Labil

282 33 9
                                    

Gracia memeluk Delynn bertepatan dengan datangnya Lily.

Sebenarnya Lily membawa Ribka dan Fritzy tapi ia menyuruh mereka menunggu di depan agar dirinya meminta izin ke Gracia terlebih dahulu.

"Suruh masuk aja gapapa, emang tante yang nyuruh mereka kesini kok." ucap Gracia

Tentu ini akan membuat Lily merasa malu karena dirinya belum siap untuk seseorang mengetahui jika Delynn hamil karenanya.

Lily tetap melaksanakan perintah itu walaupun sedikit terpaksa.

Setelah membiarkan mereka untuk masuk, Fritzy mengenalkan diri dulu kepada Delynn sambil mencoba menenangkannya karena memang Fritzy memiliki hati yang lembut.

"Kamu nangis kenapa? nangis terus itu ngga baik loh.." tanya Fritzy

Delynn ingin menjawab jika dirinya ingin berterimakasih kepada sang ayah karena telah membuat jam yang melemparkannya ke masa lalu, tapi itu tidak mungkin ia ucapkan.

"Delynn barusan itu tante ceritain tentang ayahnya dikit, tapi dia kayaknya kangen... jadi nangis kaya gini." saut Gracia sebab Delynn tak berani menjawab

Fritzy langsung paham lalu mengatakan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, mungkin hari ini kita masih bisa bersenang-senang tapi besok masih belum tentu, bersyukur adalah cara terbaik untuk berterimakasih.

Mungkin ucapan Fritzy berbeda dengan yang sedang di alami Delynn, tapi secara tidak langsung itu mengingatkannya pada hari dimana Lily melakukan bunuh diri.

"BRUUKK"

Tiba-tiba Delynn berada di tempat yang berbeda dengan waktu yang berbeda pula.

Delynn melihat sekeliling ruangan yang ia pijak tampak sangat asing.

Di pikiran Delynn hanya bertanya tentang kemana perginya orang orang yang berada di ruang tunggu ICU.

"Ooeee... Oeeee.." tangisan bayi itu bergema di seluruh rumah yang sunyi, menyebabkan Delynn merasa panik

Ia mencari suara tangisan itu berasal, kemudian berakhir di kamar yang tampak rapih, bersih, dan terpajang foto Delynn yang sedang menggendong bayi.

Seketika itu Delynn mengecek perutnya, ternyata waktu ini adalah 2 bulan pasca Delynn melahirkan karena perutnya sudah mengempis dan beberapa sisa sisa stretch mark.

Delynn langsung menyusui bayi yang ia anggap anaknya itu, dan sama sekali tidak melihat Lily.

Di rumah ini nihil adanya foto Lily, sambil menyusui anaknya, Delynn berkeliling mengecek kamar demi kamar yang ada.

"Lily!!" teriak Delynn

Kemudian datang neneknya, sang nenek berkata "Bukannya kalian cerai empat bulan lalu?" sambil mengelus pipi bayi yang di gendong Delynn.

"Lho? cerai? kok bisa nek, aku ga tau.."

Neneknya tersenyum simpul lalu mengajak cucunya duduk di sofa, ia bercerita jika Delynn sendiri lah yang menginginkan perceraian walaupun tidak ada unsur pernikahan.

Setelah kesembuhan Aralie, Lily mengajak Delynn untuk tinggal berdua saja dan tentu Delynn menyetujui hal itu.

Keseharian Lily mendapatkan uang begitu mudah, hanya dengan jasa main bareng yang di patok harga 50 ribu per-match.

Jika Lily bermain 15 match perharinya dan berkisar 2-3 orang yang menggunakan jasa main bareng maka Lily sudah mendapatkan Rp2.250.000,00.

Dan apabila sedang tanggal gajian dan yang menggunakan jasa main bareng full satu team yaitu 4 orang dengan Lily sebagai core atau penggendong tim maka Rp3.000.000,00. perhari.

Delynn merasa tidak senang dengan hal itu, Lily terlaku banyak menghabiskan waktu untuk bermain game sedangkan ia sedang hamil.

Berkali-kali Lily membujuk Delynn tapi Delynn sendiri telah merasa muak dengan sikap Lily.

Uang itu tidak membuat Delynn merasa senang, ia bersusah payah mengulang hidupnya agar bisa bersama Lily untuk selamanya tetapi Lily malah mementingkan untuk bermain game.

Sampai akhirnya Delynn memutus hubungan mereka berdua saat masih mengandung bayi yang sudah 7 bulan.

Lily sangat merasa bersalah kemudian depresi dan akhirnya bunuh diri tanpa sepengetahuan siapapun.

"HEH!" seru Ribka

Untungnya itu tadi hanya pikiran Delynn yang merujuk ke butterfly effect. (read : yang gatau cari di gugel, kalo di jelasin bakal panjang dan rumit.)

"Kamu kenapa bengong?" tanya Fritzy

Delynn menggelengkan kepalanya lalu menatap sang ibu kemudian mengkode jika ia ingin segera sarapan

Gracia mengambil bungkusan makanan yang di bawa Lily, kemudian melihat jika makanan di dalamnya sangat tidak direkomendasikan untuk ibu hamil yaitu jeroan dan daging sapi berlemak.

"Kamu turun kebawah lagi, beli daging yang tanpa lemak ya. Nanti uangnya tante ganti." suruh Gracia ke Lily

"Gapapa mah, jangan ngerepotin orang ih..." ucap Delynn

"Apa, ngerepotin?? Lily itu siapa kamu, kalo Lily kerepotan mending gausah nikah sama kamu."

"Mamah kan orang tua aku, kalo aku suruh naik turun tangga emangnya mama mau?!" seru Delynn

Lily menyela perdebatan antara ibu dan anak itu, ia mengatakan jika akan turun kebawah untuk membeli makanan lagi untuk Delynn, agar keselamatan sang kekasih dan buah hati di dalam kandungannya terjamin.

Lalu Gracia mempersilahkan Ribka dan Fritzy makan, alasan utamanya ia mengajak Ribka yakni untuk menemani Delynn.

Fritzy hanya sekadar di ajak Ribka tanpa tahu siapa Delynn.

Selama beberapa hari ke depan Ribka dan Fritzy akan menjaga Delynn, karena mungkin di fase ini Delynn membutuhkan adanya seorang teman.

Gracia yang akan mengurus surat izin mereka berdua.

"Kenapa bukan mamah yang nemenin aku? kenapa harus ngerepotin Ribka sama temennya." tanya Delynn

"Ribka sama Fritzy bakalan jadi temen kamu disini, mama ya orang tua.. bukan temen." jawab Gracia

Saat ini Gracia ingin tahu seperti apa didikan yang di alami Delynn sehingga membuat moodnya terus berganti, tapi mungkinkah karena Delynn masih sangat labil.

Kelabilan disebabkan karena adanya perubahan hormon, kurang tidur, pola makan yang buruk, gangguan mental, stres, kondisi medis tertentu, kurangnya dukungan sosial. Apakah semua itu sedang di alami Delyn  sekarang.

"Kamu kalo jauh dari mama jangan seenaknya sendiri, jaga diri kamu... kakak itu mesti cerita ke mama kalo kamu susah di bilangin." ucap Gracia

Delynn merenungi perkataan ibunya lalu merasa bersalah lagi.

Perempuan labil seperti Delynn tidak seharusnya untuk melangsungkan perkawinan, apa lagi sampai berkeluarga dan mempunyai anak.

Ribka sebenarnya menyayangkan Delynn yang tidak bisa meraih impiannya, padahal dengan visual yang cantik seperti Delynn dapat dengan mudah masuk ke idol grup manapun.

Ia curiga jika Lily hanya memanfaatkan kecantikan Delynn tanpa memandang sikap dan sifatnya.

Ribka mengatakan pada Gracia kecurigaannya, kemudian menyarankan untuk mengetes kesabaran Lily, dengan kata lain Delynn selama beberapa hari kedepan akan lebih sering menyuruh dan marah.

Ide itu bagus dan di setujui, namun Delynn menolak dan mengatakan jika Lily benar benar setia.

"Aku yakin kok sama Lily, aku percaya dia bakalan setia. Kalo aku cuma modal cantik berarti banyak cowok yang mau sama aku, tapi selama ini ngga ada cowok yang mau ngedeketin aku." selain Ares. ucap Delynn

=TBC=

uda liat jedag jedugnya belum? bagus kan...

see u!

Seorang yang sangat aku cintai [LILYNN] (Lily Delynn) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang