DO IT; 44

248 24 1
                                    

44; Namanya Park Jihoon

•chapter fourty four; start•

4 Tahun kemudian...

Junkyu kira semua akan baik-baik saja. Junkyu kira semua ini hanyalah tentang waktu. Namun, ternyata Junkyu salah. Kehidupannya berjalan semakin buruk hari demi harinya.

Junkyu lupa, kapan terakhir kali ia tertawa keras. Tersenyum pun hanya sekedar formalitas. Junkyu tak dapat lagi menikmati hidupnya seperti sebelumnya. Entahlah, semuanya terasa hambar.

Kehidupannya tak lagi sama, mereka berubah. Tak ada lagi Haruto yang mengisi waktu-waktunya, tak ada lagi Hyunsuk yang akan menganggu waktu kerjanya. Pria Choi itu ikut merasa bersalah kepada Tuan Kim karena masalah ini.

Hingga sebuah tangan lentik secara tiba-tiba merangkul lengannya, itu Haerin yang kini tengah melempar senyum kepadanya. Mereka bertunangan tahun lalu setelah melakukan pendekatan selama 3 tahun lamanya. Dan pernikahan mereka mungkin akan dilaksanakan akhir tahun ini.

"Gimana kerjaannya? Baik-baik aja, kan?" tanya Haerin seraya merapihkan seragam calon suaminya.

Junkyu tersenyum, "Sedikit berat, tapi sejauh ini masih bisa aku tangani. Kamu gimana?"

Haerin mengangguk, "Selama kamu baik-baik aja, aku pun juga akan baik-baik aja..."

Junkyu tersenyum teduh dan mengusap pucuk kepala Haerin lembut, "Ayo aku anterin kamu pulang, biar kamu bisa istirahat."

"Ay ay captain!" seru Haerin yang dijawab senyuman oleh prianya.

Namun sebuah bola yang berhenti di depan sepatu Junkyu membuat mereka sedikit terkejut. Tak jauh dari sana seorang anak laki-laki berusia sekitar 3 tahun tengah menatap ke arah mereka dengan mata lucunya.

Junkyu mengambil bola itu, menghampiri anak kecil yang menatapnya lamat dan berjongkok menyesuaikan tinggi badan anak itu. Junkyu tersenyum seraya mengusap lembut kepala anak yang begitu familiar di wajahnya.

Hingga seruan panggilan seorang pria membuat tubuh Junkyu membeku.

"Jihoon!"

"Jihoon?" beo Junkyu menatap anak laki-laki yang kini berlari menghampiri seorang pria dewasa yang juga berlari ke arah mereka.

"Papa!" pekik anak itu ketika ia mendarat di pelukan sang ayah.

Junkyu sontak berdiri, menatap wajah familiar seorang pria yang kini berdiri tak jauh di hadapannya. Begitu juga dengan pria itu, menatap sedikit kejut melihat keberadaan Junkyu disini.

"Sayang?" panggil Haerin seraya menggenggam lengan Junkyu yang tak diindahkan olehnya.

Junkyu menelan ludahnya sedikit kesusahan, matanya bergetar, "Nama putra anda Jihoon?"

Pria itu tersenyum dan mengangguk, "Nama putra saya Park Jihoon... Bukankah anda Pengawas Kepolisian Kim?"

Junkyu tersenyum tak percaya dengan apa yang ia dengar, "Y-ya, saya Kim Junkyu..."

"Apakah, apakah saya boleh menggendongnya sebentar?" ujar Junkyu secara tiba-tiba.

"Sayang?" panggil Haerin mencoba menegur calon suaminya.

"Hanya sebentar... Putra anda membuat saya teringat akan seseorang yang tak dapat lagi saya temui..." pinta Junkyu kala tak mendapatkan jawaban dari pria itu.

Pria itu tersenyum, "Anda bisa menggendongnya sepuas anda... Ini, alamat rumah saya. Anda bisa bertamu kapan saja."

•••

DO ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang