H V H 17

1.3K 133 24
                                        

Harry dan yang lain telah kembali ke Hogwarts, setelah beberapa hari mendekam di Grimmauld Place akibat pers yang yang tidak kenal lelah, hanya untuk mengumpulkan satu kata dari bibir mereka.

Tetapi Harry merasa resah, Draco tidak ada di Hogwarts. Dia memang mendengar dari Profesor McGonagall, kalo Snape mengajukan kepulangan Draco lebih awal, karena kesehatan ibunya.

Tapi Harry yakin, masalah nya bukan itu, pasti ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Profesor ramuan tersebut.

"Mate?" Ron memanggil pelan. "Ada apa?" Terlihat jelas raut khawatir di wajah Ron.

"Entahlah, Ron. Aku hanya merasa tidak enak, hanya itu," balas Harry, sembari bersandar pada ujung sofa.

Hermione dan Ginny yang baru tiba, mengernyit heran, melihat raut wajah Harry yang terlihat gelisah.

Mereka semua tau, kejadian di Kementerian Sihir memang sangat buruk, dan Harry memang pantas merasa begitu. Voldemort dalam wujud Tom Riddle, memang membuat semuanya merasa di jatuhkan ke dasar jurang paling dalam.

Tetapi, mata anak itu bukan menunjukkan kegelisahan terhadap suatu bahaya, kegelisahan nya seperti tertuju untuk seseorang.

"Harry, ada apa?" Hermione duduk di sebelah anak itu, mengamati bagaimana wajah Harry terlihat pucat.

"Tidak ada lagi Umbridge yang akan membuat mu susah, kenapa kau terlihat begitu kalut, Harry?" Ginny menimpali, matanya melirik sang kakak, Ron hanya mengidikan bahu.

"Tidak, bukan itu. Aku hanya merasa tidak enak saja," Harry menyahut cepat, tidak ingin membuat teman-teman nya terlalu khawatir untuk dia.

Hermione dapat merasakan kalo Harry tidak baik-baik saja, mengenal anak itu sejak tahun pertama, sudah cukup bagi nya untuk tau, kapan Harry baik-baik saja dan tidak.

"Aku pergi dulu." Harry beranjak dari tempatnya, meninggalkan teman-temannya nya dengan berbagai pertanyaan.

•••

Dua hari lagi, tahun keempat Hogwarts akan berakhir. Mereka semua akan kembali ke rumah masing-masing. Pada akhirnya Harry tidak harus kembali ke Privet Drive lagi. Sirius dan Remus telah mengatur dokumen, untuk membuat Harry tinggal bersama mereka. Ya, Remus juga memutuskan untuk tinggal di Grimmauld Place, dengan dorongan Mrs Weasley. Dia tidak yakin, harus meninggalkan Harry dan Sirius berdua saja, siapapun tau bagaimana keduanya.

Dan Harry merasa senang, tentu saja. Tapi itu bahkan tidak cukup untuk menutupi kegelisahan nya akan Draco.

Sejak Severus tidak membawa nya ke Grimmauld Place saat itu, kegelisahan Harry sudah menyeruak. Kekhawatiran dan ketakutan, telah menyelubungi dirinya.

Kaki Harry terhenti ketika melihat Luna, gadis itu memandang Danau Hitam dengan mata kosong. Anak yang selalu tampak ceria, kini terlihat hampir sama dengan nya, bahkan mungkin lebih buruk.

Harry memutuskan untuk menghampiri Luna.

"Hai, Lun," Harry menyapa dengan pelan, tetapi Luna tetap terkejut. Gadis itu membenarkan posisi berdiri nya, berusaha menunjukkan senyum yang selalu dia tampilkan.

"Hai, Harry," balas Luna, suara nya terdengar serak. "Apa yang kau lakukan di sini? Sudah berkemas?"

Harry mengangguk, dia berdiri di sebelah Luna, melihat beberapa helai daun yang terjatuh di atas Danau Hitam.

"Kau, bagaimana?"

Luna melirik nya sekilas sebelum kembali pada Danau Hitam, helai pirang yang tak serupa dengan Draco itu, tertiup lembut oleh hembusan angin pagi.

Heerser Van Harten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang