14. You are mine!

1K 140 14
                                    

Haii semuanyaa.

Langsung saja masuk kw ceritanyaa, jangan lupaa votee and komen yaaw jika ada kurangnya sama cerita akuu.

Happy reading

Outhor POV

GIBRAN berjalan tergesa-gesa memasukki kediaman Cakrawangsa. Perasaan khawatir, gelisah, takut, segalanya bercampur menjadi satu. Ketika memasukki pintu utama, la di sambut dengan para asisten rumah tangga. Kakinya segera melangkah menuju lantai dua, terhenti di depan pintu bercat putih. Pintu tersebut bertuliskan nama sang pemilik ruangan: ADARA'S ROOM.

Baru saja Gibran hendak menyentuh engsel pintu, seorang wanita paruh baya keluar dari ruangan tersebut.

"Eh, Den Gibran sudah datang, baguslah Aden datang di waktu yang tepat," kata Bi Imah sambil tersenyum lega.

"Adara kenapa, Bi?" tanya Gibran.

"Kita ngobrol di bawah aja ya Den, sekarang biarin Non Adara istirahat dulu," kata Bi Imah dan berlalu pergi turun ke bawah.

Gibran menatap pintu putih tersebut dengan cemas, tapi sepertinya yang dikatakan Bi Imah benar, Adara butuh istirahat. Dengan berat hati, akhirnya Gibran pergi mengikuti Bi Imah ke bawah.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Gibran setelah dirinya dan Bi Imah sampai di ruang keluarga.

Bi Imah menatap Gibran dengan sedih. "Tadi ada yang datang ke sini. Seingat Bibi namanya Zaki, mantan pacarnya Non Adara dulu di Surabaya."

Gibran membulatkan matanya mendengar ucapan Bi Imah. Jadi, Adara mantan Zaki?

Gibran menetralkan kembali raut wajahnya, berusaha menutupi keterkejutannya. "Zaki sering ke rumah, Bi?" tanya Gibran, penasaran sudah sejauh mana hubungan keduanya.

"Suka Den, cuma Den Zaki itu cuma berani datang kalo Tuan Keivan tidak ada di rumah, Kalo kata Non Adara, Den Zaki itu takut sama Tuan Keivan," jelas Bi Imah.

"Terus hubungan Zaki sama Adara gimana, Bi? Kalo mereka pacaran, Zaki nggak mungkin nyakitin Adara, kan?" tanya Gibran lagi.

"Bibi kurang tau Den, tapi semenjak kejadian satu tahun lalu, Den Zaki emang nggak pernah ke rumah lagi, eh ternyata den Zaki udah pindah ke sini duluan." Bi Imah mengetuk-ngetuk dahinya menggunakan jari telunjuk, seakan dirinya tengah berpikir atau mengingat sesuatu.

"Ah iya, tadi sih Bibi denger dari percakapan Non Adara sama Den Zaki, kayaknya hubungan mereka udah selesai Den. Tapi Den, sejak masih pacaran sampe sekarang nggak tau kenapa Bibi itu bawaannya nggak suka kalo liat Den Zaki. Menurut Bibi, dia bukan cowok baik- baik," kata Bi Imah dengan raut wajah sendu.

"Awalnya Bibi kira itu cuma perasaan dan pemikiran Bibi aja, tapi setelah liat apa yang tadi Den Zaki lakuin sama Non Adara, Bibi jadi merasa bahwa perasaan Bibi selama ini bener," lanjut Bi Imah.

"Saya kadang suka sedih ngeliat Non Adara. Non Adara itu gadis baik, tapi kenapa dia dikelilingi oleh orang-orang jahat."kata bi Imah.

My Bodyguard (GIDARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang