twenty seven

436 90 9
                                    

Minggu pagi yang cerah, Jaemin memutuskan untuk mengunjungi rumah Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minggu pagi yang cerah, Jaemin memutuskan untuk mengunjungi rumah Renjun.

Seperti biasa, dia membawa Jisung ikut serta.

Sebelum menuju rumah Renjun, keduanya mampir ke sebuah kedai restoran China karena pagi tadi Renjun berkata tiba-tiba ingin makanan China untuk sarapan.

Jaemin berdiri di depan etalase restoran, menatap berbagai hidangan yang menggugah selera.

"Rasanya makanan - makanan ini nggak bagus buat sarapan, semuanya pedas." gumamnya pelan, mengingat betapa pedasnya makanan China yang diinginkan Renjun.

Setidak setuju apapaun, hatinya lemah saat memikirkan senyuman Renjun yang akan muncul ketika melihat makanan kesukaannya.

Jaemin tahu dia tidak bisa menolak permintaan Renjun.

Setelah membeli makanan yang diinginkan, Jaemin dan Jisung melanjutkan perjalanan menuju rumah Renjun.

Sesampainya di sana, Renjun sudah menunggu di depan pintu, tersenyum lebar saat melihat Jaemin dan Jisung datang.

Jisung berlari keluar dari mobil dan langsung memeluk Renjun dengan erat. "Jisung rindu Mama Renjun!" serunya, matanya bersinar penuh kebahagiaan.

Renjun membungkuk, memeluk Jisung dengan lembut. "Mama Renjun juga rindu Jisungie. Senang sekali Jisung datang hari ini."

"Chenle mana?"

"Masuklah, Chenle sedang main di kamarnya."

Jisung pun berlari masuk, meninggalkan Jaemin dan Renjun berduaan.

Jaemin tersenyum melihat interaksi Renjun dan putranya itu, merasa hatinya semakin hangat.

Dia mengangkat kantong berisi makanan China dan berjalan mendekat. "Mas bawakan makanan yang kamu minta." katanya pada Renjun, menyerahkan kantong tersebut.

Renjun tersenyum lebar, matanya berkilauan. "Terima kasih banyak, Mas."

Keduanya menuju dapur untuk menyiapkan makanan. Aroma makanan China yang pedas segera memenuhi ruangan.

"Mas dan Jisung sudah sarapan?"

Jaemin mengangguk. "Sudah."

"Syukurlah, aku juga belum masak apa- apa."

"Jujur saja, Mas sempat ragu untuk membelikan makanan pedas untuk sarapanmu." kata Jaemin, menyendokkan makanan ke piring Renjun. "Tapi siapa Mas bisa menolak permintaanmu?"

Renjun tertawa kecil. "Tenang, aku juga jarang makan makanan pedas kok, Mas. Tidak perlu khawatir.."

Jaemin menatap Renjun dengan penuh kasih saat Renjun makan dengan lahap.

Dia penasaran bagaimana Renjun bisa menikmati makanan pedas itu tanpa sedikit pun keluhan.

Akhirnya, Jaemin mengambil satu suap, dan langsung merasakan sensasi pedas yang membakar lidahnya.

Istri Teman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang