Chapter 8

102 14 3
                                    

"Andin, Andin, Andin... Wow." decak Ricky penuh kagum, sambil tertawa senang. "Aku begitu terkejut bertemu denganmu di sini." ucapnya lagi seraya melangkah lebih dekat ke tempat Andin berdiri.

Andin membusungkan dada, meski ketakutan di dalam dirinya menguasai. Dia memberi peringatan pada lelaki di depannya itu untuk tidak mendekat lebih jauh padanya.

"Kau bisa berbicara dari sana, Rick. Tak usah mendekat." kata Andin terlihat garang.

Ricky terkekeh, tapi tidak menghentikan langkahnya. Dia terus berjalan menghampiri Andin, nampak puas melihat wanita cantik memesona didepannya gemetar ketakutan.

Seringai di bibirnya itu mengirim tanda bahaya pada Andin.

Andin berusaha terlihat tidak takut maupun gentar, meski cengkeraman tangannya di teralis besi semakin menguat.

"Kau tahu, aku selalu mencarimu, Andinku. Tapi tidak pernah kutemukan kau, karena Surya yang terlalu ketat menjagamu." Ricky menyilangkan tangannya di dada. Memberitahu pada Andin kalau apa yang dikatakannya patut dia ketahui.

"Yah, karena Daddy tahu, kau sangat berbahaya untuk di dekati. Jadi jangan salahkan kalau daddy mengambil sikap tegas padamu."

"Tsk... Ndin, sudahlah, tak perlu kita bahas lagi. Aku sedang dekat dengan Elsa, bagaimana tanggapanmu?"

Alis Andin terangkat, tidak peduli dengan berita tersebut. Dia sudah bisa menduga dari jauh-jauh hari, bahwa Elsa akan melakukan itu. Dia tidak berharap Elsa senekat itu hanya untuk membuktikan padanya, kalau dia jauh lebih terkenal di kalangan lelaki-lelaki daripada dirinya.

Hanya karena ingin lebih dikenal dan menjadi rebutan saja, apa sih manfaatnya? Tsk! Andin sungguh tidak habis pikir dengan cara berpikir Elsa yang terlalu binal.

Tunggu sampai Sarah tahu, kalau putri yang dimanjanya tidak sebaik kelihatannya, sinis Andin di dalam hati.

Andin yang fokus dengan pikirannya, membelalakkan matanya saat tangan Ricky meraih pinggangnya.

"Ricky Alexander! jauhkan tanganmu dari tubuhku!"

Ricky menyeringai, lebih menarik tubuh Andin agar mendekat.

"Lepas, lepas tanganmu sialan! Atau aku akan berteriak. Dan ini bukan cuma lelucon Rick! Sean ada di sini, aku peringatkan kau!" ancam Andin, melotot marah.

"Tidurlah denganku, Ndin." bisiknya seduktif, yang mana membuat Andin semakin ketakutan dan berharap kalau Sean cepat-cepat datang mencarinya.

"Brengsek kau!"

Ricky hanya tertawa-tawa melihat tingkah Andin yang memberontak keras dalam rengkuhan paksanya.

"Kau bukan saja jelek tapi juga tuli ya."

Ricky yang sudah menangkup rahang Andin, ingin menciumnya, tidak jadi dilakukan saat suara lain menginterupsi kesenangannya.

Ada apa sih dengan malam ini? Bersenang-senang saja sulit sekali dilakukan! Umpat pria itu mulai muak dan tak sabar.

Andin yang disudutkan tubuh berat Ricky, membuatnya sulit bernapas tadi, langsung menghirup udara dengan sangat rakus saat pelukan itu tidak lagi mengerat.

Musimnya Cinta (Season's Of Love Series/SoL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang