17 : 17

2K 78 4
                                    

“kita akhiri tunangan ini”

Kayshiel menoleh dengan cepat, menemukan Kaiden dengan raut wajah tenang nya.

Begitu tenang, sampai menghanyutkan Kayshiel ke dasar lautan.

Mata mereka bertemu, suasana begitu hening namun mengapa isi kepala Kayshiel begitu berisik?

Kenapa?

Kenapa harus berakhir begini?

Aku masih bisa berusaha untuk merubah apa yang kamu ga suka kan, Kai?

Aku ga mau di tinggalin sendiri, Kai.

Tolong, tetap di sini.

Lelehan air mata membasahi kedua pipi Kayshiel, begitu deras mengalir tanpa henti.

Bilang saja Kayshiel perempuan yang bodoh, saat menemukan Kaiden dengan selingkuhan nya, ia terlihat seperti gadis tersakiti sekaligus seolah-olah tidak butuh, tidak terluka, tidak apa-apa tanpa pria itu.

Namun, sekarang Kayshiel bahkan tidak sanggup untuk sekedar mengatakan setuju pada berakhirnya hubungan mereka.

Dua puluh detik sudah berlalu sejak lontaran kata dari Kaiden terucap, dan sampai saat ini pun posisi mereka masih sama, saling tatap namun kini sudah tidak saling menetap.

“beri satu alasan kenapa harus berkhianat”

Sekarang malah Kaiden yang terpaku, diam tidak langsung menjawab.

“bosen, lo ga bisa di pake.” jawabnya enteng.

Kaiden menyandarkan tubuhnya pada sofa ruang tamu, penghalang mereka berdua hanya pintu balkon, Kayshiel di luar sedang Kaiden di dalam.

Satu sudut bibirnya tertarik, tersenyum remeh. “gue suka semua yang ada di Amora, dan sayang nya ngga gue temukan hal itu di lo” ucapnya masih tidak puas melihat betapa hancurnya tunangan nya itu.

“dia cantik, manis, lemah lembut dan beretika.” Ujarnya sambil melangkah menuju balkon, “dia juga punya orang tua, kandung tentunya.” lanjutnya.

Tatapan nya terus tertuju pada bola mata Kayshiel, tidak pernah ia lepas, “dia sopan, dan ramah, gue suka semua yang ada di dia”

Dan sekarang berdiri tepat di depan Kayshiel dengan badan yang mulai menunduk, menyamakan wajah nya dengan Kayshiel.

“dan sekarang, gue yang nanya” ucapnya dengan senyuman yang semakin lebar.

“dengan semua yang gue sebutin tadi, apa ada di diri lo?”

Sekarang aku tahu

Lagi-lagi karena kurang nya aku kan?

Seharusnya memang begini kan?

Mungkin memang dirinya di takdirkan untuk bertahan sendirian.

/ <><> /

Satu Minggu telah berlalu, sekarang Kayshiel jauh lebih baik dari kemarin, selama satu Minggu ini ia tidak masuk sekolah dan memilih mendampingi kakaknya di rumah sakit, dan sekarang ia dipaksa ibu nya untuk masuk sekolah lantaran banyak pelajaran yang tertinggal.

Saat kaki nya menginjakkan aspal sekolah, tiba-tiba saja motor sport yang tidak asing bagi Kayshiel melewati nya dengan kecepatan tinggi.

Kayshiel yang melihat siapa pemilik motor dan perempuan di bocengan nya pun memilih untuk tidak peduli, dan lagi pula ia sudah cukup puas mendengar bisik-bisik dari siswa-siswi tentang hubungan gelap mereka dan menghujat nya diam-diam.

KayshielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang