20

5.1K 234 0
                                    

"putus" jawab Nathan dengan entengnya

"kok bisa?"

"bisa, dia yang minta" jawab Nathan lagi sambil mengembalikan botol cabe ke tempatnya semula

axel yang melihat nya, dengan pelan tangan nya terulur untuk meraih botol sambel yang di letakkan Nathan 'mumpung orang nya hayal' batin axel, tapi belum sempat ia meraih botol tersebut dari belakang tiba tiba seseorang menutup mata axel

sedangkan temannya yang satu memberikan kode agar Nathan dan bima diam tidak bersuara, "bangsat, siapa sih yang jail" maki axel yang kesal, dengan kasar langsung menepis tangan yang menutupi matanya

yang setelah ia berbalik ternyata dua curut, good friend nya ada di sini dengan seragam sekolah sma rajawali, "lha anjing kok kalian di sini?" tanya axel tak percaya

"karena kami pindah makanya di sini " jawab ken sambil duduk di samping bima, sejenak bima nampak terpesona dengan sosok ken yang terlihat manis di matanya, bibir yang tak terlalu tebal, mata bagus dan pipi yang tidak terlalu cabi dan gak tirus juga

"pindah? kok bisa?" bingung Axel

"gara gara anak babi noh, yang melempar bangku siapa yang di keluarkan dari sekolah siapa, anjing lha" kesal Ken

"di kelas kita banyak anak babi cog, jadi anak babi yang lu maksud yang mana anjing" tanya axel yang ingin meraih botol cabe kembali, tapi sayang botol tersebut sudah di pindahkan Nathan ke meja sebelah

"anak babi yang yang udah buat lu kecelakaan satu tahun lalu" jawab ray yang berdiri di samping axel

"ohhh kenapa sebelum keluar sekolah gak sekalian kalian pelintir in palak nya itu"

"kata siapa gak kami pelintir in, yang ada kami keroyok tuh anak terus dia kami gantung terbalik di atas pohon" ucap ray

"terus motor nya kami bongkar dan buang ke selokan rumah mak mamat, ngesot ngesot lah lu pulang nya" sambung ken

"anak pintar, coba aja gw tau kalian bongkar motor orang, pasti gw pintai in suku cadang nya, lagian punya gw udah mau rusak noh" ujar axel sambil bertepuk tangan

selagi mereka bertiasik ngomong ngomong in masalah di sekolah lama, bima dan Nathan hanya diam sambil sesekali melirik dengan tatapan penuh makna

'mereka teman axel?' tanya bima melalui ekspresi wajah nya

'iya' jawab Nathan dengan anggukan kepala

kembali ke obrolan 3 sekawan ini, yang mana obrolan mereka makin ke sini makin ngelantur saudara saudara, hingga Axel yang sedang makan pun, jadi hayal dengan obrolan mereka dan melupakan bubur nya

"btw kalian di kls mana?" tanya axel

"kalo gw sih tetap ips ya, tapi kalo ray....." jawab ken yang sengaja menunda ucapan nya

"beda dikit gak ngaruh coy, gw yang awalnya anak ips langsung berubah silkel jadi anak ipa, mana gw gak bisa pelajaran ipa lagi, nasip nasip" sambung Ray sambil menepuk jidatnya

"lha kok bisa?......"

"mana gw tau, tanya gurunya noh" saut ray

"luar binasa kawan ku satu ni"

"xel gw boleh nanya?" tanya ken

"ha elah cuman nanya doang, buruan nanya biasa nya juga gak izin dulu"

"tumben lu gk marah marah, biasanya juga langsung naik darah lu, tapi dari tadi gw liat in lu ngomong kok malah biasa aja" ujar ken heran karena apa yang ita tanya adalah sebuah fakta

"gak tau, lagi males dan gak mood mungkin " saut axel

lalu tak lama bel masuk pun berbunyi, menandakan jam istirahat telah berakhir semua siswa langsung berbondong bondong lari kesana kemari masuk ke kelas mereka masing masing, begitu juga dengan mereka berlima yang sedang berjalan di koridor sekolah tapi ken sadar kalo axel seperti berjalan pincang nampak sedikit bingung dan ingin bertanya tapi niat nya tersebut langsung di urungkan karena gak enak hati, pas di persimpangan jalan ken dan ray langsung memisahkan diri karena kls mereka beda arah

sedangkan ketiga nya melanjutkan jalan dan ketika sudah sampai di kelas masing-masing, Nathan melambaikan tangannya kepada axel sebagai bentuk penyemangat, tapi sayang niat Nathan malah di respon ketus sama kekasihnya sendiri 'alay' batin axel

bima yang sedari awal menjadi nyamuk, hanya bisa geleng-geleng kepala lantaran tingkat dua sepasang kekasih baru jadian ini nampak seperti malu malu kucing "gini amat punya sepupu" gumam bima pelan tapi masih bisa di dengar teman sebangku nya

"lu ngomong apa bim? barusan?" tanya teman sebangku bima

"gak ada lupakan aja" jawab bima yang di iyakan teman sebangkunya itu

pelajaran sosiologi pun berlangsung yang mana pelajaran tersebut sangat sangat di benci sama axel, karena ia akan di jadikan tumbal tanya jawab dari sang guru, apa lagi dia gak tau banyak mengenai sosiologi

"axel, Jelaskan pengertian Stratifikasi Sosial?"

'sudah ku duga pasti yang kena aku lagi aku lagi, padahal murid yang pintar di sini banyak anjir tapi kenapa malah aku yang di pilih bangsat' batin axel ngedumel

"axel cepat jawab pertanyaan ibu, jangan jangan kamu gak dengarin ya penjelasan ibu tadi ya?" desak sang guru

"......" axel hanya diam sambil membuka halaman buku untuk mencari jawaban yang tepat

"axel kamu dengar ibu kan? cepat kamu Jelaskan pengertian Stratifikasi Sosial?" ucap guru itu lagi, namun hal sama kembali terulang yang mana axel tetap diam

"axel ib-.."

"sabar anjing, kasih gw waktu buat cari jawaban nya bangsat, dah tau nih buku tebal nya auzubilah minzalik jadi cari jawaban yang ibu minta itu gak mudah" kesal axel sambil menghempaskan buku paketnya ke atas meja

"axel barusan kamu bilang apa? anjing......... bangsat........?, berdiri kamu di luar kelas sampai jam pelajaran ibu selesai" tegas sang guru sambil menunjuk ke arah luar kelas

"apes apes" gumam axel yang mulai melangkah pergi ke luar kelas

𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐝𝐢𝐚.......

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐎𝐕𝐄𝐑 𝐌𝐀𝐑𝐁𝐋𝐄𝐒 (𝐄𝐧𝐝) ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang