Memanjakan

448 50 8
                                    

Baru saja pintu terbuka, Aralie telah menyetel rekaman suara yang berisi desahan Delynn dari kamar mandi.

Mata Delynn terbuka melebar kemudian ingin merebut handphone Aralie.

Dengan cepat Aralie mengamankan handphonenya.

"KAAAKK!! APASIH!" seru Delynn yang masih mencoba merebut handphone itu

"Aku bilangin ke mamah, ga peduli!"

Aralie langsung berlari ke kamar kemudian menguncinya.

Delynn kembali ke Lily sambil menangis, kali ini ia menangis karena sedih.

Lily mengelus kepala Delynn, mencoba menenangkannya.

Sedari tadi Lily merasa tidak enak dan benar saja ternyata Aralie tadi pagi merekam suara Delynn saat di kamar mandi.

Mereka berdua duduk kemudian Aralie datang lagi, ia mengajak Lily ke kamarnya.

Delynn melarang Lily bahkan duduk di pangkuan Lily sambil memeluknya agar Aralie tidak mengambil seorang yang sangat ia cintai darinya.

"Hitungan ke lima kalo Lily masih belum di kamar aku, aku bakalan kirim rekaman suara tadi ke mamah." Aralie mengancam mereka berdua karena ia telah jenuh

Aralie mulai menghitung, dari satu sampai lima dirinya melihat Delynn seperti menyepelekan.

Pelukan erat dari Delynn sama sekali tidak membiarkan Lily bergerak.

"Kenapa sih harus dikamar? disini kan bisa!" seru Delynn

"Kalo ada kamu nanti jawabnya banyak alesan!"

"Aku bolehin Lily ke kamar kakak, tapi jangan usir Lily dari sini."

Delynn melepas rangkulannya kemudian berdiri dengan perasaan kesal pada kakaknya.

Tangan Lily langsung di tarik secara keras kian menggunakan emosi.

Ia yakin tarikan itu di balut amarah yang berluap-luap, untungnya itu tangan kiri yang tidak memiliki cedera.

"Braakkk!"

Aralie menutup pintu kamar dengan keras. Ia mendorong kedua bahu Lily hingga mendarat di lantai.

"Ahh.."

"MAKSUD LO APAAN?!?" tegas Aralie

"Maaf kak.. maaf udah bikin kakak kecewa!"

"Enteng banget lo bilang maaf? Hah! Delynn itu masih sekolah gobloook!"

Aralie memegang kepala Lily lalu mendongakkan kepalanya untuk saling melihat karena Lily terus menunduk.

"Otak di pake!!" seru Aralie sembari menunjuk kepala Lily

"Iya.. mmhh, kepalaku sakit.."

Karena kesal Aralie menjambak rambut Lily, menyuruhnya berdiri.

"Aahh.. sakiit.." Ia kesakitan seringai mengikuti arah jambakan Aralie

"LO KIRA DELYNN GA SAKIT PAS LO EWE? MIKIR DONG.. MIKIIR!!"

Lily, Delynn, Nachia, Nala sekarang berada di soto sampah Jogjakarta.

Mereka berempat berangkat lebih dari jam yang telah di jadwalkan di sebabkan oleh Lily yang baru keluar dari kamar Aralie pukul 18.30.

"Tadi kok lama ngapain?" tanya Nachia

"Ta-." Lily memutus perkataan Delynn karena takut tidak bisa membuat alasan yang bagus

"Tadi aku main game, tau tau udah jam setengah tujuh." ucap Lily "Harusnya berangkat jam enam tadi ya.. maaf deh."

Seorang yang sangat aku cintai [LILYNN] (Lily Delynn) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang