7

354 40 15
                                    

Sunghoon sedang meminum susu ibu hamil yang dibuat oleh Jay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon sedang meminum susu ibu hamil yang dibuat oleh Jay. Jay sudah stok banyak buat istrinya di rumah. Rasa mualnya sudah berangsur menghilang. Tapi, tubuh Sunghoon masih terasa lemas.

Mendengar nada dering salah satu dari handphone mereka berbunyi, Jay dan Sunghoon menatap satu sama lain. Mereka jarang menyentuh benda pipih itu saat sedang menghabiskan waktu berdua.

Sunghoon berjalan ke arah kamar karena merasa handphone-nya lah yang berdering. Menatap layar yang menampilkan nama Ibu. Tentu saja ia mengangkatnya.

"Sudah Ibu transfer, gimana kandunganmu?"

"Terima kasih, Ibu. Sehat, tapi tadi pagi, Sunghoon mual lagi."

"Kok, bisa?"

"Sunghoon bangun jam sepuluh, terus belum makan."

"Jangan telat makan lagi."

"Iya, Ibu."

"Suami kamu mana?"

"Lagi masang gas, Ibu. Ibu gimana kabarnya?"

"Kabar Ibu baik, udah, ya. Ibu banyak kerjaan, jaga kesehatan kamu."

"Iya, Ibu juga."

Sambungan diputus oleh Ibu Sunghoon. Dari dulu--saat Sunghoon masih bekerja, Ibu Sunghoon masih sering memberi uang. Walaupun tidak banyak, tapi cukup digunakan untuk keadaan darurat--karena jarang dipakai.

Soal pernikahannya yang dadakan akibat nabung duluan, Sunghoon memilih untuk jujur. Ibu Sunghoon jelas marah karena anaknya tidak bisa menjaga diri dengan baik. Ditambah pendamping hidup Sunghoon belum tergolong mapan.

Jay sudah berbicara dengan Ibu Sunghoon, meminta restu. Ia yatim piatu dan anak tunggal, tidak punya tanggung jawab selain dirinya sendiri. Kedua orang tuanya tidak punya aset yang bisa diwariskan karena hidupnya emang pas-pasan. Tidak diberi tanggungan hutang aja udah syukur.

Sunghoon kembali menaruh handphone-nya di tempat semula. Ia berjalan ke luar, mengelilingi rumah. Walaupun cuaca terik, tapi suhunya tetap dingin.

Terdengar suara langkah kaki mendekat, Sunghoon berbalik mendapati Jay yang akan memeluknya. Tangan Jay melingkar di perut Sunghoon.

"Udah beres?" Sunghoon mengelus tangan Jay yang melingkar di perutnya.

"Udah."

"Bukannya istirahat di dalem."

"Gak ada lo."

"Yaudah, ayo masuk."

Sunghoon menggandeng Jay untuk masuk ke dalam rumah--lebih tepatnya di kamar agar mereka bisa berbaring tanpa merasakan dinginnya lantai. Jay berbaring disusul Sunghoon.

Jay memeluk Sunghoon, ceritanya mau cuddle seharian. Gak seharian penuh, sih. Soalnya Jay mau balik ke ibukota nanti sore. Sekarang baru pukul setengah dua belas. Masih ada waktu.

You make Me [jayhoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang