Harry berjalan dengan gelisah. Dia menyadari bahwa masalah tentang Malfoy lebih kompleks, dari yang dia pikirkan.
Jelas Luna tau sesuatu, tetapi Snape seakan enggan membiarkan itu terungkap.
Kemudian bayangan apa yang dirinya lihat dalam kenangan Severus, membuat Harry benar-benar merasakan denyutan tak terkendali di kepalanya.
Ujian OWL sebentar lagi, masalah Laskar Dumbledore belum selesai, Voldemort bangkit, dan masalah Malfoy pula.
Dari semua gelar nama yang dia dapatkan, entah mengapa hanya magnet masalah yang begitu mencerminkan dirinya.
Lamunan Harry buyar, ketika pundak nya di tabrak seseorang.
Gadis berambut hitam sebahu, melihat nya dengan nyalang. Harry sedang tidak ingin mencari masalah lagi untuk hari ini.
Jadi Harry segera menjauh, sebelum Parkinson siap dengan kata-kata pedas nya.
•••
Harry kembali ke Ruang Kebutuhan, dengan wajah tertekuk lesu.
Untungnya ia tidak perlu bertemu dengan Filch atau sekumpulan anak-anak yang ditugaskan Umbridge untuk mengawasi mereka. Karena sepertinya, anggota nya juga masih sibuk dengan liburan natal mereka.
Hermione segera menghampiri nya, setelah membiarkan Neville melanjutkan pelajaran dalam mantra expelliarmus.
"Ada apa Harry?" Hermione berbisik lembut. "Dia baik-baik saja?"
Harry melihat nya sekilas, kemudian mengidikan bahu nya. Ron tiba di sekitar mereka.
"Yang jelas ini lebih kompleks dari yang ku bayangkan," ujar nya. "Luna izin sampai Malfoy sadar."
Kemudian seperti hendak memutus apapun yang ingin di tanyakan Hermione dan Ron, Harry segera berjalan menuju si kembar Patil yang terlihat kesulitan dengan mantra Diffindo.
"Merasa dia menyembunyikan sesuatu kan?" cetus Ron, Hermione melirik nya kemudian mengangguk kecil.
"Kita tanya setelah kembali ke Gryffindor."
Ron pun berjalan menuju Gianna yang masih tidak bisa menguasai mantra Bombarda dengan baik.
Hermione melirik Harry, jelas terlihat bahwa dia memiliki pikiran yang terlalu banyak. Hermione terkadang begitu ingin membuat Harry mengerti, bahwa dia bisa membagi masalahnya. Tapi itulah masalahnya, dia akan bermasalah ketika ada seseorang yang mencoba ingin meringankan beban nya.
Hermione menghela napas, dia kembali menuju murid Hufflepuff yang kebingungan harus menurunkan objek yang dia lempar ke udara lewat mantra Acendio nya.
–oOo–
Luna tiba di Aula Utama dengan senyum lelah. Aula masih sedikit sepi, tetapi tidak sesepi saat mereka sarapan pagi tadi. Beberapa anak sudah mulai kembali.
Luna melihat Harry, ketika dia akan menuju meja Ravenclaw. Secara sadar ia berbalik menuju meja Gryffindor, seakan gairah untuk berjalan ke meja Ravenclaw menguap entah kemana.
Tidak memperdulikan peraturan Umbridge yang melarang murid lain untuk pergi ke meja yang bukan miliknya, Luna menuju meja Gryffindor.
Sedikit membuat keributan di meja Ravenclaw, karena jika Umbridge tau tentu akan ada masalah dengan asrama mereka. Untungnya Umbridge tidak ada di manapun, sedikit membuat mereka merasa lega.
Luna duduk di sebelah Ginny, gadis itu segera menuangkan air ke dalam cangkir untuk di berikan pada Luna. Ravenclaw itu terlihat sangat berantakan, sangat tidak seperti Luna sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heerser Van Harten
Fanfic"Malaikat seperti mu, tidak bisa jatuh ke neraka bersama ku." ~ Disclaimer: Harry Potter © J.K Rowling. Saya hanya meminjam segala sesuatu yang ada di dalamnya.