20. Night

640 108 4
                                    


~Happy Reading~

Author POV.

ADARA turun dari motor Gibran ketika sudah berada di depan gerbang rumahnya. Rumah megah itu terlihat sangat sepi karena Adara hanya tinggal seorang diri ditemani para asisten rumah tangga saja, sedangkan

papahnya masih belum kembali dari urusan pekerjaan. "Kamu hati-hati ya, langsung pulang, jangan mampir-mampir. Inget besok sekolah, terus kalo ada tugas kerjain. Aku tau loh kamu suka nyuruh orang buat ngerjain tugas kamu," Adara menatap Gibran tak suka.

"Gak belajar juga aku pinter," sombong Gibran, kemudian menyalakan motornya.

"Dikasih tau kok malah ngeyel."

"Bawel." Gibran mencolek ujung hidung Adara dan segera pergi sebelum terkena amukan gadisnya.

Adara lalu memasuki kamarnya dan langsung membersihkan dirinya, memakai skincare malam sebelum tidur yang sudah menjadi hal lumrah bagi seorang perempuan. Selesai melakukan night routine-nya, gadis itu merebahkan dirinya di atas kasur, menatap langit-langit kamar yang padahal tak ada hal menarik sedikit pun.

"Gibrana Alkeinevandra." Adara menyebutkan nama itu dengan begitu lirih. Kehadiran laki-laki itu membawa dampak besar dalam hidupnya, hari-hari yang biasa ia lewati abu-abu kini terasa penuh warna. la merasa hidup lagi, setelah selama ini terasa mati. Hadirnya Gibran memberi semangat baru, kehidupan baru, dan rasa baru.

Dulu hari-harinya terasa begitu indah, memiliki satu saudara yang selalu melindungi, seorang ibu yang senantiasa menemani, dan seorang ayah yang selalu menjadi sandaran diri.

Namun, dalam waktu yang bersamaan, semesta juga begitu kejam. Segala kebahagiaan yang la rasakan hilang seketika. Hari-hari yang penuh wama bahagia berubah menjadi abu-abu tak berasa. Hanya ayahnya yang tersisa, tetap setia menjadi sandaran baginya.

"Mamah, Bang Adit, Adara kangen..." lirihnya, air matarıya menetes. Semakin ditahan, semakin deraslah air mata yang keluar.

"Tuhan, hanya Papah dan Gibran yang aku punya. Tolong jangan ambil mereka, keduanya laki-laki yang teramat aku sayangi." Terlalu lelah, Adara memilih memejamkan matanya, mencoba memasuki alam mimpi ditemani air mata yang belum mengering di pipi.

~Bersambung~

Hiii babnya dikit ya? Iya emang.

Kalau mau lanjut ramaikan Votenya biar aku semangat nulisnya.

My Bodyguard (GIDARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang