilangan buah hatinya.

"Perutnya sakit?

Namira tercekat, menoleh ke sumber suara. Abimana di sana, duduk tegap dengan mata yang menatap tajam. Namira tidak tahu sejak kapan pria itu di sana. Keadaan ini entah mengapa malah membuatnya bertambah ingin menangis. Dia mengulum bibirnya, terisak-isak dengan jemari yang tidak lepas memegang perutnya.

"Aku kehilangannya lagi." Susah sekali ketika dia mencoba untuk bersuara. "Aku kehilangan bayiku, mas." lirihnya penuh kesakitan. Dadanya sesak, hampir kesulitan bernafas, seolah-olah ada bongkahan besar yang menghalangi jalur pernafasannya.

***

Problematika Orang Dewasa [Vol.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang