Koridor gelap dan berliku-liku di Ruang Ramalan dipenuhi dengan ketegangan. Dalam sekejap, ketenangan itu pecah oleh kilatan cahaya yang melesat dari ujung tongkat sihir. Harry, Hermione, Ron, Neville, Luna, Ginny, bergerak dengan cepat, mencoba menghindari serangan dari kelompok Pelahap Maut yang mendekat.
"Stupefy!" teriak Harry, mengarahkan tongkatnya ke salah satu Pelahap Maut. Kilatan merah terbang dari ujung tongkatnya, menghantam musuh yang langsung jatuh tak sadarkan diri.
Hermione berada di sampingnya, mengayunkan tongkatnya dengan cepat. "Protego!" Sebuah perisai sihir muncul, memantulkan serangan yang datang kembali ke arah penyerangnya.
Di sudut lain, Ron dan Ginny berjuang melawan dua Pelahap Maut. "Expelliarmus!" seru Ron, dan tongkat lawannya terlempar dari tangannya. Ginny, dengan gerakan cepat, melancarkan mantra "Reducto!" yang membuat musuh terpental ke dinding.
Neville, dengan wajah tegang namun bertekad, menangkis serangan dari Pelahap Maut yang lebih besar. "Impedimenta!" jeritnya, membuat lawannya terpaku di tempat. Luna di sebelahnya, dengan tenang mengarahkan tongkatnya dan berbisik, "Levicorpus," membuat musuh terangkat ke udara secara terbalik.
Ledakan dan cahaya berwarna-warni terus menghiasi koridor. Dinding dan lantai bergemuruh dengan setiap ledakan, suara mantra beradu memenuhi udara. Neville, melihat Bellatrix Lestrange di kejauhan, merasakan amarah membara di dadanya. Dia mengarahkan tongkatnya dan berteriak, "Crucio!" namun Bellatrix dengan cekatan menghindar dan membalas dengan serangan yang sama ganasnya.
Di sisi lain, Luna berhadapan dengan seorang Pelahap Maut yang mengenakan topeng. "Petrificus Totalus!" serunya, dan musuh pun jatuh ke lantai, kaku. Hermione memberikan anggukan cepat pada Luna sebelum kembali berjuang di sisinya.
Pertempuran semakin sengit, dengan kedua belah pihak saling melancarkan serangan dan pertahanan. Kilatan hijau, merah, dan biru saling menyilang di udara, menciptakan pemandangan yang mengerikan namun mempesona.
Tidak ada satupun tanda-tanda dari pihak keduanya akan mengalah, meski jelas pihak Harry masih jauh di bawah para Pelahap Maut soal kekuatan, tetapi semangat dan tekad mereka tidak bisa di anggap remeh.
Neville terus mengejar Bellatrix kemanapun wanita itu berlari. Dendam atas apa yang di lakukan wanita itu terhadap orangtuanya, membuat Neville melupakan dengan siapa dia berhadapan.
"Aku membuat Alice dan Frank Longbottom gila." Suara nya menembus telinga Neville, membuat suatu dengungan yang menyakitkan.
Neville terus mengejar Bellatrix, dengan tekad untuk membalaskan sedikit rasa sakit yang orangtuanya rasakan.
"Harry! Neville." Ron berteriak, ketika dia harus menunduk untuk menghindari sinar hijau dari salah satu Pelahap Maut.
Harry menggeram kesal, dia memberi isyarat untuk semuanya mengikuti kemana Neville mengejar Bellatrix.
Saat mereka tiba di depan sebuah pintu, ada dorongan untuk Luna menghentikan itu. Tetapi, karena Ron dan Ginny yang tidak bisa menghentikan laju lari keduanya, mereka kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh di sebuah ruangan kosong.
Kepulan asap hitam menyelimuti seluruh ruangan, Harry merasa dadanya di tekan oleh sesuatu yang begitu berat, terlampau sulit hanya untuk menarik napas sesaat.
Ketika ruangan menjadi lebih baik, Harry menyaksikan teman-teman nya telah berada di tangan para Pelahap Maut.
"Well, Mr. Potter. Jika saja kau tidak menghancurkan benda itu, tentu kau tidak akan menjadi saksi dari kematian mereka semua." Lucius berdesis tajam, manik yang serupa dengan anaknya itu, menatap dingin Harry.
"Jangan lukai mereka!" Harry memekik tajam, jika Lucius pikir hanya dia yang bisa memberi tatapan kematian, maka kali ini dia harus mulai membuang pikiran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heerser Van Harten
Fanfic"Malaikat seperti mu, tidak bisa jatuh ke neraka bersama ku." ~ Disclaimer: Harry Potter © J.K Rowling. Saya hanya meminjam segala sesuatu yang ada di dalamnya.