~bersambung~☆
☆
☆
Author POV
HARI ini matahari manampakkan dirinya begitu cerah. Seakan menggambarkan kebahagiaan orang-orang yang sedang melepas penat setelah satu minggu disibukkan dengan berbagai aktivitas.
Termasuk seorang gadis yang kini sedang duduk di teras rumahnya memakai celana training berwarna hitam dan kaus oblong berwarna novy, Juga sepatu kets berwarna hitam dengan aksen abu-abu yang sudah terpasang di kakinya. Rambut yang biasa digerai kini diikat kuda sehingga menampilkan leher jenjangnya.
Gadis itu sudah duduk di teras rumahnya hampir lima belas menit, namun orang yang ditunggu tak kunjung datang. Padahal biasanya orang itu selalu datang tepat waktu, bahkan sebelum waktu yang dijanjikan.
Tangan gadis itu berulangkali mengecek ponselnya, berharap seseorang itu memberinya kabar perihal keterlambatannya atau perihal dirinya yang tak bisa datang. Namun, baru saja gadis itu hendak meneleponnya, orang itu datang dengan motor sport berwarna hitam.
"Sorry Dar, gue telat," kata orang itu sambil melepaskan helmnya. Gadis itu menghela napasnya. "Gak papa sih bod, tapi tumben kamu telat? Padahal kamu yang ngajak."
Gibran turun dari motornya dan berjalan menghampiri Adara
"Tadi harus nganterin Omah belanja dulu."
"Ohh," Adara menganggukan kepalanya pertanda ia mengerti, "Kalau gitu, ayo berangkat nanti makin panas."
Keduanya pun pergi beriringan untuk melakukan lari pagi yang sempat tertunda karena keterlambatan Gibran.
♧♧♧
Adara dan Gibran kini tengah duduk di bangku taman yang ada.
di komplek perumahan Adara, keduanya sedang beristirahat.
"Gue beli minum dulu, lo tunggu di sini," Gibran lalu pergi meninggalkan Adara.
Adara hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan memilih sibuk dengan ponselnya. Selang beberapa menit, gadis jelita itu merasakan seseorang duduk di sampingnya, ia pun mengalihkan pandangan pada seseorang yang duduk di sampingnya.
Adara terkejut mengetahui seseorang yang duduk di sampingnya bukan Gibran.
"Ka-kamu?"
"Hai Darling, kita ketemu lagi!" kata orang itu dengan seringai tajam.
"Mau apalagi, Zaki!? Belum puas kamu ngelukain saya?" Adara memberanikan diri walaupun nada suaranya bergetar ketakutan.
"Gue pikir setelah kejadian kemarin lo bakal ngurung diri kayak dulu, tapi ternyata kita malah ketemu di sini. Padahal gue harap lo masuk rumah sakit jiwa biar sembuh seratus persen." Zaki tersenyum meremehkan.
"Saya nggak gila!" kata Adara dengan mata yang berkaca-kaca.
"Gue nggak bilang lo gila, tapi lo sendiri yang bilang tadi. Berarti lo mengakui kalo emang lo gila."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard (GIDARA)
Roman pour AdolescentsWARNING! DI LARANG MENGKOPY! Bismilah ramee banyak yang baca dan votee secara iklas. GIBRANA ALKEINEVANDRA ia adalah pemimpin dari Geng Xvandra. Geng yang menguasai SMA merdeka. Semua kehidupan Gibran berubah saat ia menginjak kelas 12. Teman masa...