DO IT; 47

313 22 0
                                    

47; Inikah Akhir dari Segalanya?

•chapter fourty seven; start•

22 tahun yang lalu...

Di bawah langit jingga, angin semilir menerbangkan setiap helai rambut yang ada. Matahari sebentar lagi akan pamit memberikan kesempatan kepada sang malam untuk mengambil alih. Di hadapan mereka, sungai dengan air yang mengalir tenang memperdengarkan suara bak alunan musik.

Duduk berdampingan dengan jarak kecil di antara keduanya. Sebelah tangannya bergerak pelan menggenggam tangan yang berada tak jauh darinya.

Ia tersenyum, entah karena pemandangan di hadapannya atau justru wajah seseorang yang tak kalah indah dengan senja, "Indah ya, Ji?"

Pria yang tak lain lagi adalah Jihoon itu mengangguk tanpa menatap pria di sampingnya, "Iya, Kyu... Ini indah."

Junkyu tak bisa menarik fokusnya lagi dari wajah tanpa cela milik Jihoon. Semua keindahan itu tergambarkan di setiap jengkal wajah milik pemuda Park ini. Junkyu, jatuh dengan seseorang yang telah menemaninya beberapa tahun terakhir.

Junkyu merapihkan anak rambut ke belakang telinga Jihoon, "Ini kenapa? Kok luka?"

Jihoon sontak menyentuh luka goresan yang berada di tulang pipinya. Ia hanya memberikan senyum dan menggeleng pelan, "Nggak papa, tadi cuma nggak sengaja kegores waktu mindah-mindahin barang di tempat kerja."

"Udah diobatin?"

"Udah, nggak papa. Santai aja, nggak sakit kok." jelas Jihoon yang sama sekali tak bisa mengubah ekspresi wajah Junkyu.

Jihoon terkekeh, "Lo kenapa? Nggak usah gitu juga kali liatnya, nakutin."

Junkyu menghela nafas, "Lain kali hati-hati, gue nggak mau Lo kenapa-kenapa."

"Iya-iya, habis ini gue bakal lebih hati-hati."

"Jangan cuma modal ngomong doang, beneran dilakuin!" ujar Junkyu.

"Iya, bawel bener Lo!"

"Kalo gue nggak gini, ntar Lo makin-makin." balas Junkyu.

Jihoon merotasikan matanya malas mendengar gerutuan Junkyu hanya karena luka kecilnya. Selalu seperti itu, Junkyu akan selalu memarahinya jika ia terluka barang sedikit pun. Terkadang Jihoon akan merasa kesal, namun kini setidaknya ia mulai paham mengapa Junkyu melakukannya.

"Kyu?"

"Hm."

"Junkyu? Ngadep sini lah, gue mau ngomong sama Lo!" ujar Jihoon merasa kesal karena Junkyu tak melihatnya.

Junkyu pada akhirnya pun dengan malas menatap Jihoon, "Kenapa?"

"Gue ada sesuatu buat Lo." ujar Jihoon.

"Apa?"

"Tutup mata dulu, terus Lo adep sana." perintah Jihoon meminta Junkyu untuk duduk membelakangi dirinya.

"Udah?" tanya Jihoon memastikan.

Junkyu mengangguk, "Udah."

Jihoon segera merogoh kantong celananya, hingga ia menemukan sebuah kotak kecil yang kemudian ia buka. Disana terdapat dua kalung dengan liontin berbentuk hati. Jihoon telah menyiapkan hal ini jauh-jauh hari, bahkan ia berniat membuat tabungan tersendiri untuk membelikan sepasang kalung ini.

Dengan senyuman lebar Jihoon mulai memasangkan kalung itu pada leher jenjang nan putih milik Junkyu. Tentu hal itu membuat Junkyu sempat terkejut, bahkan tangannya dengan pelan menyentuh liontin hati yang kini berada di lehernya.

DO ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang