I'm Happy When I'm With You

0 0 0
                                    

Keesokan harinya, Ivony berangkat sekolah dengan semangat. Arlando berjanji saling bergantian memakai buku biologi untuk menyelesaikan tugas dan sebagai permintamaafan, Ivony mengiyakan. Kemarin Arlando sudah mencicil mengerjakan dengan bantuan buku biologi hasil meminjam perpustakaan. Hari ini Ivony yang akan memakainya, sesuai kesepakatan.

"Terima kasih," kata Ivony saat Arlando menyerahkan buku biologi itu sambil tersenyum di pagi hari.

Bel belum berdering, jadi Niki bisa bergerombol dengan Mia dan Ivony bergabung duduk di meja tersebut. Mia dan Niki menatapnya curiga. Mata keduanya memicing melihat Ivony tersenyum sambil memasukkan buku biologi ke dalam tas.

"Aneh. Kalian kemarin ribut sekarang kok akur banget," komentar Mia heran.

"Pake senyum-senyum segala lagi, kayak orang lagi jatuh cinta," timpal Niki.

Ivony terkekeh. "Ya, kita sudah berdamai dan dia mau meminjamkan buku ini."

"Kata Mia, kalian berantem di perpustakaan," cecar Niki.

Ivony mengibaskan tangan. "Itu sudah lewat. Yang berlalu biarlah berlalu. Sekarang, aku bisa dapat buku ini dengan bergantian memakainya bersama Arlando."

Mia mengerutkan kening. "Kok bisa? Kalian kemarin ribut dari perpustakaan sampai kelas, sekarang kok bisa beda seratus delapan puluh derajat?"

Beruntung bel tanda masuk berdering, Ivony tersenyum karena merasa bebas tanpa perlu menjawab pertanyaan dari dua sahabat karibnya. Namun Niki yang akan berpisah kelas memicingkan mata dan bersama Mia kompak memerhatikan Ivony.

"Pokoknya istirahat wajib cerita!" perintah Niki.

"Ya, kalian kenapa sih?" timpal Mia.

"Nggak janji."

Jawaban Ivony sukses memicu Niki memanyunkan bibir dan berpamitan pergi bertepatan dengan guru masuk kelas. Ivony merasa suasana hatinya sedang baik sehingga dua pelajaran terlewati dengan mudah menyerap ke otak. Mia berbisik dirinya kerasukan hantu rajin belajar sehingga berhasil konsentrasi belajar selama empat jam hingga jelang jam istirahat.

Sesuai dugaan Ivony, Niki dan Mia langsung mengempit tangannya dalam perjalanan menuju kantin. Kedua temannya memburu dan penasaran. Awalnya bermusuhan mendadak akur.

"Ucapan kalian benar, Arlando yang menulis mahakarya di koran itu." Ivony memberitahu kedua temannya sesaat mereka duduk dengan pesanan somay di meja masing-masing.

Niki dan Mia bertepuk tangan kecil. "Idola kita emang sekeren itu."

Ivony tergelak. Matanya menggembara mencari kehadiran Arlando di kerumuman siswa di kantin. Ternyata cowok itu sedang mengobrol dengan segerombolan cewek. Hingga perlahan gerombolan itu bubar dan menyisakan satu cewek yang masih asik mengobrol dengan Arlando sambil tertawa.

"Itu siapa?" tanya Ivony sambil mencolek Niki.

Niki dan Mia berpaling ke arah mata Ivony mengamati.

"Oh, itu kan cewek yang deketin Arlando belakangan ini. Aku sering lihat mereka mengobrol kalau di kantin. Pasti kamu nggak tahu ya, Vony? Iyalah, kamu kan kesel mulu bawannya sama dia, gimana mau tahu ada yang lagi deket atau engga sama Arlando," ejek Niki.

"Tapi sekarang udah nggak saling kesel, mereka tampak saling jatuh cinta," koreksi Mia.

Niki berpura-pura menepuk keningnya. "Oh, iya benar juga!"

Mata Ivony masih mengamati Arlando bersama cewek tersebut. Setelah obrolan selesai, Arlando berbalik badan menuju kedai bakso. Saat berbalik itu, tatapan mata mereka berdua berserobok. Ivony buru-buru mengalihkan pandangan dan berpura-pura mengaduk somaynya yang belum juga dimakan ketika teman-temannya sudah menyendok somay dengan lahap.

If I Knew ThenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang