seventeen

494 100 10
                                    

Proses perceraian Renjun dan Jeno berjalan lancar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Proses perceraian Renjun dan Jeno berjalan lancar. Karena keduanya sudah sepakat, tidak ada banding di pengadilan. Keduanya juga sudah pisah rumah, dan hak asuh Chenle jatuh kepada Renjun. Meski demikian, Jeno masih sering datang di akhir pekan, Renjun tidak melarangnya.

Tiga bulan sudah sejak Renjun bertemu dengan Jaemin, Renjun tidak pernah bertemu dengannya lagi.

Jaemin adalah pria yang baik. Renjun yakin Jaemin tidak akan ikut campur sebelum masalah perceraian Renjun dan Jeno selesai.

Keputusan sidang cerai sudah keluar dua minggu yang lalu. Tapi Renjun bungkam.

Biarlah Jaemin yang datang mencarinya, jika tidak datang mungkin lebih baik.

Renjun merasa rendah diri. Bagaimana bisa dirinya berlari ke pelukan Jaemin saat surat cerai baru saja dirinya terima. Terkesan sangat murahan kan?

Belum lagi dengan kehadiran Chenle, putranya. Renjun bukan seorang yang lajang lagi. Dirinya duda beranak satu.

Mungkin Jaemin akan baik-baik saja. Tapi apa keluarganya bisa mengabaikan fakta ini?

Renjun duduk di meja makan sambil memandang Chenle yang sedang menggambar.

Chenle mengangkat kepala dari gambarannya. "Ma, kapan Papa akan datang lagi?"

"Papa akan datang hari Sabtu ini, sayang. Kita bisa bermain bersama di taman."

"Aku tidak sabar. Aku ingin menunjukkan gambaranku pada Papa."

Renjun mengusap kepala Chenle. "Papa pasti akan suka. Sekarang, ayo selesaikan tugas sekolahmu dulu, ya?"

"Oke, Ma."

****

Empat bulan telah berlalu sejak Jaemin terakhir bertemu dengan Renjun. Meski ia telah mencoba ribuan kali untuk menghubungi Renjun, semua usahanya diabaikan.

Jaemin menghargai proses perceraian Renjun dengan Jeno. Jaemin juga berpikir mungkin Renjun merasa perlu untuk fokus pada dirinya sendiri dan Chenle selama masa transisi ini. Jaemin mulai merasa cemas dan khawatir, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi.

Jaemin duduk di mejanya, memandangi layar ponselnya. Pesan terakhir yang ia kirim ke Renjun masih belum dibaca. Dengan frustrasi, ia menutup teleponnya dan mencoba untuk fokus pada pekerjaannya, tetapi pikirannya terus melayang kepada Renjun.

Jaehyun mendekat, melihat Jaemin yang termenung. "Jaemin, kamu kelihatan tidak fokus belakangan ini. Ada masalah?"

Jaemin menghela napas. "Tidak ada yang serius, hanya sedikit stres."

"Kalau ada yang bisa aku bantu, jangan ragu untuk bilang, ya."

"Terima kasih. Aku akan baik-baik saja."

Istirahat makan siang, Jaemin memutuskan makan di luar. Siapa sangka, tanpa disengaja, Jaemin bertemu dengan Jeno di sebuah restoran.

Keduanya terkejut melihat satu sama lain, dan suasana menjadi canggung sejenak.

Istri Teman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang