19

299 42 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dahi Sunghoon mengernyit saat Jay menyebutkan satu nama asing di telinganya.

"Chaeyoung?"

"Iya, mantan pertama gue dulu."

"Oh ...," wajar kalau Sunghoon bingung, karena Jay tidak pernah menyebutkan ke-dua nama mantannya.

Dan, sebenarnya, Sunghoon penasaran siapa yang sudah mengambil keperjakaan suaminya. Apa mantan pertamanya juga? Chaeyoung?

"Jay, sebelum sama gue, lo udah pernah ngeseks sama siapa aja?"

Jay terdiam, pertanyaan ini sudah bisa ia prediksi akan ditanya oleh Sunghoon. Mengingat ia belum memberitahu secara jelas dengan siapa saja ia sudah melakukan hubungan seksual.

"Sama Chaeyoung."

Degup jantung Sunghoon terasa kencang begitu mendengar jawaban Jay, "dia doang?"

"Iya."

Lidah Sunghoon kelu, tidak tau harus berkata apa. Panggilan telepon masih tersambung, tapi keduanya sama-sama tidak bersuara sampai Jay memecah keheningan mereka.

"Sunghoon?"

Sunghoon berdehem menanggapi panggilan Jay.

"Lo tau gak seberapa bahagianya gue pas lo milih gue?"

"Eung?"

"Chaeyoung cerita gimana kehidupannya pas ngelepasin gue. Suaminya berhasil bikin dia bahagia. Gue iri sama suaminya, gue malah insecure karena gue belum bisa bahagiain lo karena keadaan, secara mental maupun finansial. Gue belum bisa."

"Jay ...."

Terdengar isakan dari seberang membuat Sunghoon yang mendengarnya khawatir.

"Gue kadang juga nangis sebentar kalau keinget lo."

Sunghoon mengubah panggilan telepon menjadi panggilan video. Jay segera menggeser tombol hijau di layar. Bisa dilihat Sunghoon memasang raut wajah khawatir padanya.

Mata Sunghoon yang mulai berair tak luput dari pandangan Jay, "jangan nangis, Hoon."

"Jay sedih, Sunghoon ikutan sedih."

Jay terkekeh sambil menghapus air mata yang sialnya masih saja terus ke luar. Rasanya sesak, ia masih punya hati membawa anak orang ke dalam kesengsaraan. Ingin ia putus rantai kemiskinan itu demi Sunghoon dan anak mereka.

Tapi, semua itu sulit. Jay dan Sunghoon sudah melakukannya semampu mereka. Jay bekerja, mencari nafkah, sedangkan Sunghoon di rumah menjalani masa kehamilan tanpa suami karena tidak bisa di sisinya setiap hari.

"Maaf, ya, Jay bikin Sunghoon sedih."

Sunghoon menggeleng, "Jay boleh nangis. Tapi, bagusnya kalau nangis pas ada Sunghoon. Biar Sunghoon bisa apus air mata Jay ...."

You make Me [jayhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang