"ja gimana sama jarsel?udah di tangkap?'
"lagi di cari dia kabur"
"pengecut"ucap giva sembari menyimpan makanan untuk arja
arja menerima makanan itu,giva ikut terduduk di meja makan
"aku benci jarsel,karna dia kita jadi pembunuh"ucap giva
"dia orang jahat va,semua orang juga akan membenci nya karena kejahatan mya"
"tapi kenapa harus reyga yang merasakan kejahatan jarsel?"ucap giva menyimpan kepalanya di tangan sebagai bantalan
ta terasa air mata giva jatuh kembali
arja lap air mata giva, walaupun ia juga sebenarnya sedikit mengeluarkan air mata
"jangan sedih ya?kita emang ga akan mudah lupain orang yang berperan penting di hidup kita, apalagi kita yang udah ngebuat nya sakit,tapi reyga juga pasti ikut sedih kalau kita terus terusan sedih"
"ja kamu kerja?"ucap giva tiba tiba
"kamu tau?"ucap arja tersenyum
"iya,kenapa kerja?"
"sekarang aku udah jadi kepala rumah tangga,nanti juga ada bayi yang ikut hidup bersama kita"
giva mendengus, sebenarnya ia belum siap akan kehamilan nya
"ja,kamu punya temen baru di tempat kerja kamu?"tanya giva masih di posisi awal
"punya"ucap arja menyuapi dirinya sendiri
"dia orang nya sabar gak,dia gengsian gak?"ucap giva
arja melambatkan suapan itu
"dia ga bisa marah sama pacarnya?"
"nggak va"ucap arja lemah
"ternyata ga ada reyga ke 2 di sini"
arja tersenyum
saat mereka sedang asik mengobrol tiba tiba ada telpon masuk di henpond arja
"hallo"ucap seseorang di sebrang sana
"iya?"ucap arja
"pelaku sudah saya tangkap,ke kantor polisi segera!"
arja langsung mematikan telepon itu dan menyimpan piring itu dengan cepat
giva yang kebingungan pun menegakan tubuhnya
"kemana?"
"pelakunya udah ke tangkap va,cepet siap siap kita ke kantor polisi"ucap arja sembari berlari ke kamar mandi
giva kaget pun langsung pergi mencari kamar mandi terdekat dan langsung menggunakan baju nya
kini mereka sudah siap dan mereka memutuskan untuk naik ke mobil papah yang di pinjem giva tadi pagi
singkat cerita kini mereka telah sampai di tempat polisi
giva berlari lebih dulu,saat melihat jarsel yang tengah duduk di interogasi pun langsung menampar kuat jarsel
jarsel menatap giva sambil memegang pipinya
"sialan,cowo bajingan,cowo murah cowo tolol"maki giva
arja menarik kerah baju jarsel
"anjing gara gara lo temen kita mati,bangsat lo,"ucap arja sembari memukul jarsel
polisi di sana langsung menenangkan arja
"semua ini belum valid,kita cari bukti bukti lagi,kasus ini akan di lanjutkan ke jalan hukum!"ucap salah satu polisi
kini giva arja serta orang tua reyga menyiapkan pengacara yang dapat di percaya
mereka sudah mengumpulkan beberapa bukti
"ini terlalu sedikit"eluh arja
"aku ma-masih punya ini"ucap giva gugup sembari memberikan henpond miliknya
kini arja coba dengarkan suaranya, ternyata itu suara reyga meminta tolong dan jarsel berbicara soal sulap waktu itu
terasa semua bukti sudah terkumpul dengan percaya diri mereka serahkan semua kepada polisi
sidang demi sidang di laksanakan oleh keluarga besar reyga
akhirnya sekarang mereka mendapatkan keputusan dari hukum
ya jarsel di anggap bersalah,dan acaman penjara 15 tahun
kini jarsel telah lengkap menggunakan baju tahanan,saat akan di bawa ke sel penjara mereka sempat berpas Pasan
giva menatap tajam jarsel
"perbuatan mu akan terbalas sekarang"ucap giva
jarsel menatap giva seperti meminta maaf
jarsel di dorong keras oleh polisi yang memeganginya
dan jarsel pun kembali berjalan melewati giva,giva melihat jarsel tanpa membalikkan badan nya
"Rey semoga ini cukup membantu,semoga semua dendam kamu sudah terbalas kan"ucap giva
tiba tiba saat giva lemamun ada tangan yang menggandeng bahunya
giva mentap laki laki itu setelah itu tersenyum canggung
ternyata itu arja
giva mencoba melepaskan rangkulan itu, setelah berhasil ia segera bejalan cepat
arja menatap giva
"ternyata dia belum bisa Nerima gw"ucap arja
KAMU SEDANG MEMBACA
REYGA HELGANTARA
Fiksi Remaja-yang sekarang sedang bersama mu adalah pemenang,dan masalalu adalah sejarah seseorang -reyga Helgantara-