H V H 6

985 99 2
                                    

Semua murid menjerit tertahan, ketika wanita dari Kementerian memotong pidato Dumbledore dengan tidak sopan.

Tidak pernah sekalipun, atau siapapun yang berani memotong ketika Dumbledore The Head Master of Hogwarts berbicara.

Tetapi yang terjadi kali ini, benar-benar di luar pemikiran siapapun.

Para Profesor yang duduk di belakang Dumbledore, pun ikut memekik tertahan.

Dolores Umbridge, wanita yang di temui Harry saat berada di Kementerian itu, berpidato dengan suara yang dibuat agar terdengar lembut.

Ia juga menjelaskan, akan menjadi guru pertahanan terhadap ilmu hitam—sekaligus pengawas—yang baru, setelah mengatakan tanpa dosa, kalo Hogwarts memiliki sistem pelajaran yang tertinggal.

Harry menahan muntah, mendengar itu semua keluar dari mulut wanita tersebut.

Senyum menyebalkan tidak pernah luntur dari bibirnya, apa lagi ketika dia berceloteh, tentang Kementerian adalah tempat terbuka, terpercaya, dan blah blah.

Tidak ada yang ingin mendengarkan omong kosong itu, bahkan anak Hufflepuff yang terkenal selalu menghargai orang, terlihat menatap muak wanita itu.

Aula Utama tidak pernah terasa begitu senyap, membuat Harry cukup yakin, mereka bisa mendengar detak jantung masing-masing.

Sampai akhirnya Dumbledore mengambil kembali pidato, yang tentu saja membuat Umbridge memandang dengan sengit.

"Untuk sekarang, itu saja. Dan belajar lah dengan giat, untuk melindungi diri dari bangkit nya Voldemort. Terima kasih!"

Dumbledore undur diri, setelah gerutuan Umbridge tak ia dengarkan.

–oOo–

Keesokan harinya pun, tidak membaik sama sekali.

Harry lupa belajar, dia juga tidak bisa bertanya pada Hermione, gadis itu sibuk dengan tugasnya sebagai Prefek.

Jika dia gagal di kelas ramuan kali ini, dia juga pasti akan gagal dalam ujian OWL, dan tidak akan lolos untuk NEWT.

Harry berlari menuju perpustakaan di pagi buta, setidaknya dia harus tau beberapa kata untuk kelas ramuan kali ini. Atau Snape, dengan senang hati, mempermalukan nya di sana.

Madam Pince tidak ada, mungkin masih bergelut dengan selimut nya.

Harry berjalan menuju tempat paling ujung, sebelum manik nya melihat rambut seseorang yang sudah dia hapal di luar kepala. Andai saja aku bisa menghapal pelajaran ramuan, seperti aku menghapal rambut itu Harry bermonolog di dalam kepala nya, sebelum menggeleng kecil.

Dia mencari-cari buku yang sebelumnya pernah Hermione bilang untuk di pelajari, saking bersemangatnya atau apa, Harry sampai menjatuhkan beberapa buku yang membuat suara cukup nyaring.

Malfoy langsung menoleh ke arahnya, alis nya terangkat satu, Harry sudah siap dengan ejekan yang akan di keluarkan oleh Malfoy tersebut.

Tetapi mungkin akhir-akhir ini, Malfoy lebih suka membuat Harry banyak pikiran, dengan semua tingkah laku nya.

Dia tidak mengatakan apapun, kembali pada bukunya dengan tenang. Entah kenapa Harry malah sebal.

Akhirnya setelah berkutik pada buku-buku yang membuat kepalanya sakit, dia menemuka buku yang Hermione bilang. Harry duduk tidak jauh dari Malfoy, karena dia juga butuh sedikit cahaya dari lampu di atas kepala Malfoy.

Harry membaca sambil menggerutu, sesekali akan berdecak sebal, pada kata yang tidak dia mengerti.

"Asphodel nya harus di tuang ke wormwood," ucap Draco tiba-tiba, membuat Harry seketika menatap nya.

Heerser Van Harten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang