H V H 1

2.8K 177 8
                                    

Saat itu tahun keempat, tahun di mana Harry merasakan kesengsaraan tak berujung.

Setelah namanya tiba-tiba saja keluar dari piala api, segalanya menjadi lebih runyam.

Ron bahkan mengatakan ia berkhianat, sesuatu yang Harry saja tidak pernah pikirkan bahkan dalam mimpinya sekalipun.

Untungnya, Hermione masih bisa memahami dirinya juga percaya bahwa tidak mungkin dia memasukkan namanya sendiri ke sesuatu yang memiliki daya magis sangat tinggi, yang tentu saja sangat sulit untuk di tembus anak seusia nya.

Belum lagi hinaan dan cemoohan dari murid lain, terutama Hufflepuff dan Slytherin.

Pin yang bergambarkan wajahnya yang disertai tulisan Potter pecundang dan Potter lost, jadi barang paling populer saat ini.

Harry benar-benar muak, dia ingin sekali berteriak bahwa dirinya juga tidak menginginkan hal seperti ini.

Gelar sebagai The Boy Who Lived saja sudah membuat nya risih, di tambah gelar The Youngest Triwizard, benar-benar membuat Harry frustasi.

Setidaknya, setelah tantangan melawan naga, Harry mendapatkan kembali kepercayaan Ron.

Dia memang marah pada Weasley tersebut, tetapi tidak lebih besar dari pada merindukan nya.

Harry juga merasa tidak enak, jika terus membuat Hermione terganggu akan konflik antara dirinya dan Ron.

Jadi, ketika Ron meminta maaf, Harry dengan senang hati memaafkan nya.

"Belum temukan cara untuk membuka nya?" Hermione bertanya, dia datang bersama beberapa buku tebal di tangannya.

Harry hanya memberi anggukan kecil sebagai respon. Dia sudah melakukan segala cara untuk membuka telur emas tersebut, entah membakar nya, membekukan atau merebus nya. Tetapi yang dia dapatkan, hanya suara lengkingan yang begitu menusuk telinga.

"Tidak apa-apa, kita masih punya waktu beberapa bulan lagi. Aku akan membantu mu mencari caranya," timpal Hermione, tersenyum hangat pada Harry.

Dan Harry tidak tau apa yang akan dia lakukan, jika Hermione tidak menjadi teman nya. Gadis itu benar-benar melakukan segalanya, untuk dia bahkan Ron.

Bicara soal Ron, Harry teringat akan pesta Yule yang akan di selenggarakan sebentar lagi. Juga perintah Profesor McGonagall, tentang mereka yang terpilih sebagai peserta untuk membawa pasangan dansa masing-masing, dan itu mutlak.

"Apa Ron sudah mengajak mu ke pesta Yule?" Harry bertanya, keingintahuan tercetak jelas di wajah nya.

Hermione menggeleng pelan, manik cokelat itu memandang buku-buku di tangan nya dengan sendu.

"Mungkin dia tidak melihat ku sebagai perempuan?" tukas Hermione, sedikit berkelakar dengan memperlihatkan ujung bibirnya yang terangkat.

Padahal Harry tau, Hermione masih menantikan ajakan Ron.

"Mione, kita—"

"Bisa jangan bahas ini lagi, Harry?" Pinta Hermione, menatap Harry penuh harap.

Kemudian Harry mengangguk, lagi pula, jika di pikirkan, dia pun belum mendapatkan seseorang untuk di ajak ke pesta Yule tersebut.

Sebenarnya ada, anak Ravenclaw, yang bernama Cho Chang.

Ketika Harry melihat nya di kereta hari itu, Harry benar-benar merasa penasaran akan gadis tersebut. Dari mata hijau nya, Cho Chang terlihat berbeda dari gadis kebanyakan.

Hanya saja, Harry tidak punya keberanian untuk mengajak Cho.

Dia jadi bingung sendiri dengan dirinya.

Heerser Van Harten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang