18. mine!

994 137 15
                                    


~happy reading~

Author POV.

DUA sejoli itu kini tengah duduk berdampingan di depan teras rumah dengan rasa canggung. Kejadian beberapa menit lalu masih terngiang di benak keduanya. Mereka hanya diam membisu tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

Jadi?" tanya Gibran, memecah keheningan antara dirinya dan Adara.

"Hah?" Adara mengerjap bingung, namun pipinya merah padam. "Kalo gue bilang yang semalem masih berlaku, lo mau?" tanya Gibran.

"As you know." Adara memalingkan wajahnya, enggan melihat Gibran? menyembunyikan wajahnya yang kian memerah.

"Now, onwards you ore mine!" kata Gibran tegas.  Adara tak menjawab, gadis itu terdiam. Perasaannya pada Gibran semakin jelas, bahwa dirinya mencintai Sang Ketua Xvlones.

♧♧♧

Adara berdiri di koridor sekolah bersama dengan siswa lainnya yang sedang menunggu hujan reda, la lalu mengulurkan tangannya, menangkap tetesan air yang jatuh dari langit. Hujan selalu memberikan ketenangan baginya, hujan selalu mengingatkan pada keluarganya, dan hujan selalu bisa membawanya ke memori lama yang tak mungkin bisa terulang.

"Shhh... oww!" Adara meringis ketika seseorang mendorong tubuhnya hingga terjatuh, tubuhnya langsung basah karena langsung berhadapan dengan air hujan.

Adara mendongak, melihat siapa yang dengan sengaja mendorongnya. Di depannya, berdiri beberapa gadis yang Adara tahu mereka adalah kalak kelasnya, Jasmine dan kawan-kawannya.

"Oh, jadi ini cewek yang udah bikin si Lisa dikeluarin dari sekolah? Cewek yang cuma bisa sembunyi di balik keteknya Gibran?" Jenie menatap remeh ke arah Adara. "Cih, dasar lemah!" cibirnya.

Adara berdiri, ia tak akan membiarkan seorang pun merendahkan harga dirinya.

"Kalo begitu Kak Jenie adalah seorang pengecut, karena melakukan kekerasan terhadap orang lemah!" kata Adara dengan berani, tak peduli rasa sakit yang perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya, bahkan saat ini dirinya menjadi tontonan para siswa.

Jenie menggeram kesal karena Adara berani melawannya. "Lo pikir lo siapa, hah? Berani Lo lawan gue?!"

"Kak Jenie manusia, begitupun aku, kita diciptakan oleh Tuhan yang sama, jadi kenapa aku harus takut?"

Jenie menatap Adara penuh amarah, dengan langkah pasti gadis itu menerobos hujan mendekati Adara yang tubuhnya sudah basah.

"Berengsek, dasar cewek nggak tau malul Lo udah bikin temen gue keluar dari sekolah dan lo juga udah rebut cowok gue!"

Plak!

Adara memegang pipinya yang ditampar oleh Jenie, matanya menatap ke arah Jenie.

"Kak Jenie pikir Kakak siapa sampe berani nampar aku?" tanyanya sarkas.

Dada Jenie naik-turun, belum pernah ada seorang pun yang berani melawannya, lalu kini Adara dengan berani melawan semua perkataannya. Jenie kembali mengangkat tangannya, bersiap menampar Adara lagi.

"Awww!" Jenie menjerit kesakitan ketika seseorang mencengkeram lengannya.

"Gue nggak peduli seandainya lo nge-bully orang lain, tapi kalo sampe lo nge-bully Adara kayak gini, lo harus siap ngadepin gue,” kata Gibran tajam.

"Ta... tapi dia udah mempermalukan aku, Gibran." Jenie mencoba mengelak.

"Lo yang mempermalukan diri lo sendiri." Gibran menatapnya tajam.

Gibran melepaskan cengkeraman tangannya, tapi matanya tetap menatap tajam teman Jenie.

"Jangan ganggu Adara! dan ngaku-ngaku pacar gue, karena gue nggak segan buat kasih hukuman ke lo!"

Gibran berbalik, menghampiri Adara yang sudah menggigil dan bibirnya mulai membiru. la melepaskan jaket yang membalut tubuhnya, memakaikan di tubuh Adara.

"Maaf, gue datang terlambat." Gibran memeluk tubuh Adara. Segera Adara membalas pelukan Gibran. Tanpa melepaskan pelukannya, Gibran berteriak lantang.

"KALO ADA DI ANTARA KALIAN SEMUA YANG BERANI SAKITIN ADARA BAKAL BERURUSAN LANGSUNG SAMA GUE, GAK PEDULI CEWEK ATAU COWOK BAKAL ABIS SAMA GUE!"

Dan mereka semua tahu, bahwa omongan Gibran bukan lah candaan, melainkan peringatan yang jika diabaikan akan membahayakan kelangsungan hidup mereka.

"Adara is mine, disturbing her means speeding up your death!" Mereka tahu, menyakiti Sang Ratu berarti kehidupan tenang mereka akan berakhir.

~bersambung~

Maap yaa kalau babnya kli ini dikitt, gapapa ya dikit dikit dari pada aku hiatusin kan kasian cerita ini, udah terlanjur ramee huu. Insyallah ya semuanya aku minggu deoan bakal sering sering update dan cepat cepat selesain cerita inii karna aku mau fokus ke cerita aku yang baruu.

Makasih buat yang udah mau baca cerita aku, thank you ya, seperti biasa cerita ini bakal berlanjut bila, Votenya sudah sesuai targetnyaa!. Aku tunggu yaa sengg, makasih.

My Bodyguard (GIDARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang