9.She is mine.

1K 132 8
                                    

Haii hai hai semuanyaa.
Langsung saja baca cerita aku dengan enjoyy dan jangan lupa voteenya yaa.

Happy reading

Outhor POV

Gibran melangkahkan kakinya memasuki kediaman Cakrawangsa. Jam menunjukan pukul sebelas malam, namun hal itu tak membuat Gibran ragu untuk bertamu. Ketika pintu rumah terbuka, wajah Keivan-lah yang menyambut kedatanganya.

"Ada hal penting apa hingga kamu datang selarut ini?"tanya Keivan santai.

"Ini tentang Adara,"jawab Gibran tanpa ragu.

Keivan membuka lebar pintunya mengisyaratkan Gibran untuk masuk. Gibran berjalan di belakang Keivan, mengikuti ke mana pria itu melangkah. Keivan membawanya masuk ke dalam ruangan kerjanya, duduk di singel sofa yang tersedia di sana. Gibran pun duduk di hadapan Keivan ketika pria itu mengisyaratkanya duduk.

"Kita bicara di sini, lebih aman"ujar Keivan.

"Adara belum tidur om?"tanya Gibran penasaran.

"Sudah, tapi dia suka terbangun tengah malam."jawab Kaivan.

Gibran mengangukan kepalanya. "Maaf om, tapi kejadian tadi siang di kantin mungkin akan membahayakan Adara kedepanya,"ucap Gibran to the point.

"Maksud kamu?"tanya Keivan binggung.

"Musuh Geng saya, yaitu Tiger, mungkin akan menjadikan Adara untuk sasaran balas dendam."jelasnya.

"Kenapa begitu?"tanya Keivan semakin binggung.

"Kejadian di mana saya membela Adara hingga membentak Lisa sampai ke telinga Tiger. Hal itu tersebar karena banyak siswa yang merekam, namun untungnya tidak smapai ke sosial media."katanya.

"Kenapa anak saya yang jadi sasaran?"tanya Keivan.

"Karna mereka berfikir Adara adalah orang penting dalam hidup saya."jawabnya.

"Tapi kenyataanya anak saya memang penting bagi kamu kan? Gibran."tanya Keivan dengan seringal jahil.

Gibran tertegun dengan ucapan Keivan. Apa mungkin perasaanya di ketahui oleh Keivan?.

"Saya juga laki laki dan saya pernah merasakan cinta dan saya tau bagaimana tatap seseorang yang sedang jatuh cinta"ucap Keivan terseyum.

"Jika kamu menganggap anak saya penting, jaga dia, saya tau kamu bisa menjaganya. Karna lelaki sejati akan melindungi orang yang ia sayanginya,"ucap Keivan, membuat Gibran semakin tertegun.

"Sesuai dengan yang om ketahui saya menyukai anak om, saya mencintainya. Maka dari itu, saya akan menjaganya, bukan sebagai seorang bodyguard-nya, tapi sebagai laki laki yang melindungi gadis yang ia sukai,"Gibran akhirnya berterus terang.

Keivan terseyum, lelaki di hadapanya ini sangat tidak suka basa basi, bahkan tanpa ragu mengakui perasaanya sendiri. "Saya percaya kamu bisa menjaganya, tolong jaga anak saya seperti berlian. Tolong jaga dia ya, dia anak satu satunya yang punyai sekatang di dunia ini"Keivan memohon menatap dalam ke mata Gibran.

My Bodyguard (GIDARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang