Hermione membeku, bahkan Ron juga terlihat kebingungan di sebelahnya.
Harry berteriak histeris, menyebut Diggory sudah tewas.
Mr Diggory turun dengan tergesa-gesa, ketika sudah berada di bawah sana, raungan kehancuran terdengar.
Dalam sekejap eforia Turnamen Triwizard berganti menjadi lonceng kematian.
–oOo–
"Mate?" Ron terhenyak, melihat keadaan Harry yang benar-benar berantakan. Jika saja tidak ada tangan Dumbledore di pundaknya, dia pasti sudah terjatuh.
Hermione melihat nya dengan iba, lagi-lagi Harry harus menjadi korban dari takdir yang kejam.
Mengapa takdir tidak membiarkan nya hidup bahagia setahun saja?
"Aku akan membawa Mr. Potter ke Pomfrey lebih dulu," kata Dumbledore pelan. "Kalian bisa ikut jika Mr. Potter mengizinkan."
Kedua temannya melihat Harry yang mengangguk kecil.
Ketika mereka tiba di Hospital Wings, tanpa banyak bicara Madam Pomfrey membawa Harry untuk berbaring di salah satu ranjang, melakukan pemeriksaan kecil sembari menghela napas beberapa kali.
Mrs Weasley datang dengan beberapa anak nya, Ginny terlihat tidak percaya, Fred dan George hanya menggeleng kecil.
"Oh, Harry yang malang." Mrs Weasley berkata dengan lirih, matanya terus melihat Harry yang masih berada dalam pemeriksaan Pomfrey.
"Piala nya Portkey! Ada seseorang yang sengaja mengubah nya, kenapa Anda malah menya—"
"Karena itu tida mungkin, Minerva! Turnamen ini di bawah kendali Kementerian. Mengapa itu bisa terjadi?"
Fudge sang Menteri Sihir, mengeluarkan keyakinan nya, bahwa apapun yang terjadi, tidak bisa di percaya.
Selama sesuatu berada di bawah kendali Kementerian, maka tidak mungkin sesuatu yang di luar kendali, dapat terjadi.
McGonagall menggeram tertahan, dia memandang Fudge dengan tajam.
McGonagall akan membalas nya dengan kata-kata tajam, jika saja Severus dan Dumbledore—yang pergi setelah mengantar Harry—tidak datang.
Dia berdiri di antara kedua orang yang sedang bersitegang tersebut.
Severus melangkah lebih dekat pada Madam Pomfrey, dia memberikan beberapa ramuan yang di butuhkan healer Hogwarts tersebut. Sebelum kembali ke sisi Dumbledore, manik gelap nya melihat Harry dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Dia memberikan informasi yang detail, Cornelius. Kenapa dia bisa begitu detail, jika itu hanya halusinasi nya saja?" Dumbledore berkata pelan, tetapi siapapun tau, ada peringatan di sana.
Fudge tertawa kecil, pandangan nya kini beralih pada Harry yang menatap kosong ujung ranjangnya.
"Dia?" Tunjuk nya pada Harry. "Hanya karena dia anak yang berhasil membunuh You-know-who sekali, kalian langsung percaya apapun yang keluar dari mulutnya? Dia hanya anak yang kurang me—"
"Mr. Fudge!" Remus datang dan dia sudah memekik tajam. "Jangan lanjutkan ucapan Anda, atau aku—"
"Remus." suara Dumbledore menghentikan nya, Remus menghela napas sebelum berdiri di sebelah Harry.
Mrs Weasley juga menarik napas, dia pun ingin sekali berteriak pada Menteri Sihir tersebut, jika saja Ginny tidak memegang lengannya erat.
Harry masih diam saja, seolah perdebatan di hadapannya bukan lah apa-apa.
"Aku tidak peduli apapun, Dumbledore. Yang jelas dia tidak mungkin bangkit karena—"
"Dia memang bangkit!" Harry berteriak, membawa keterkejutan bagi semua yang ada di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heerser Van Harten
Fanfiction"Malaikat seperti mu, tidak bisa jatuh ke neraka bersama ku." ~ Disclaimer: Harry Potter © J.K Rowling. Saya hanya meminjam segala sesuatu yang ada di dalamnya.