nineteen

472 99 4
                                    

Setelah beberapa waktu, Jisung bangun lebih dulu dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa waktu, Jisung bangun lebih dulu dari tidurnya. Dengan mata yang masih setengah terbuka, dia melihat sekeliling kamar Chenle. Matanya tertuju pada dinding yang penuh dengan foto-foto.

Jisung bangun perlahan dan berjalan ke arah dinding. Dia melihat foto-foto Chenle bersama Renjun dan seorang wanita yang dia kenali sebagai ibu Chenle.

Jisung merasa sedikit iri melihat kebersamaan mereka, terutama karena dia sendiri tidak punya seorang ibu.

Chenle terbangun dan melihat Jisung. "Jisung, kamu sudah bangun?" tanya Chenle dengan suara pelan.

Jisung menoleh dan mengangguk. "Iya, Chenle. Aku lihat-lihat foto di dindingmu."

Chenle tersenyum. "Itu foto aku sama Papa dan Mama."

Jisung menunduk, merasa sedih. "Kamu beruntung punya Mama. Aku nggak punya Mama."

Chenle merasa bingung melihat temannya sedih. "Oh... tapi kamu punya Papa yang baik, kan?"

Jisung mengangguk. "Iya, aku punya Ayah. Kadang aku ingin punya Mama juga."

Chenle berpikir sejenak, kemudian tersenyum lebar. "Kamu bisa anggap Mama Renjun sebagai Mama kamu juga, Jisung."

Jisung mengangkat kepala, matanya berbinar. "Beneran, Chenle? Aku boleh?"

Chenle mengangguk dengan semangat. "Iya, Mama Renjun pasti mau jadi Mama kamu juga."

Jisung tersenyum lebar, merasa sedikit lebih baik. "Terima kasih, Chenle. Kamu benar-benar teman baik."

Renjun dan Jaemin yang sedang berbincang di ruang TV mendengar suara anak-anak dari kamar dan memutuskan untuk melihat apa yang terjadi. Mereka mendapati Jisung dan Chenle saling tersenyum di samping dinding yang penuh foto.

"Hei, kalian sudah bangun?" tanya Renjun sambil berjalan mendekat.

"Iya, Mama. Jisung tadi lihat foto-foto kita," jawab Chenle.

Jaemin melihat Jisung yang tampak lebih ceria. "Ada apa, Jisung?"

Jisung menoleh ke Jaemin dan berkata dengan polos, "Chenle bilang aku boleh anggap Kak Renjun sebagai Mamaku juga."

Renjun tersenyum hangat dan mengelus kepala Jisung. "Tentu saja, Jisung. Kamu selalu bisa menganggap Kak Renjun sebagai Mamamu."

Jaemin merasa terharu melihat bagaimana Renjun dengan tulus menerima Jisung. "Terima kasih, Renjun. Kamu benar-benar orang yang baik."

Renjun tersenyum pada Jaemin. "Anak-anak butuh cinta dan perhatian, dan aku senang bisa memberikan itu untuk Jisung juga."

Dengan suasana hati yang lebih baik, mereka semua kembali ke ruang tamu.

Jaemin merasa bersyukur karena di beri kesempatan mengenal orang seperti Renjun yang penuh kasih sayang.

Anak-anak kembali bermain dengan gembira, dan hari itu menjadi lebih ceria berkat kedekatan dan pengertian yang terjalin di antara mereka.

Istri Teman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang