Sepasang sepatu sneakers berwarna hitam keluar dari mobil miliknya, dengan wajah yang cantik dan fresh, tangan nya menyelipkan kearah kepala untuk membenarkan rambut pendeknya.
Kata orang, kalo cewe sudah potong rambut, dari gendut ke kurus, dari breakout ke glowing, sakit hati nya ga main-main dan akhirnya mereka sudah berdamai dengan semua keadaan dan mencoba untuk menjalani kehidupan mereka dengan santai.
Mungkin salah satunya adalah orang itu?
Perempuan itu melangkah dengan wajah yang tegas, dengan tampilan nya yang memakai celana dan jas potongan pendek, memperlihatkan bahwa ia berkelas.
Wajah Kay langsung berubah dalam beberapa detik saat mata ibu Kaiden mengarah kepadanya, senyum tipis yang di buat begitu tulus dan raut senang terpancar, menghilangkan wajah keras dan penuh perhitungan di awal kedatangan nya.
“sayang! Sini-sini mami kangen” pekiknya kegirangan saat melihat calon menantu kesayangan nya datang.
Saat tiba di ruang keluarga terbuka, Kayshiel pun mendapat pelukan hangat dari ibu nya Kaiden.
“sini duduk dulu, udah makan? Kalo laper nanti minta bibi buatin Kayshiel makanan”
“Kayshiel udah makan kok mi”
Wanita itu pun meminta kepada salah satu pengurus rumah nya untuk membuat minuman coklat kesukaan gadis itu.
“sendirian aja sayang?”
“iya mi, ga punya waktu jemput orang ga penting” ujar Kayshiel yang mendapat wajah kebingungan dari ibu Kai, “papi ada mi?”
“ada kok, bentar mami panggilin dulu ya”
Sekarang di ruang keluarga hanya tersisa Kayshiel sendirian, minuman nya sudah di antarkan oleh pembantu di sini.
Tiba-tiba mata Kayshiel menemukan seorang perempuan muda yang turun ke lantai dasar dengan wajah nya yang seperti baru bangun tidur.
Kayshiel hampir saja tidak mengenali siapa perempuan itu saat mata nya menemukan Kaiden di belakang gadis itu yang menyusul nya.
“waw”
“nak Kayshiel?” Kayshiel langsung mengalihkan pandangan nya saat menemuka papi Kaiden seorang diri.
“mami lagi di dapur nyiapin kue”
Padahal ga nanya
“oh, iya” balas Kayshiel lagi-lagi tersenyum, “btw, Pi, papi ngadopsi anak cewe atau keluarga dateng? Kok tadi Kay liat ada cewe turun habis dari kamar Kaiden?” ucap Kayshiel menatap tak lepas mata pria paruh baya itu yang sedang menjaga ketenangan nya.
“oh, iya itu, keponakan om baru aja datang dan lumayan dekat sama Kaiden” balasnya yang hanya mendapatkan anggukan dari Kayshiel beberapa kali, berusaha untuk terlihat polos dan gampang di bodohi.
Dasar keluarga munafik.
Tangan nya beralih mengambil sebuah dokumen dari tas dan menaruh nya di atas meja untuk di tunjukan kepada pria itu.
“ini dokumen-dokumen tanda pemutusan ikatan pertunangan kami, papi bisa baca dulu”
Respon pria itu terlihat kaget dan tak menyangka yang di buat-buat?
“I-ini maksudnya gimana nak? Memang nya kamu yakin mengambil keputusan ini? Tidak takut menyesal di kemudian hari?” cecarnya saat selesai membaca semua yang tertulis di kertas itu.
“engga, setelah dia menghina kakak saya dan-” jeda nya sejenak
Menyilangkan kedua kaki nya dan menyandarkan badan nya ke sofa, suara es batu saling bertabrakan akibat gelas yang di goyang.
“membawa selingkuhannya kekamar dan di rumah papi dan mami, anehnya rumah ini terlihat lebih menakutkan daripada rumah hantu.”
“penuh kebohongan dan kemunafikan”
Pria paruh baya itu terdiam kaku, mulutnya mengeluarkan semua sanggahan dan berharap Kayshiel percaya akan ucapan nya, di tambah suara cempreng istri nya yang semakin membuat kepala Kayshiel pusing.
Sudah cukup.
“saya tidak butuh persetujuan kalian untuk pemutusan ikatan pertunangan ini, dan terimakasih atas jamuan nya, saya pamit pulang” Kayshiel bangkit dan berjalan dengan anggun, tidak peduli akan ucapan memohon orang tua itu.
Kay berbalik menatap mereka, dengan tangan merapikan rambut baru nya dengan wajah sinis “oh iya, lain kali lebih rapi lagi ya main nya? Kasian sama saya yang orang asing tiba-tiba masuk ngerusak suasana bahagia keluarga ini yang kedatangan menantu baru”
Kaki nya melangkah dan membuka pintu mobil, sebelum tangan seseorang menahan nya.
Mata keduanya bertemu, cukup lama sampai akhirnya Kayshiel jengah melihat wajah sialan cowo itu.
“gue kasih kesempatan sepuluh detik untuk ngomong, sampai lebih dari itu, sepuluh hantaman dari gue melayang ke muka lo”
Kaiden mengusap tengkuknya dengan mata menatap ke segala arah.
“1”
“sudah siap buat putusan pertunangan itu?”
“sudah”
“yakin? Akhirnya gue bisa seriusin Amora kalo lo yakin”
“yakin”
Mata Kaiden justru menunjukan tatapan yang tak terkendali, dengan urat di tangan yang semakin menonjol akibat tekanan keras pada genggamannya di pintu mobil Kayshiel.
Kayshiel menatap datar Kaiden yang terdiam, “oke, habis waktunya”
“gue tekan kan sekali lagi, berhenti kalo lo ngerasa bisa bunuh gue dengan mudah, waktu yang memberikan jawaban nya siapa yang bakal menang”
Kaiden menatap wajah Kayshiel begitu lama, Kay tidak peduli, ia menutup pintu mobil dengan kencang dan bersiap keluar halaman rumah ini.
“gue yang ga siap”
/ <><> \
Spam comment yuk!
Tanpa revisi dan typo bertebaran!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayshiel
Teen Fiction"buka selalu mata kamu, sampai aku dikebumikan." Kayshiel begitu mencintai Kaiden, tunangan hasil perjodohan orang tua nya. Mereka tidak saling membenci atau bahkan berusaha untuk memutuskan perjodohan itu, keduanya saling mencintai. Namun, itu semu...