|Datangnya masa lalu

8 3 0
                                    

Udah nyampe bab 16 aja nih, kira-kira happy ending/sad ending guys? Tenang masih lama kok...

Maaf ya update nya lama, gak sesuai target waktu update

Baca dengan pikiran, nikmati setiap bab

Awali dengan ' bismillah ' dan akhiri dengan ' Alhamdulillah '

Happy reading

"Jika kamu ingin sesuatu, maka harus diperjuangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika kamu ingin sesuatu, maka harus diperjuangkan. Jangan pernah memikirkan kegagalan, atau kegagalan akan benar-benar terjadi."

Mafero
Ardiansyah

Warung Bu Elis terlihat ramai di datangi para konsumen yang sedang mencari barang yang bisa digunakan sehari-hari, tentu warung ibu Elis memenuhi kebutuhan para masyarakat sekitar, dari menyediakan berbagai jajanan, peralatan dan ada juga tempat untuk para anak muda nongkrong, letaknya tentu tidak jauh dari warung
tadi, memang ada banyak orang yang ingin membeli tadi tapi sekarang hanya ada Radit dan Fero yang tengah duduk di tempat tongkrongan sambil menikmati secangkir kopi dan roti Aoka.

Mereka duduk di gazebo kayu samping warung itu, tidak merokok ya... Hanya menikmati kopi hitam yang ada kapalnya, berapi lagi alias 'kopi kapal api' niatnya sih tadi mau minum susu lembu tapi tidak jadi, jangan tanya alasannya!! Karena hanya Fero lah yang tau jawabannya.

"Owww, nikmatnya hari ini" ucap Radit yang langsung melahap habis roti Aoka rasa coklat. Fero yang melihat hanya tertawa mendengar penuturan Radit, kalau bukan hari ini, kapan lagi kan?

Fero melihat sekeliling, memokuskan mata melihat halaman rumah Radit yang jaraknya tidak terlalu jauh
"Omaga, Radit!!" ucapnya sambil menangis menatap Radit yang sedang menyobek roti ke 2.

Radit menoleh ke arah Fero menanyai kenapa tiba-tiba sahabatnya itu menangis
"Lo kenapa?" Tanyanya keheranan.

Fero semakin menangis, sejujurnya ia tadi hanya terkejut, tapi entah kenapa saat ia ingin memberi tahu Radit, air matanya malah keluar dengan deras, Fero juga seperti merasa 'deja vu'.

"Radit.... Bilang! Ini cuman halusinasi ku kan??" Tanya Fero menampakkan tanda tanya di raut wajah Radit

"Maksud Lo apa? Bicara yang jelas"
Geram Radit pada Fero yang terus basa basi.

Fero terdiam, menatap lantai gazebo yang ia duduki, ia menghela nafas sejenak "coba liat depan rumahmu ada apa?" Suruhnya dengan masih meneteskan air mata tanpa ikut menatap hal yang tadi membuatnya menangis.

Radit menurut, ia lalu mengalihkan pandangan ke arah pekarangan rumah nya, Radit sama terkejut nya melihat siapa yang tengah berdiri disambut oleh bundanya, ia lalu menatap Fero.
"Jangan bilang..."

"Iya itu dia."

Jleb!
Bagai hati yang tersambar petir, Radit menjatuhkan roti yang tadi ia genggam, bagaimana bisa? Seorang wanita yang dulu mereka kenal tengah berdiri tidak jauh dari mereka setelah lamanya wanita itu tak menampakkan diri, tentu ia tak seorang diri, ada 2 anak yang ia gandeng disebelahnya dan ada satu pria  Korea di sebelah salah satu anak tadi, dan tidak lupa ada satu wanita paruh baya juga yang tengah berdiri berbincang dengan bunda Alio, coba tebak itu siapa?

AUTUMN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang