Perdebatan terjadi antara Harry dan Seamus; ketika Seamus mengatakan Harry adalah seorang pembohong, pemuda itu tidak dapat menahan amarahnya lagi.
Ron harus menarik Harry menuju kamar mereka, dia memperhatikan Harry yang begitu terlihat berantakan.
"You oke?"
Harry melepaskan dasi sebelum menjawab, "Yeah, im fine."
Tapi Ron tidak melihat kalo Harry baik-baik saja. Sejak dia memberi tau, kalo you-know-who bangkit, anak itu hampir tidak pernah merasakan tidur nyenyak lagi. Meskipun, sejak tahun kedua, dia memang sudah tidak mendapatkan kenyamanan dalam tidur lagi, tahun ini lebih buruk.
Harry selalu mengigau tentang banyak hal, yang Ron sendiri tidak tau apa artinya.
"Seamus tidak berhak bilang begitu, karena—"
"I say, im fine, oke!" Harry memekik tajam, membuat Ron berjengit terkejut.
Dia tau kondisi Harry sedang tidak baik, dan itu mempengaruhi pikiran nya. Tetapi, Ron tidak sadar, bahwa itu juga mempengaruhi sikap nya.
"Aku hanya tidak ingin, pikiran mu jadi lebih buruk. Aku akan meninggalkan mu sendiri."
Harry menghela napas, raut frustasi tercetak jelas di wajahnya ketika mendengar suara kaki Ron yang menjauh.
•••
Harry tidak tau kemana dia melangkah, awalnya dia ingin ke pondok Hagrid, tetapi setelah kejadian tempo hari, pasti Hagrid sedang dalam keadaan sibuk.
Jadi Harry berjalan-jalan di sekitar Hutan Terlarang. Menikmati semilir angin yang menyapa wajah nya.
"Tidak, ku rasa dia lebih percaya kamu."
Samar-samar Harry mendengar suara seseorang yang sudah dia hapal, Malfoy.
Harry mengikuti asal suara, sebelum berjalan dengan pelan ke arah dua orang yang sedang memberi makan pada Thestral.
Harry mengernyit heran, ketika melihat Malfoy tampak dekat dengan Luna.
Sejak kapan mereka dekat?
"Halo, Harry," sapa Luna dengan suara lembut. Malfoy yang mendengar itu, berbalik melihat ke belakang.
Manik abu nya membulat, ketika menemukan Harry berjalan dengan pelan menuju mereka.
"Aku dan Draco sedang memberi makan Thestral," cetus Luna, ketika Harry berdiri di sebelahnya, memperhatikan para Thestral dengan seksama.
Draco sendiri tidak tau harus mengatakan apa, jadi dia menyibukkan diri dengan bayi-bayi Thestral yang mendekat ke arah nya.
"Aku tidak tau, kau bisa melihat mereka juga." Harry berucap pelan pada Draco. "Karena Luna bilang, mereka hanya bisa di lihat oleh—"
"Mereka yang sudah melihat kematian," Draco memotong dengan cepat, saat menemukan kesulitan di wajah Harry.
Luna melihat keduanya sekilas, kemudian kembali pada makhluk-makhluk tersebut.
"Pandora Lovegood adalah ibu baptis ku," kata Draco, manik abu nya seolah menerawang ke masa lampau. "Aku bersama Luna, saat melihat ibunya meninggal."
Harry akui dia sangat terkejut, itu sesuatu yang tidak dapat di sangka, juga sekaligus menjadi jawaban, mengapa Malfoy terlihat dekat dengan Luna.
Harry berbalik pada Luna, gadis itu terlihat tidak terganggu dengan percakapan mereka.
"Kadang-kadang, kau tidak bisa mengendalikan takdir, Harry." Luna berucap, ketika dia selesai melempar potongan daging ke arah induk Thestral.
"Aku dan Draco percaya, bahwa apa yang kau katakan itu adalah sebuah kebenaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heerser Van Harten
Fanfiction"Malaikat seperti mu, tidak bisa jatuh ke neraka bersama ku." ~ Disclaimer: Harry Potter © J.K Rowling. Saya hanya meminjam segala sesuatu yang ada di dalamnya.