28

288 47 13
                                    

Saking lelahnya, Jay langsung berbaring di tempat tidur sehabis dari toko roti tanpa mengganti pakaian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saking lelahnya, Jay langsung berbaring di tempat tidur sehabis dari toko roti tanpa mengganti pakaian. Matanya terpejam, ingin segera menuju ke alam mimpi. Baru saja akan terlelap, Jay merasa tempat yang ia tiduri bergoyang.

Mungkin karena ia yang terlalu lelah, jadi Jay abai sampai suara Jaeyoon terdengar ke telinganya. Jaeyoon juga baru pulang kerja, dia mengambil lemburan di pabrik. Dan, Jaeyoon lebih dulu tiba di kontrakan daripada Jay. Jay pulang lebih larut lagi.

"Anjir, lini!"

Jay membuka matanya ketika Jaeyoon berteriak. Ia merubah posisi menjadi duduk. Ternyata, bukan perasaannya saja kalau tempat tidurnya bergerak. Matanya bergerak waspada kalau-kalau lininya berubah menjadi gempa, ia bisa dengan cepat melindungi diri mencari tempat yang lebih aman.

"Anjing, Jay, sini!"

Jay bangkit, berjalan ke arah di mana Jaeyoon berada. Jay bisa lihat raut panik dari wajah Jaeyoon yang sedang menatap layar handphone-nya.

"Kenap--"

"Sunghoon! Pusat gempanya di tempat Sunghoon!" Jaeyoon menunjukkan layar handphone-nya pada Jay.

Jay ikut duduk di hadapan Jaeyoon yang sedang duduk di tempat tidur. Ia membelalakkan matanya melihat layar handphone Jaeyoon. Benar, itu tempat di mana Sunghoon tinggal.

Otak Jay tidak bisa memperosesnya dengan cepat. Sunghoon. Pusat gempanya di tempat Sunghoon tinggal ....

"Sunghoon?!"

Jaeyoon mengangguk, "semoga dia gak apa-apa."

Jaeyoon menatap Jay sendu, terlihat sekali Jay bingung ingin mengeluarkan reaksi apa. Sedih, terkejut, takut, semuanya bercampur aduk.

"Gue harus gimana, Jaeyoon?" Tangan Jay menarik-narik salah satu tangan Jaeyoon.

"Besok kita ke sana, kebetulan besok tanggal merah. Gue bakal temenin lo," Jaeyoon mengelus pundak Jay, menyalurkan kekuatan pada teman dekatnya.

Jay mengangguk, pikirannya buntu. Ia tidak tau apa yang harus dilakukan saat ini. Otaknya blank. Seluruh pikiran negatif memenuhi isi kepalanya.

"Gue gak bisa tidur ...."

Jaeyoon masih mengelus pundak Jay sambil mengetik pesan ke Sunoo menggunakan tangan kanannya. Jaeyoon meminta Sunoo untuk menelpon Sunghoon, tapi yang terdengar hanya suara operator. Jaeyoon menggigit bibir bawahnya, ia juga khawatir.

Bisa gawat nasib Jay tanpa Sunghoon.

Besoknya, Jay dan Jaeyoon berangkat menuju tempat pengungsian di mana pusat gempa terjadi, plus Sunoo--ia ingin ikut juga. Nama Sunghoon tidak tercatat, tidak ada yang bernama Sunghoon di tempat pengungsian.

You make Me [jayhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang