bulan malam itu

6 1 0
                                        

reyga yang sekarang sedang banyak pikiran,karena tadi sore orang tuanya bertengkar

karena apa?karena mereka memperdebatkan reyga akan kuliah di mana,huh sungguh tidak masuk akal

jadi tadi itu Raisa menelpon mereka dan meminta reyga untuk kuliah di Jogja,karna kampus nya juga yang bagus,papah langsung setuju akan hal itu

tapi tidak dengan Feni,karena menurut nya jika reyga kuliah di Jogja ia akan jauh dari anak nya itu

papah yang berfikir pikiran Feni seperti ke kanak Kanakan pun tanpa sengaja membentak,Feni yang memiliki sifat tak mau kalah membalas bentakan tersebut dan berakhir berantem seperti sekarang

reyga merenung di kamarnya

"pah mah udah dong"ucap reyga

"gak bisa mamah kamu tuh kebanyakan di manja waktu kecilnya jadi gitu"ucap papah

"jangan sama samain aku sewaktu kecil dong ini beda"

"ya lagian anaknya mau kejar cita cita juga gak boleh"

"bukan gak boleh,tapi aku gak bisa jauh sama dia"

"tuh kan kamu egois"

"terserah deh"

hanya karna masalah ini jadi meleber ke mana mana, masalah yang dulu telah selesai atau belum sempat terselesaikan kini di ungkit kembali

reyga menghela nafas nya secara keras dan langsung pergi ke arah pintu keluar

reyga menelpon giva

"kenapa Rey?"tanya giva

"boleh peluk?"tanya reyga

"loh boleh dong"

"yaudah aku jemput"

"eh sekarang banget nih,kan masih bisa besok?"

"tapi aku mau sekarang"

"kamu lagi kenapa?ada masalah ya?"

"nggak"

"bohong, yaudah sini kita liat bulan,bulan malam ini cantik banget"

"iyaaa"ucap reyga bersemangat

reyga dengan cepat memakai hlem nya dan menancap gas

jika reyga ditanya siapa rumah baginya,dia akan menjawab giva,ya baginya giva sudah termasuk rumah kedua setelah orang tua nya

tok tok tok

assalamualaikum

waalaikum salam

pintu pun terbuka di sana terdapat giva yang sudah bersiap

"ayo"ajakk giva

"yu"

"ada mamah di dalem?"tanya reyga

"nggak ada mereka lagi cari makanan"jawab giva

"owh, yaudah yu mau kemana?"

"tadi katanya mau peluk"

"heem"ucap reyga dengan suara manjanya,lalu ia memeluk tubuh giva dengan sangat kencang

"kamu lagi kenapa?"tanya giva sambil mengelus punggung reyga

"gapapa"

"bohong"

"orang tua aku berantem"

"oh ya?"

"heem"

"utututu,masa iya pembalap sangar gini manja"ucap giva mengalihkan pembicaraan agar reyga tidak berlarut larut dalam kesedihan nya itu

REYGA HELGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang