1

1.1K 58 3
                                    

Cuaca dingin yang menusuk kulit tak membuat Sunghoon masuk ke dalam rumah. Tidak terlalu peduli dengan tubuhnya yang meminta dipakaikan baju lebih, karena ia hanya memakai baju tipis.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Dua jari tangan kanannya mengapit sebatang rokok yang masih menyala. Sunghoon duduk di bale yang berada di depan rumah, pikirannya sedang asik berkelana.

Ia sudah berhenti bekerja dua bulan yang lalu. Kini, Sunghoon hanya mengandalkan uang dari ibunya yang menjadi TKW di luar negeri. Ia mengundurkan diri setelah salah satu rekan kerjanya lebih dulu mengundurkan diri.

Sunghoon mengusap perutnya yang sedikit membesar, mengingat memori ia bersama ayah dari si bayi.

Sunghoon mengusap perutnya yang sedikit membesar, mengingat memori ia bersama ayah dari si bayi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon bukan anak dari orang kaya raya, begitupula Jay, temen satu kost-nya. Mereka dipertemukan di tempat kerja yang sama. Sunghoon mencari kost-an yang harganya sesuai dengan isi dompet, tak disangka ia dipertemukan lagi dengan salah satu pegawai yang dihindarinya.

Sunghoon udah bayar DP, karena gak mau rugi, jadinya ia tetap tinggal berdua di kost sama Jay. Desas-desus bahwa Jay seorang gay sampai di telinga Sunghoon. Bukannya merasa jijik, hanya saja Sunghoon tidak menyangka cowok seganteng Jay milih jalan hidupnya buat jadi gay.

Tidak bisa dipungkiri juga kalau gay itu menular seperti penyakit.

"Lo mau ke mana?"

"Ke rumah pacar gue."

"Gue juga pacar lo."

"Pacar gue yang cewek."

"Tapi di luar hujan, Hoon."

"Gue gak selemah itu kali, keujanan dikit langsung sakit. Udah lo jagain kost aja, jangan bawel."

Sunghoon keluar tanpa melihat sedikitpun ke arah Jay. Ia menerobos hujan yang mulai reda menggunakan motor. Jay di kost hanya bisa pasrah, ia menghela napas. Jay khawatir Sunghoon kenapa-napa.

Setelah lima belas menit, Sunghoon sampai di sebuah rumah. Di depan rumah itu ada empat motor yang terparkir. Sunghoon ikut memarkirkan motornya lalu berjalan masuk.

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian pengisi rumah yang terlihat sedang bersenang-senang.

"Dateng juga lo."

"Kirain lo bakal ditahan sama Jay."

Sunghoon duduk di samping pacarnya, Irene.

"Sempet ditahan, tapi gue kekeuh mau pergi."

"Enak ga lakuin hal gay sama Jay?"

"Gatau, belom nyoba."

"Oh, lo mau nyoba?"

Kedua mata Sunghoon membola, "gila! Ya kali."

Yang lain pun terkekeh, tak terkecuali Irene. Ceritanya mereka sedang berkumpul karena Irene yang mengundang mereka, Irene merasa senang karena ia naik pangkat di kantornya. Jadi, ia memutuskan untuk memasak makanan enak dan disajikan pada teman-temannya.

You make Me [jayhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang