H V H 21

794 92 14
                                    

Ron memperhatikan Hermione dengan seksama, sejak gadis itu memiliki niat untuk membuka surat yang di kirim pihak Hogwarts, wajah cantik Hermione terlihat begitu datar.

Ron menerka, sesuatu yang tidak mungkin, tetapi itu terlintas begitu saja dalam pikirannya; tentang Hermione yang mungkin mendapatkan nilai rendah, dalam ujian OWL tahun lalu.

Tapi rasanya tidak mungkin, dengan situasi mengancam nyawa pun, gadis itu tetap sempurna dalam segala pelajaran.

"Jadi ...." Ron membuka suara, membawa perhatian Hermione segera terarah padanya. "Kau dapat nilai berapa?" Pemuda itu melanjutkan, dengan manik biru yang melirik penasaran pada kertas di tangan gadis itu.

Hermione menyerahkan nya, tanpa berniat membalas apapun, dia sibuk dengan kertas lain; milik Harry Potter.

Ron segera memeriksa surat milik Hermione, surat pemberitahuan tentang nilai yang ia dapatkan.

Dan seharusnya Ron tidak terkejut lagi, gadis itu mendapatkan O untuk semua pelajaran, kecuali pertahanan terhadap ilmu hitam, Hermione mendapatkan E.

Dan itu jelas, jauh lebih bagus dari semua nilai milik nya.

"Harry mendapatkan dua O, yang lain A," cetus Hermione, ia memperbaiki cara duduknya, sebelum memberikan nilai Harry pada Ron. "Dia memang pandai dalam pertahanan ilmu hitam, tidak aneh Harry dapat O."

Ron mengangguk kecil, menyetujui ucapan gadis itu. Ron melihat ke atas, tepat di mana Harry dan Draco berada.

"Menurut mu, kedepannya akan seperti apa sekarang?"

"Lebih sulit dari pada mendengar Tom fucking Riddle, kembali bangkit."

Ron tertawa geli, cukup lucu mendengar Hermione mengumpat seperti itu.

Tanpa rasa bersalah, gadis itu ikut tertawa dan kedua nya menyadari bahwa dalam keadaan apapun, tertawa bisa mengurangi sedikit rasa beban.

-oOo-

Draco tersadar dengan perasaan bersalah, bahkan dengan mata tertutup pun, yang ia lihat hanyalah Harry yang terjatuh ke dalam neraka bersama nya; sesuatu yang seharusnya tidak terjadi, pada malaikat seperti Harry.

Lamunan nya buyar, ketika suara kenop pintu berputar, manik kelabu itu lekas melihat di mana Harry berdiri dengan nampan yang berisi segelas air, bubur dan apel hijau. Draco mengernyit heran, dari mana Harry tau buah kesukaan nya itu.

"Aku pernah melihat mu, mencari-cari buah ini, di antara buah lain nya," celetuk Harry, menjawab pertanyaan yang tak terucap dari Draco.

Mulut Malfoy itu sedikit terbuka, sebelum ia menggeleng kecil dan mengalihkan perhatian ke arah lain.

Harry tersenyum kecil, ia melangkah pelan menuju Draco, setelah meletakkan nampan nya, hijau itu memandangi wajah Draco yang masih enggan melihat nya.

"Makan lah, kau sudah melewatkan terlalu banyak makanan," bisik Harry, membuat Draco menatap tak percaya, kemudian dalam beberapa detik, raut wajah pucat itu menjadi penuh menyelidik.

"Kau menguntit ku?"

Harry mengerjap beberapa kali, dia berdehem sebelum membalas, "Tentu saja tidak! Kebetulan saja aku selalu melihat aktivitas mu."

Mata Draco menyipit, sedang Harry menghela napas melihat tingkah anak itu, dengan perasaan jengkel, satu suapan masuk ke dalam mulut Draco, lewat tangan Harry.

"Aku bisa makan sendiri!" protes Draco, tetapi Harry tetap menyuapi nya, hingga sesi menghindar Draco membuat Harry kehilangan keseimbangan, akibat dorongan Draco yang cukup keras. Dengan cepat, Draco menarik Harry, hingga membuat tubuh keduanya menempel dengan begitu dekat.

Heerser Van Harten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang