Harry tidak tau, tetapi ketika melihat wajah Dumbledore yang kacau, dia tau perbincangan yang di lakukan keduanya, memiliki akar masalah yang kuat.
"Mari kita kembali," cetus Dumbledore, pria tua itu tidak susah-susah untuk menunjukkan sedikit senyum nya.
Harry melirik kebelakang, tepat di mana Slughorn berdiri dengan senyum tanpa rasa, membawa Harry semakin tenggelam dalam penasaran, akan masalah yang keduanya bicarakan.
Ketika kaki mereka telah melangkah ke halaman depan, Slughorn keluar dengan tergesa-gesa.
"Tapi aku menerima tawaran terakhir mu, bagaimana pun ini kesalahan ku. Aku akan membantu."
Sedikit kelegaan terukir dalam wajah Dumbledore, membuat Harry ingin sekali menggunakan legilimens, tapi tentu saja itu tidak mungkin.
"Aku akan menunggu mu kembali ke Hogwarts." jawab Dumbledore, Slughorn mengangguk kecil, dia kembali ke dalam rumah nya.
"Prof-"
"Persiapkan tahun ke enam mu, Harry. Kita tidak tau, apa saja yang akan menyapa di depan sana."
Dalam sekejap, Dumbledore telah memegang lengan Harry, membawa Harry dalam sensasi apparate yang memuakkan.
oOo
Manik kelabu itu menyusuri setiap sudut rumah, mengamati tiap benda yang dapat mata nya jumpai, sebelum terhenti pada sebuah lukisan berukuran besar, yang terpajang megah di atas perapian.
Lukisan seorang gadis, usia nya mungkin lima belas tahun saat lukisan itu di buat. Gadis itu terlihat cantik dan anggun, memegang buku yang Draco tidak tau tentang apa.
"Dia Ariana, adik perempuan Dumbledore."
Draco tersentak, melihat ke belakang tepat di mana gadis Weasley berjalan ke arah nya dengan mata yang fokus pada lukisan Ariana.
Draco sedikit menggeser, ketika Ginny berdiri di sebelahnya. Entah mengapa, Draco merasa ada aura permusuhan yang menguap dari gadis itu.
Ginny menoleh cepat, membawa Draco dalam keadaan kikuk, setelah ketahuan memperhatikan tanpa izin.
"Bagaimana?"
Kening Draco mengerut, ketidaktahuan jelas sedang di alami pemuda itu.
Ginny tampak baik-baik saja, dia seakan enggan memberikan petunjuk atas pertanyaan nya barusan.
"Maksud mu?"
Ginny mendengus, tersirat ketidaksukaan dalam tatapan nya kali ini, meski gadis itu berusaha menyembunyikan nya.
"Menjadi pasangan, meski tidak ada rasa cinta di antara kalian?"
Draco terdiam, dia melupakan masalah terbesar di sini. Jelas, Ginny Weasley menyukai Harry Potter. Hampir semua murid Hogwarts tau akan itu, tetapi tidak untuk Harry, atau beberapa orang termasuk kakak nya sendiri.
"Aku tidak memiliki jawaban atas itu," Draco menjawab pelan, kelabu nya memandang dinding kosong di belakang Ginny. "Tetapi, tidak ada larangan jika dia ingin bersama orang lain."
"Bersama orang lain di alam baka, begitu maksud mu?"
Suara Ginny terdengar begitu tajam dan menusuk, dan Draco tidak memiliki alasan untuk berbalik menyerang gadis itu. Fakta nya, dia memang menghancurkan banyak kehidupan, dan itu hanya untuk membebaskan dirinya dari ikatan Riddle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heerser Van Harten
Fanfic"Malaikat seperti mu, tidak bisa jatuh ke neraka bersama ku." ~ Disclaimer: Harry Potter © J.K Rowling. Saya hanya meminjam segala sesuatu yang ada di dalamnya.