Selamat membaca dan play lagu di atas🤍
Dengan bersusah payah perempuan dengan luka lebam di sekujur tubuhnya, nampak berusaha untuk membuka kelopak mata nya yang lebam.
Menyadari dirinya sedang berbaring di ruangan yang tampak tidak asing baginya, Kayshiel mengedarkan pandangan nya.
Lamunan nya buyar begitu mendengar suara pintu dan banyak nya orang masuk ke ruangan nya.
Kaiden, terlihat berbicara sejenak sebelum beberapa orang berbadan besar itu mendekati diri nya dan menyeretnya paksa untuk keluar dari ruangan itu.
Pegal di tubuhnya semakin nyeri begitu merasakan beberapa tekanan dari mereka, bola mata coklat itu menatap bahu lebar laki-laki didepan nya.
Begitu memasuki ruangan keluarga, Kayshiel langsung menemukan seseorang yang ia harapkan dari beberapa bulan lalu.
Melihat orang tua nya yang menatapnya dengan tatapan yang tak Kayshiel pahami.
Harapan Kayshiel begitu besar, ingin merengkuh orang tua yang membesarkan nya dan menceritakan semua yang mereka lakukan pada nya.
"mah, Kay..."
Kayshiel melangkah dengan tertatih menuju orang tua nya, dengan banyak luka lebam di tubuh dan wajah nya menarik perhatian Barka dan istrinya.
"Kay, sakit sekali mah..."
Kayshiel bersimpuh di depan orangtua nya, menunduk rapuh.
Barka dan istrinya saling pandang lalu melirik Kaiden dengan pandangan sulit di artikan.
Ibu Kayshiel merengkuh nya tanpa berucap apapun, sebelum Kayshiel mengutarakan keinginan nya.
"Kayshiel mau tunangan ini berakhir mah, Kayshiel ga mau lagi ketemu cowo itu." ucap Kayshiel dengan suara bergetar.
Keheningan melanda ruangan itu, Barka mengusap kepala anaknya, sebelum usapan lembut itu berubah menjadi jambakan keras pada Kayshiel.
Sontak hal tersebut mampu membuat Kayshiel terkejut, "kamu ga bakal putus tunangan dengan nya, apapun yang terjadi kalian tetap harus bertunangan."
"sekalipun Kaiden meminta untuk memadu kamu nanti nya setelah kalian menikah, mamah dan papah akan setuju." timpal ibu Kayshiel membenarkan ucapan suaminya.
Kayshiel berdiri menjauh dengan raut tak percaya.
"maksud mamah apa? Mamah terima kalau harga diri ku di injak-injak sama cowo ini?" tunjuk Kayshiel menatap mama dan papa nya tak percaya.
"kamu harus tetap bertunangan apapun yang terjadi Kay, karena hidup kita bergantung pada keluarga mereka" balas Barka dengan tatapan tajam nya memperingati.
Kasyhiel memilih pergi dari tempat itu sebelum amarah nya meledak, tak ia pungkiri, ternyata apa yang di ceritakan kakak nya benar ada nya.
Kayshiel sudah tak punya siapa-siapa lagi selain kakaknya.
Sebuah tangan menahan gadis itu, Kayshiel menepis tangan itu dan berbalik menatap dengan pandangan berapi-api di mata nya, "brengsek, ga cukup lo hancurin hidup dan kepercayaan gue? Sekarang malah hancurin keluarga gue juga!?"
Kaiden dengan ekspresi wajah nya yang begitu tenang, "lo memang pantes dapetin itu semua."
Kebencian semakin terlihat jelas di mata perempuan tersebut, "seandainya ada kehidupan kedua pun, aku tetap akan sama, mengkhianati dan menghancurkan kamu,"
Kepalan tangan Kayshiel semakin erat, tatapan nya menatap tak lepas pada Kaiden.
Kayshiel tak peduli lagi pada apa yang terjadi, akan ia lawan sekuat apapun untuk segera pergi dari sini.
Ganka, kakak kandung nya, pasti sudah menunggu nya dirumah.
Sebelum,
Sebelum satu video yang di tunjukan pengawal pada nya, mampu membuat lutut nya melemas.
Satu-satunya orang yang tidak mengkhianati nya, kini di pukuli habis-habisan oleh beberapa suruhan yang sangat Kayshiel kenal.
Jelas ia mengenali nya, karena di video itu terdapat anak buah ayahnya.
Rasanya sudah cukup dirinya menahan semua ini, Kayshiel ingin sekali berteriak pada semesta mengapa harus dirinya yang mengalami semua ini!
Gadis itu langsung saja menendang perut pengawal yang menggenggam iPad berisi video barusan, "GUE BUNUH LO BANGSAT!" amuk Kayshiel dengan menyerang siapa saja yang menghalanginya.
Semakin banyak pengawal datang, semakin lemah pula energi Kayshiel, di tambah luka-luka di tubuhnya yang masih basah, semakin membuat Kayshiel benci terlihat lemah.
"kenapa lo terlibat dalam kehidupan gue?" tanya nya dengan gamang.
"kenapa?"
Liquid bening mulai jatuh melewati pipi nya, "KENAPA, KENAPA LO MASUK KE DALAM HIDUP GUE!!" tangan Kayshiel memukul dada Kaiden berkali-kali.
"lo yang paling tau..." Kay menatap dengan pandangan luka, "betapa putus asanya gue bertahan selama ini." lanjutnya lirih.
Kaiden mengalihkan wajah nya.
Kayshiel tak lepas menatap bola mata Kaiden "lo merasa lebih baik..." jeda nya, "melihat gue hancur?" lanjutnya.
Kayshiel menarik kerah baju laki-laki di depan nya, hingga membuat Kaiden menatap Kayshiel.
"jawab brengsek!"
"IYA! gue mau lo hidup dalam keadaan sesakit-sakitnya!" jawabnya dengan tangan yang segera mencekik leher Kay, tatapan nya begitu berapi-api.
Kayshiel tak mengerti, apa alasan Kaiden bisa sampai sebenci ini pada nya.
"setidaknya aku bukan orang pengecut seperti kamu!" desis Kayshiel tajam.
"pengecut?" ulang Kai dengan wajah dingin.
"karena itu lah diri kamu sebenarnya."
Semua pengawal langsung menahan Kayshiel saat melihat gadis itu hendak pergi, salah satu di antara nya menyuntik obat bius pada lengan nya.
Kaiden mengintrupsi pengawalnya untuk melepas gadis itu, Kayshiel seketika terduduk lemas tak berdaya dengan wajah tertunduk, Kaiden berjongkok untuk melihat gadis itu.
Melihat kehancuran gadis itu yang selama ini ia tunggu-tunggu.
Tangannya mencengkram dagu gadis itu agar menatap mata nya, bola mata cokelat itu terlihat sayu.
"hidup lo berada di tangan gue, jadi nikmati neraka yang gue ciptakan" ucap Kaiden seraya menjauhkan anak rambut gadis itu yang menghalangi pemandangan menyenangkan di depan nya.
Tangan Kayshiel terangkat untuk menarik kerah Kaiden, "ayo bunuh gue" lirihnya dengan senyum tipis yang terulas, benar-benar menunjukkan keputus-asaan di bola mata nya.
"barangkali kematian gue nanti, akan menjadi alasan kematian lo juga."
\ <><> /
Ayo menuju ending, lebih semangat tekan vote dan komen nya teman-teman🤍
Spam komen🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayshiel
Ficção Adolescente"buka selalu mata kamu, sampai aku dikebumikan." Kayshiel begitu mencintai Kaiden, tunangan hasil perjodohan orang tua nya. Mereka tidak saling membenci atau bahkan berusaha untuk memutuskan perjodohan itu, keduanya saling mencintai. Namun, itu semu...