twenty nine

427 88 0
                                    

Ketika suasana mulai menghangat dan percakapan tentang masa depan mereka semakin mendalam, tiba-tiba suara mobil terdengar dari ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika suasana mulai menghangat dan percakapan tentang masa depan mereka semakin mendalam, tiba-tiba suara mobil terdengar dari ruang tamu.

Renjun dan Jaemin saling berpandangan dengan sedikit kebingungan.

Tuan Huang bangkit untuk melihat siapa yang datang, dan saat pintu mobil terbuka, Jeno muncul di ambang pintu dengan ekspresi serius di wajahnya.

"Jeno?"

Tuan Huang mempersilahkan Jeno masuk. Ke o tidak terlihat baik. Matanya berkilat marah, dan rahangnya tampak mengeras.

Renjun berkata dengan nada terkejut. "Kamu mau ngapain ke rumah orangtuaku, Mas?"

Jeno melangkah masuk tanpa diundang, matanya langsung tertuju pada Jaemin.

"Aku mendengar ada pertemuan penting di sini, jadi aku merasa perlu datang." katanya pada Renjun dengan nada tegas yang penuh dengan kemarahan tersembunyi.

Tuan Huang mencoba menjaga ketenangan. "Jeno, tidak ada pertemuan penting atau apapun itu. Jaemin hanya datang mengunjungi kami."

Jeno mendekat, menatap Jaemin dengan tatapan penuh ketegangan. "Aku tidak bisa diam saja melihat ini. Renjun, kita baru saja bercerai. Apakah kamu benar-benar siap untuk melangkah ke hubungan baru secepat ini?"

Renjun menghela napas, mencoba tetap tenang. "Mas, ini adalah keputusan yang sudah aku pikirkan matang-matang. Aku dan Mas Jaemin saling mencintai, dan aku percaya ini adalah langkah yang tepat."

Jaemin merasa perlu mengambil alih situasi. "Jeno, aku mengerti kekhawatiranmu. Tapi aku mencintai Renjun dan siap untuk menerima semua tanggung jawab ini. Aku ingin menjadi bagian dari kehidupan mereka dengan jujur dan terbuka."

Ekspresi Jeno semakin keras. "Apakah kamu yakin ingin berbicara tentang kejujuran, Jaemin? Bukankah kamu yang menjadi penyebab perceraianku dengan Renjun? Kamu yang berselingkuh dengan Renjun saat kami masih menikah!"

Pernyataan Jeno membuat ruangan itu terdiam seketika.

Tuan dan Nyonya Huang tampak terkejut, mata mereka membelalak tak percaya. Renjun meraih tangan Jaemin, mencoba menenangkannya, tetapi Jaemin sudah berdiri, marah dan penuh emosi.

Dengan gerakan cepat, Jaemin menarik kerah baju Jeno. "Jangan bicara hal yang tidak masuk akal di depan anak-anak. Kamu keterlaluan, Jeno!"

Renjun segera melangkah di antara mereka, berusaha memisahkan keduanya. "Mas, kita sudah sepakat untuk berpisah secara baik-baik. Kenapa sekarang kamu bertindak tidak etis seperti ini?"

Tuan Huang yang dari tadi terdiam, kini memijat pelipisnya, terlihat pusing dengan situasi ini. "Cukup! Jeno, Jaemin, aku tidak bisa mentolerir perilaku kalian di rumahku. Jeno, silakan pergi sekarang."

Jeno terdiam sejenak, tampak mempertimbangkan kata-kata Tuan Huang sebelum akhirnya menghela napas panjang dan berbalik, pergi meninggalkan rumah dengan wajah masih penuh kemarahan.

Istri Teman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang